Mohon tunggu...
Aditya Wisnu Wardhana
Aditya Wisnu Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia yang ingin memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Amakudari, Praktik Pengalihan Kekuasaan dalam Sistem Birokrasi Jepang

7 Oktober 2024   07:14 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:14 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ac-illust.com/main/detail.php?id=22221126&word=%E5%A4%A9%E4%B8%8B%E3%82%8A

Nama: Aditya Wisnu Wardhana

Prodi: Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Jepang adalah negara yang memiliki sejarah dan budaya yang kaya, dipengaruhi oleh nilai-nilai tradisional yang terus dipertahankan meskipun dunia modern semakin mendominasi. Nilai-nilai ini, meskipun tampak usang dalam perkembangan zaman, justru memberikan fondasi yang kuat dalam memahami kompleksitas struktur sosial dan budaya Jepang kontemporer. Di antara konsep-konsep tradisional yang bertahan hingga era modern, amakudari yang menempati peran penting dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Artikel ini membahas konsep Amakudari dan dampaknya terhadap masyarakat Jepang, serta apakah praktik ini masih digunakan di era modern.

Apa itu Amakudari?

Amakudari, yang secara harfiah berarti “turun dari surga,”Amakudari berasal dari istilah bahasa Jepang “ama” atau “ ten”, yang berarti “surga”, dan “kudari” atau “kudaru”, yang berarti “turun” atau “menurunkan”. Kanjinya bisa di tulis seperti ini (天下り) merupakan fenomena sosial dan birokrasi di mana mantan pejabat tinggi pemerintahan mengambil posisi penting di sektor swasta. Praktik ini mencerminkan hubungan erat antara birokrasi dan bisnis di Jepang, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pemerintahan pasca-Perang Dunia II. 

Dalam bidang politik dan pemerintahan, frasa ini menggambarkan kebiasaan pejabat pemerintah senior atau birokrat yang meninggalkan jabatan mereka untuk menduduki posisi tingkat tinggi di perusahaan swasta atau semi-swasta, seringkali di bidang yang terkait erat dengan pekerjaan regulasi atau pemerintahan sebelumnya. 

Praktik ini, yang berasal dari sistem politik dan administrasi Jepang, dianggap sebagai sarana bagi para mantan pejabat untuk memanfaatkan jaringan, pengetahuan orang dalam, dan pengaruh mereka di posisi perusahaan yang baru. Karena para mantan birokrat ini mungkin pernah mengawasi atau mengatur sektor-sektor yang sama persis dengan sektor yang mereka masuki. Amakudari dikecam karena kemungkinan menimbulkan konflik kepentingan dan menumbuhkan kecurigaan terhadap kolaborasi pemerintah-sektor swasta. Namun, para pendukungnya berpendapat bahwa sistem ini memastikan bahwa dunia usaha memperoleh manfaat dari pengetahuan dan pengalaman para pejabat yang berpengalaman dengan menjaga hubungan antara administrasi publik dan sektor korporasi. 

Latar Belakang Sejarah Amakudari

Amakudari sudah ada sejak dibawah pemerintahan Meiji, amakudari berevolusi sebagai cara bagi para samurai yang merupakan ronin atau pengangguran untuk mendapatkan pekerjaan, dan mereka berinisiatif untuk mendirikan perusahaan komersial dan industri. Amakudari didirikan pada pasca-perang dunia II, khususnya di Jepang selama masa pertumbuhan ekonomi yang cepat dari tahun 1950-an hingga 1980-an. Karena hubungan dekat pemerintah dengan bisnis-bisnis besar, terutama di sektor perbankan, bangunan, dan manufaktur, para mantan pejabat sangat diminati untuk mendapatkan kontak dan keahlian regulasi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun