Mohon tunggu...
Aditya AgustiDivanto
Aditya AgustiDivanto Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S1 IAIN Jember

Saya Aditya Agusti Divanto. Saya lahir di Malang, 3 Agustus 2000. Tempat tinggal saya di Jl. Hasanudin GG 2 No. 28 Kel. Karanganyar Kec. Panggungrejo Kota Pasuruan tetapi berdomisili di Jember karena saya menempuh pendidikan strata 1 di IAIN Jember program studi Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Guru Tradisional dengan Guru Modern

18 Mei 2020   19:54 Diperbarui: 18 Mei 2020   20:08 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum wr wb

Ketemu lagi sama saya (Aditya Agusti Divanto), oh iya bagaimana kondisi penikmat ilmu kali ini.? Semoga selalu dalam limpahan rahmat Allah SWT. Kali ini saya (Aditya Agusti Divanto) akan mengusung tema baru dalam artikel ini yang berjudul " Perbedaan guru tradisiona dengan guru modern ".

Seiring berkembangnya zaman, sistem pendidikan yang ada di indonesia melalui tahap implementasi di lembaga formal yaitu sekolah mulai tingkat SD/MI SMP/MTS/SMPLB dan SMA/SMK/MAN atau lembaga formal sederajat ini pasti memiliki pembaharuan sistem mengenai proses pembelajaran yang dilakukan terhadap peserta didik.

Sistem pembelajaran disini tidak luput dari upaya yang dilakukan oleh lembaga formal untuk mencapai mutu pendidikan yang lebih baik. Dari sistem pembelajaran disini guru memiliki peranan penting dalam menjalan proses pembelajaran kepada peserta didik, yang paling berpengaruh juga yaitu rencana proses pembeajaran dari setiap guru. Mungkin tidak banyak orang mengetahui mengenai rencana proses pembelajaran. Rencana proses pembelajaran disini meliputi bagaimana seorang guru materi pembelajaran, standart kopetensi lulusan dan motede pembelajaran yang digunakan sampai pada tahap evaluasi yang kemudian itu semua didasarkan kepada silabus yang dibuat oleh pemerintah pusat kemudian di koordinirkan kepada pemerintah daerah dan diturunkan kepada dinas pendidikan dari setiap daerah.

Rencana proses pembelajaran yang digunakan oleh guru disini memang semuanya sama, tetapi akan menjadi beda karena proses pengelolaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru kepada peserta didik, dalam hal ini muncul suatu istilah baru yaitu guru yang pola mengajarnya masih bersifat tradisional dengan guru yang pola mengajarnya sudah modern (sesuai perkembangan zaman). Lalu dalam hal ini apa yang membedakan antara guru yang pola mengajarnya masih bersifat tradisional dengan guru yang pola mengajarnya sudah modern mari kita bahas semua dalam uraian berikut ini :

1.Pola mengajar guru yang masih bersifat tradisional :
A.Menggunakan model mengajar ceramah
B.Proses pembelajaran lebih menekankan guru untuk turut aktif memberikan stimulus terhadap peserta didik
C.Menggunakan gaya mengajar dekte
D.Pemanfaatan dari fasilitas yang sudah disediakan oleh pihak sekolah masih minim karena keterbatasan pengetahuan terhadap penggunaan fasilitas sekolah seperti proyektor dan lain sebagainya.

2.Pola mengajar guru yang sudah modern :
A.Menggunakan banyak model dalam melaksanakan pembelajaran seperti diskusi, ceramah, demonstrasi dan lain sebagainya
B.Acuan teori belajar yang digunakan oleh guru modern ini melipti teori behavioristik, kontruktivistik dan kognitif sebagai acuan teori dalam melaksanakan pembelajaran
C.Pembelajaran yang digunakan oleh guru lebih menitik beratkan kepada peserta didik harus aktif dalam kegiatan pembelajaran guru disini bertugas sebagai fasilitator dan melakukan penilaian.
D.Pembentukan kelompok-kelompok diskusi belajar. Disini tujuannya untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh peserta didik dalam memahami materi yang sedang dibahas.
E.Pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh sekolah seperti proyektor dan alat peraga lainnya sebagai sarana penunjang keberhasilan belajar.

Dalam hal ini diambil dari sudut pandang penulis yaitu Aditya Agusti Divanto karena penulis juga ingin memberikan informasi mengenai apa perbedaan guru tradisional dengan guru modern. Lalu bagaimana tindak lanjut dari kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengatasi guru yang pola mengajarnya masih bersifat tradisional.? Maka solusinya adalah sebagai berikut :

1.Mendatangkan para ahli dalam melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan work shop sebagai sarana penunjang menambah wawasan para guru mengenai proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan zaman
2.Melakukan pembinaan kepada guru-guru yang masih menggunakan model pembelajaran tradisional gunanya disini supaya guru-guru dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh sekolah sebagai sarana penunjang pembelajaran.

Kesimpulannya disini yaitu didalam proses pembelajaran seharusnya para guru juga harus memperhatikan dengan kondisi perkembangan zaman sehingga peserta didik dapat memahami materi pelajaran yang sedang dibahas dalam pertemuan di kelas guna untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga dapat menciptakan generasi emas yang dapat berguna bagi masa depan bangsa indonesia.

Wassalamualaikum wr wb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun