Permasalahan Ekonomi Yang Ada Di BondowosoÂ
Â
Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini terletak di persimpangan jalur dari Kecamatan Besuki dan Kabupaten Situbondo menuju Jember. Ketika mengenal lebih dalam dengan kota ini, kita akan disuguhkan dengan perbedaan yang menjadi ciri antara kabupaten lain, yaitu wilayah tanpa adanya lautan. Mungkin beberapa masyarakat akan bertanya - tanya tentang bagaimana kondisi perekonomian tanpa adanya sektor pariwisata? Perbedaan inilah yang justru membuka peluang ekonomi untuk masyarakat.
"Blue Fire Kawah Ijen" begitulah tutur wisatawan saat ditanya tentang kota ini, fenomena yang membuka peluang baru untuk ekonomi kota. Dataran tinggi yang terletak di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso, membuat kota kecil ini yang awal mulanya mengandalkan sektor pertanian saja, perlahan mulai merangkak untuk dilihat mata dunia karena kehadirannya.Â
Tak hanya itu, di kawasan sekitar dataran tinggi pun juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai perkebunan kopi yang sampai hari ini memiliki hasil berstandar nasional, tak jarang jika banyak wisatawan dan para usahawan berbondong bondong datang ke kota ini hanya untuk memilih biji kopi terbaik yang telah dihasilkan untuk diolah kembali baik menjadi makanan atau minuman.
Selain biji kopi yang dihasilkan, Bondowoso juga memiliki julukan yang terkenal di mata masyarakatnya, "Kota Tape", disebut demikian karena produksi makanan tradisional tape di kota ini juga merupakan salah satu penunjang untuk pertumbuhan ekonomi, selain karena membuka lapangan usaha, biasanya pengolahan tape juga melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ingin memperkenalkan makanan tradisional kepada masyarakat luas, mereka mencoba untuk membuat inovasi baru dalam pengolahannya agar lebih menarik para konsumen. Inovasi itulah yang menjadi salah satu sektor yang meningkatkan perekonomian sekaligus memperkenalkan makanan tradisi yang dikemas dengan inovasi baru.
Seperti yang kita tahu, bahwa perekonomian di kota kecil tidaklah sama dengan perekonomian di kota - kota besar yang sudah didasari dengan sektor - sektor unggul dan lapangan usaha yang lebih luas. Banyak terjadi penurunan dan kenaikan pertumbuhan ekonomi di setiap tahunnya karena mengalami kontraksi, namun lapangan usaha pertanian sudah cukup mendominasi untuk perekonomian di kota ini.
Mengutip dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bondowoso, di tahun 2022 kabupaten ini mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 3,51 persen setelah sebelumnya tumbuh di tahun 2021 sebesar 3,49 persen. Memang, pertumbuhan ekonomi Bondowoso bukan yang tertinggi dibandingkan dengan Jember, Banyuwangi, Situbondo, dan Lumajang.
Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,09 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,91 persen.Â
Melihat ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi yang terjadi, banyak masyarakat yang menyadari bahwa Bondowoso memiliki masalah ekonomi yang tergolong cukup serius. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Bondowoso, data per 30 November 2023 tercatat 13,34 persen. Jumlah ini telah mengalami penurunan 0,13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dilaporkan 13,47 persen.Â