Mohon tunggu...
Aditya Ariwidodo2308
Aditya Ariwidodo2308 Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Admin

Saya orang yang disiplin dan bertanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan Deflasi terhadap Perekonomian Indonesia

21 Oktober 2024   16:52 Diperbarui: 21 Oktober 2024   16:54 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.merdeka.com/

Perekonomian Indonesia kini berada dalam fase yang menarik sekaligus penuh tantangan, seiring dengan percepatan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan fenomena deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Kedua dinamika ini memunculkan efek ekonomi yang berbeda: pembangunan IKN diharapkan dapat mendorong investasi dan pemerataan ekonomi, sementara deflasi menimbulkan kekhawatiran akan melambatnya aktivitas ekonomi. Artikel ini akan membahas dampak keduanya secara lebih mendalam dan bagaimana Indonesia bisa menavigasi situasi ini.  

Peluang Ekonomi dari Pembangunan IKN Nusantara

Pemerintah telah mempercepat pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur dengan harapan menciptakan pusat pemerintahan baru sekaligus merangsang pembangunan di luar Pulau Jawa. Proyek ambisius ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi beban Jakarta tetapi juga mendorong investasi, membuka lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi regional.  
Pembangunan infrastruktur skala besar, seperti jalan, jembatan, dan perumahan, akan menarik investasi sektor swasta dan membuka banyak peluang kerja, terutama di sektor konstruksi dan jasa pendukung. Selain itu, IKN diharapkan dapat mendorong pemerataan pembangunan yang selama ini cenderung terpusat di Jawa, serta memperkuat konektivitas dan perdagangan antarwilayah. Keberhasilan proyek ini juga berpotensi menciptakan pusat ekonomi baru berbasis keberlanjutan dan teknologi, meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi global.  

Tantangan dalam Pembangunan IKN

Namun, terdapat pula tantangan yang harus dihadapi. Pembangunan IKN berisiko mengalami pembengkakan anggaran dan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Selain itu, pemerintah harus memastikan proyek ini berjalan sesuai jadwal agar manfaat ekonominya segera dirasakan dan kepercayaan publik serta investor tetap terjaga.  

Fenomena Deflasi dan Dampaknya terhadap Perekonomian

Di sisi lain, fenomena deflasi yang dialami Indonesia dalam beberapa bulan terakhir menambah kompleksitas situasi ekonomi. Deflasi, atau penurunan harga-harga barang dan jasa secara umum, dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti penurunan permintaan konsumen, melandainya harga pangan, atau intervensi kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga.  
Deflasi sering kali menjadi sinyal melemahnya permintaan domestik. Ini mencerminkan turunnya daya beli masyarakat dan melemahnya konsumsi, yang merupakan komponen utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika tidak segera diatasi, situasi ini dapat memperlambat pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Penurunan harga juga berpotensi membuat konsumen dan pelaku usaha menunda pembelian atau investasi dengan harapan harga akan terus turun, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada aktivitas bisnis dan produksi.  
Meskipun turunnya harga pangan bisa menguntungkan konsumen, hal ini dapat merugikan petani dan produsen jika harga terlalu rendah, yang akhirnya bisa memengaruhi sektor pertanian dalam jangka panjang.  

Langkah Strategis untuk Menghadapi Tantangan Ekonomi  

Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah perlu mengambil langkah strategis agar manfaat pembangunan IKN dapat dioptimalkan dan dampak negatif deflasi diminimalkan. Mempercepat realisasi proyek IKN sangat penting agar proyek ini berjalan tepat waktu dan sesuai anggaran. Koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan investor swasta menjadi kunci agar target pembangunan tercapai.  
Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif juga diperlukan untuk memacu permintaan dan konsumsi. Pemerintah dapat memberikan insentif pajak atau subsidi bagi sektor tertentu serta meluncurkan program bantuan langsung tunai (BLT) guna menjaga daya beli masyarakat.  
Pemerintah dan Bank Indonesia juga harus memastikan stabilitas harga agar deflasi tidak berlarut-larut. Stabilitas harga pangan dan energi harus dijaga agar perekonomian tetap dinamis tanpa menekan produsen. Sinergi kebijakan antara pemerintah, Bank Indonesia, dan sektor swasta sangat penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan.  

Kesimpulan: Sinergi Kebijakan untuk Membangun Ekonomi yang Stabil dan Berkelanjutan  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun