Mohon tunggu...
Ahmad Aditya
Ahmad Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Sunan Kalijaga Yogayakarta Prodi Ilmu Komunikasi - NIM : 20107030063

Y

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keakraban Masyarakat Padukuhan Tekik, Menggali Kekayaan Budaya dan Solidaritas

23 Agustus 2023   16:30 Diperbarui: 23 Agustus 2023   16:41 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padukuhan Tekik, sebuah padukuhan yang terletak di kabupaten Gunung Kidul, provinsi Yogyakarta, Indonesia, tidak hanya dikenal karena keindahan alam yang menakjubkan, tetapi juga karena keakraban dan solidaritas yang melandasi hubungan antar masyarakatnya. Dalam budaya yang kental dengan tradisi dan nilai-nilai lokal, keakraban menjadi pijakan penting dalam menjaga keharmonisan dan keberlanjutan komunitas. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi aspek-aspek yang membentuk keakraban masyarakat Padukuhan Tekik.

Satu hal yang mencolok tentang masyarakat Padukuhan Tekik adalah keramahan mereka terhadap para tamu. Saat berada di daerah ini, Anda akan disambut dengan senyuman hangat dan sikap ramah yang membangun kedekatan. Warga setempat percaya bahwa sikap baik dan penerimaan terhadap orang lain adalah bagian integral dari budaya mereka. Setiap kunjungan dianggap sebagai peluang untuk berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan. Hal ini menciptakan rasa keakraban yang mendalam di antara warga dan juga dengan para pendatang yang datang mengunjungi.

Dalam kehidupan sehari-hari, keakraban tercermin dalam kolaborasi antarwarga. Gotong royong, praktik tradisional Indonesia di mana warga bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama, masih sangat hidup di Padukuhan Tekik. Misalnya, saat musim panen tiba, warga akan bersama-sama menuai hasil pertanian dan mengadakan acara-acara sosial seperti kenduri. Lalu adanya acara rutinan seperti yasinan setiap minggu dan acara Rasulan yang masih terlaksana. Ini adalah momen di mana seluruh komunitas bersatu demi sukses bersama dan menguatkan ikatan sosial.

Seni dan budaya juga menjadi elemen yang memperkaya keakraban masyarakat Padukuhan Tekik. Tarian dan musik tradisional sering diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi sarana untuk menyatukan orang-orang dalam suatu perayaan. Misalnya, pengadaan Kesenian Karawitan dan Hadroh. Melalui seni, mereka mampu mengungkapkan identitas dan warisan budaya yang membuat mereka unik. Kegiatan seni dan budaya sering dijadikan momen untuk berkumpul, berbagi, dan merayakan kebersamaan.

Tidak hanya itu, keakraban juga tercermin dalam pola hubungan sosial yang saling mendukung. Ketika ada warga yang mengalami kesulitan atau musibah, seperti bencana alam, masyarakat sekitar langsung bergandengan tangan untuk memberikan bantuan. Konsep gotong royong juga berlaku dalam membantu tetangga yang membutuhkan perbaikan rumah atau dalam rangkaian acara adat. Solidaritas yang kuat ini menjadi penopang utama bagi kelangsungan hidup masyarakat Padukuhan Tekik. Ditambah dengan adanya keberadaan Pemuda Karang taruna  menjadikan Padukhan Tekik mampu mengadakan acara rutian yang dapat memupuk kebersamaan. Seperti, acara memperingati Hut RI atau 17an, lalu mengikuti pawai hari raya Idul Fitri, dan juga ikut serta dalam acara olahraga seperti perlombaan bola voli Kecamatan.

olahan peulis dari KKN.111 UIN Sunan Kalijaga
olahan peulis dari KKN.111 UIN Sunan Kalijaga

Namun, dalam era modern dan globalisasi, tantangan juga muncul dalam mempertahankan keakraban ini. Dampak perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup bisa mempengaruhi dinamika sosial di komunitas tersebut. Pengaruh media digital juga bisa mempengaruhi pemikiran masyarkat desa yang identik dengan kebersamaan dan nilai-nilai tradisional. Oleh karena itu, penting untuk terus melestarikan nilai-nilai tradisional yang memupuk keakraban dan solidaritas.

Secara keseluruhan, keakraban masyarakat Padukuhan Tekik adalah pilar yang kuat dalam membangun komunitas yang harmonis dan saling mendukung. Keakraban ini tercermin dalam sikap ramah, gotong royong, seni dan budaya, serta solidaritas yang melekat dalam hubungan sosial mereka. Dengan menjaga dan merawat nilai-nilai ini, masyarakat Padukuhan Tekik dapat terus membangun masa depan yang cerah sambil tetap menghormati akar budaya mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun