Mohon tunggu...
aditya bahita
aditya bahita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya Mahasiswa Universitas Airlangga Prodi Kimia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lawan Tak Terlihat, Limbah Cair Industri

6 Januari 2025   21:41 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:41 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Limbah menjadi salah satu permasalahan yang berkepanjangan dan cukup sulit untuk diatasi larena akan terus ada mengikuti perkembangan kehidupan manusia. Tanpa disadari, manusia akan menghasilkan limbah dari berbagai kegiatan sehari-hari yang telah dilakukan. Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2020 menunjukan limbah yang saat ini paling banyak dihasilkan oleh manusia adalah limbah domestik. Salah satu jenis limbah domestk yang cukup berbahaya bagi lingkungan adalah limbah cair domestik.

Limbah cair domestik merupakan sisa buangan berbentuk cairan yang berasal dari berbagai kegiatan ataupun kebutuhan sehari-hari manusia. Contoh dari bentuk limbah cair domestik pun sangat beragam, mulai dari air mencuci peralatan dapur, air bekas mencuci pakaian, hingga air bekas mandi. Berbagai sisa buangan tersebut mengandung bahan-bahan atau zat kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia serta menggangu kelestarian lingkungan disekitarnya.

Kandungan zat kimia yang ada pada limbah cair domestik dapat mempengaruhi tingkat keasaman tanah atau pH tanah. Apabila tingkat keasaman tanah berubah, maka kesuburan tanah juga bisa berubah. Hal ini dapat terjadi karena pH tanah yang ekstrem dapat menghambat aktivitas mikroba tanah, kemudian setelah itu kualitas kesuburan tanahnya menjadi terpengaruh. Apabila tanah kurang subur, maka akan menyulitkan petani dalam menanam tanaman.

Ketidaktahuan masyarakat Indonesia tentang limbah cair domestik semakin memperparah dampak buruk yang ditimbulkan oleh limbah tersebut. Masyarakat Indonesia sering kali membuang limbah cair domestik di tempat yang bukan semestinya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sungai yang tercemar akibat terkontaminasi limbah cair domestik. Jika hal ini terus terjadi, maka dapat merusak ekosistem lingkungan disekitarnya.

Sungai yang tercemari limbah cair domestik dapat terjadi karena banyaknya paparan zat kimia yang bisa mengurangi kadar oksigen dalam air. Sehingga mempengaruhi kualitas air pada sungai tersebut. Jika dibiarkan terus-menerus, lama-kelamaan akan merusak ekosistem yang ada di dalam air. Ikan yang seharusnya menjadi sumber makanan manusia disekitarnya perlahan akan mati. Pada akhirnya, akan mengacaukan kondisi lingkungan sekitar secara perlahan.

Limbah cair domestik akan menjadi bahaya jika berhasil merusak lingungan disekitarnya. Apabila kulit kita terkena air yang terkontaminasi limbah cair domestik, maka kita akan sering merasa gatal-gatal atau mungkin lebih parahnya kita bisa terkena iritasi kulit. Limbah cair domestik yang tidak terkelola dengan baik dapat memunculkan bakteri Escherichia Coli. Bakteri ini dapat menyebabkan banyak penyakit bagi manusia, seperti diare dan tifus.

Limbah cair domestik memang sulit untuk dihilangkan, mengingat kebutuhan rumah tangga semakin banyak tiap waktunya. Namun kita bisa sedikit mengurangi jumlah limbah cair domestik di lingkungan sekitar. Bisa dengan mengurangi penggunaan minyak goreng yang terlalu berlebihan atau mengolah kembali minyak jelantah menjadi biodiesel yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar. Kunci dalam mengurangi limbah cair domestik adalah dengan merubah kebiasaan boros kita menjadi hemat dan mengolah terlebih dahulu limbah yang kita punya sebelum dibuang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun