MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI RAGAM BAHASA DALAM PEMBELAJARAN
Disusun Oleh: Adinda Putri Sopiah,Masnem
Pada era digital yang terus berkembang, proses pembelajaran mengalami transformasi signifikan. Akbar Iskandar (2023) mengemukakan bahwa pembelajaran kreatif dan inovatif menjadi sebuah keharusan di era digital. Teknologi bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan menjadi medium utama dalam pembelajaran. Hal ini memicu pendidik untuk menciptakan pendekatan-pendekatan baru yang relevan dengan kebutuhan generasi masa kini. Pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital memberikan peluang untuk mengeksplorasi metode kreatif, seperti penggunaan media interaktif dan simulasi berbasis komputer.
Dalam konteks perkembangan bahasa, Budiman (2024) menunjukkan bahwa ragam bahasa memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan kognitif anak. Era Revolusi Industri 4.0 memperlihatkan bahwa penggunaan bahasa yang bervariasi, baik secara formal maupun informal, membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran bahasa memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi berbagai ragam bahasa melalui media sosial, video edukasi, dan aplikasi pembelajaran bahasa. Hal ini menuntut pendidik untuk tidak hanya mengajarkan bahasa secara tradisional tetapi juga memanfaatkan teknologi untuk memperkaya pengalaman belajar anak.
Sebagai salah satu metode yang inovatif, Cikitha (2024) mengkaji bagaimana penggunaan media audio-visual dapat membantu pengembangan kreativitas berbahasa dalam pembelajaran menulis cerita rakyat. Media ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya tetapi juga mendorong siswa untuk lebih aktif berpartisipasi. Media audio-visual memungkinkan siswa mengembangkan imajinasi mereka, yang kemudian dituangkan ke dalam karya tulis. Pembelajaran semacam ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi katalis dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa sekaligus mempertahankan nilai-nilai budaya melalui cerita rakyat.
Potensi kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran juga tidak dapat diabaikan. Hindra Kurniawan (2024) menyoroti bagaimana AI dapat meningkatkan kreativitas dan literasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. AI, dengan kemampuan analisis data yang canggih, dapat digunakan untuk memberikan umpan balik yang personal kepada siswa. Misalnya, aplikasi pembelajaran bahasa berbasis AI mampu menganalisis kelemahan siswa dalam tata bahasa atau kosakata dan memberikan saran perbaikan secara instan. Dengan bantuan AI, pembelajaran menjadi lebih adaptif dan disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa, sehingga meningkatkan efektivitas proses belajar.
Namun, selain manfaat teknologi, penanaman karakter juga menjadi perhatian penting dalam pembelajaran bahasa. Mahsusi (2021) menekankan bahwa ragam bahasa dapat digunakan sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, penggunaan bahasa yang santun, logis, dan empatik dapat membantu siswa memahami pentingnya etika berkomunikasi. Selain itu, aktivitas seperti diskusi kelompok atau presentasi juga memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan karakter kerja sama, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap pendapat orang lain.
Penelitian oleh Sahla Annisa (2023) di Pondok Darul Kholidin Bogor menunjukkan bahwa penggunaan ragam bahasa yang beragam dalam pembelajaran bahasa Indonesia mampu menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis. Santri didorong untuk menggunakan bahasa formal dalam konteks tertentu, tetapi juga diajarkan untuk memahami bahasa informal yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya keterampilan berbahasa santri tetapi juga membantu mereka menyesuaikan diri dengan berbagai situasi komunikasi di luar lingkungan pesantren.
Dalam pembelajaran menulis, kreativitas menjadi salah satu aspek yang krusial. Penggunaan teknologi seperti audio-visual, sebagaimana diungkapkan oleh Cikitha (2024), menunjukkan bahwa media interaktif dapat mendorong siswa untuk berpikir out-of-the-box. Selain itu, dengan teknologi, siswa dapat mempelajari berbagai gaya penulisan dan mengadaptasinya sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini membantu siswa mengembangkan identitas mereka sebagai penulis muda yang kreatif.
Keterlibatan AI dalam pembelajaran juga membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut. Hindra Kurniawan (2024) menyatakan bahwa integrasi AI dalam pembelajaran bahasa tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal. Dengan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat memahami preferensi dan gaya belajar siswa, sehingga memberikan materi yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka. Teknologi ini juga memungkinkan pembelajaran berlangsung secara fleksibel, kapan saja dan di mana saja.
Di sisi lain, pembelajaran bahasa juga harus mempertimbangkan aspek budaya dan nilai-nilai lokal. Penelitian Mahsusi (2021) menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa yang dikombinasikan dengan penanaman karakter membantu siswa memahami pentingnya komunikasi yang bermartabat. Dalam era globalisasi, kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik menjadi modal utama bagi siswa untuk bersaing secara global tanpa kehilangan identitas lokal mereka.
Pendekatan berbasis teknologi juga memberikan tantangan baru bagi pendidik. Budiman (2024) menyebutkan bahwa peran guru semakin bergeser dari sekadar pemberi materi menjadi fasilitator yang membantu siswa mengeksplorasi potensi mereka. Dalam hal ini, guru harus memiliki keterampilan digital yang memadai untuk memanfaatkan berbagai platform pembelajaran online. Selain itu, guru juga harus mampu memotivasi siswa untuk tetap terlibat aktif dalam pembelajaran, meskipun dilakukan secara daring.
Pentingnya kreativitas dalam pembelajaran juga tercermin dalam upaya mempertahankan relevansi cerita rakyat dalam pendidikan modern. Sebagaimana dicatat oleh Cikitha (2024), cerita rakyat bukan hanya warisan budaya tetapi juga alat yang efektif untuk mengembangkan kemampuan naratif siswa. Dengan media audio-visual, cerita rakyat dapat dikemas ulang secara menarik, sehingga relevan dengan generasi muda yang akrab dengan teknologi digital.
Sebagai kesimpulan, era digital memberikan peluang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa melalui berbagai inovasi teknologi. Dari penggunaan media audio-visual hingga integrasi AI, teknologi telah membuktikan potensinya dalam meningkatkan kreativitas, literasi, dan pemahaman siswa terhadap bahasa. Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi harus digunakan secara bijak, dengan tetap mengutamakan nilai-nilai budaya dan karakter. Dengan demikian, pembelajaran bahasa tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan keterampilan komunikasi tetapi juga membentuk generasi yang kreatif, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Iskandar, H. A. (2023). Pembelajaran Kreatif dan Inovatif di Era Digital. MAKASSAR: CENDIKIAWAN INOVASI DIGITAL INDONESIA.
Budiman, A. P. (2024). Pengaruh Perkembangan Ragam Bahasa terhadap Perkembangan Kognitif Anak di Era 4.0. El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Cikitha D, F. M. (2024). Pengembangan Kreativitas Berbahasa dalam Pembelajaran Menulis Cerita Rakyat dengan Menggunakan Media Audio Visual . ALINEA: JURNAL BAHASA SASTRA DAN PENGAJARAN.
Hindra Kurniawan, A. S. (2024). Potensi AI dalam Meningkatkan Kreativitas dan Literasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. JURNAL AHLI MUDA INDONESIA.
Mahsusi, N. A. (2021). PENANAMAN KARAKTER SISWA MELALUI RAGAM BAHASA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan KeagamaaN.
Sahla Annisa, A. P. (2023). Ragam Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Pondok Darul Kholidin Bogor . JURNAL ANUFA.
BIODATA PENULIS
ADINDA PUTRI SOPIAH lahir di kabupaten Bekasi pada tanggal 29 juni 2006 anak pertama dari 3 bersaudara. Adinda mengenyam pendidikan sekolah dasar di SDN Nagasari 01, sekolah menengah pertama di SMPN 2 Serang Baru dan sekolah menengah atas di SMAN 1 Bojongmangu. Sesuai dengan cita-citanya yang ingin menjadi orang yang berguna di Masyarakat sehingga Adinda memutuskan untuk menjadi seorang guru, dan melanjutkan studi di Universitas Pelita Bangsa pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2024. Motto hidup yang ia miliki “ Mengalirlah seperti air walau kadang keruh tetapi, percayalah suatu saat pasti akan jernih”
Masnem, lahir di Bekasi pada tanggal 10 Januari 2005, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Asdi dan ibu konyi . penulis berkembangsaan Indonesia dan beragam Islam. Kini penulis bertempat tinggal di kp.galang KUD RT.05 RW.03. Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Provinsi Jawa Barat. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar SDN Sukamukti pada tahun 2018,SMP di Mts jami'atul Huda pada tahun 2021, SMA di SMAN 1 Bojongmangu pada tahun 2024. Setelah itu penulis melanjutkan sekolah ke jenjang tinggi di universitas pelita Bangsa Cikarang Selatan pada program studi pendidikan guru sekolah dasar. Motto hidup yang saya miliki yaitu " hidup adalah seni, jadilah seniman yang menciptakan keindahan dalam setiap langkah".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H