Kontrol sosial merujuk pada proses dan mekanisme yang digunakan oleh masyarakat untuk mengatur dan mengendalikan perilaku anggotanya dalam suatu kelompok. Tujuan dari kontrol sosial adalah untuk menjaga kohesi sosial, menegakkan norma-norma yang dianggap penting, dan mencegah tindakan-tindakan yang melenceng dari norma-norma yang sudah ditentukan. Kontrol sosial dapat dilakukan melalui berbagai cara baik secara formal, maupun non-formal.
- kontrol formal, kontrol formal merupakan kontrol yang dilakukan melalui lembaga-lembaga hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas yang berwenang. kontrol formal melibatkan sistem peradilan yang mengatur tindakan pelanggaran hukum dan memberlakukan hukum yang sudah ditentukan
- kontrol informal: terjadi melalui interaksi sosial sehari-hari, antara individu-individu dalam masyarakat, kontrol informal melibatkan penggunaan norma-norma sosial, nilai adat istiadat, dan harapan sosial dalam mengatur perilaku.
Kontrol sosial dapat dilakukan melalui media massa dan teknologi informasi seperti melalui, Televisi, Radio, Handphone, dan Surat Kabar sehingga bisa mempengaruhi dan membentuk opini publik terhadap perilaku masyarakat. Kontrol sosial merupakan bagian penting dari kehidupan sosial masyarakat, karena membantu mempertahankan stabilitas dan harmoni didalamnya. Namun perlu diingat kontrol sosial harus seimbang dan adil, harus memperhatikan hak asasi individu serta keragaman budaya dalam suatu masyarakat. Namun kontrol sosial yang berlebihan atau penindasan, dapat menghambat kebebasan individu dan menghalangi inovasi serta perubahan sosial yang positif.
Media Sosial sebagai Kontrol Sosial
Media sosial berperan penting dalam mengontrol sosial dalam masyarakat, adapun beberapa cara dalam media sosial sebagai kontrol sosial antara lain:
- Penyebaran informasi dan pengaruh opini: melalui media sosial, informasi dapat dengan cepat dan mudah tersebar ke berbagai wilyah. Namun tidak menutup kemungkinan dengan tersebarnya informasi secara cepat hal ini bisa mempengaruhi cara berpandang terhadap informasi yang disampaikan. Oleh karena itu media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan sosial dalam masyarakat.
- Efek kelompok dan tekanan sosial: dengan adanya media sosial, sangat memungkinkan terbentuknya kelompok-kelompok online yang memiliki minat atau pandangan yang sama. kelompok ini dapat menciptakan tekanan sosial terhadap individu untuk mengikuti norma-norma yang ada di dalam kelompok tersebut.
- Penerapan aturan dan norma: Media Sosial seringkali memiliki aturan atau kebijakan pengguna yang ada di dalam media sosial tersebut, aturan ini sering kita jumpai seperti larangan konten mengandung unsur kebencian, mengandung unsur dewasa, mengandung kekerasan, dan lain sebagainya.
- Mobilitas sosial dan penguatan kelompok: media sosial juga dapat mempengaruhi mobilitas sosial dan menguatkan suatu kelompok sosial tertentu, kelompok-kelompok dengan agenda tertentu dapat berkumpul dan berorganisasi untuk mencapai tujuan sosial atau politik mereka.
Media Sosial sebagai kontrol sosial dapat memiliki dampak positif atau negatif tergantung pada konteks dan bagaimana media sosial digunakan, Namun perliu diingat kembali bahwa media sosial bukanlah entitas tunggal yang memiliki kekuatan kontrol sosial. Kontrol sosial meilbatkan interaksi kompleks dari berbagai faktor, termasuk media massa tradisional, norma sosial, sistem hukum, dan lainnya. Oleh karena itu, peran media sosial sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kontrol sosial dengan mempertimbangkan konteks yang lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H