Mohon tunggu...
Aditya AgustiDivanto
Aditya AgustiDivanto Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S1 IAIN Jember

Saya Aditya Agusti Divanto. Saya lahir di Malang, 3 Agustus 2000. Tempat tinggal saya di Jl. Hasanudin GG 2 No. 28 Kel. Karanganyar Kec. Panggungrejo Kota Pasuruan tetapi berdomisili di Jember karena saya menempuh pendidikan strata 1 di IAIN Jember program studi Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tangis Pilu Seorang Guru

27 April 2020   04:59 Diperbarui: 27 April 2020   04:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum wr wb

Bagaimana kabar penikmat ilmu kali ini.? Semoga penikmat ilmu semua dalam keadaan sehat dan berada di lindungan Allah SWT. Ok, edisi bulan ramadhan yang penuh berkah kali ini saya Aditya Agusti Divanto ingin menyempaikan sedikit renungan hati yang dapat saya tulis melalui artikel yang berjudul " TANGIS PILU SEORANG GURU ".

Perjuangan yang dilakukan oleh guru sangatlah besar terhadap peserta didik, tetapi terkadang peserta didik menganggap remeh dan bahkan cuek terhadap perjuangan seorang guru. Perjuangan guru disini dapat berupa memberikan pembelajaran, memberikan perhatian terhadap peserta didik dan membimbing peserta didik dengan ikhlas dan tabah.

Perjuangan dapat diartikan sebagai mencurahkan sekuat tenaga dan pikiran yang didalamnya berfungsi sebagai jalan untuk memberikan bimbingan baik berupa pendidikan (Knowledge)  dan penanaman nilai-nilai kebaikan (Value). Perjuangan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik ini merupakan bentuk pengabdian dan pembentukan moral melalui pendidikan. Guru melaksanakan ini sebagai tugas yang amat berat dan dilakukan secara ikhlas tanpa pamrih dan meminta balasan apapun.

Banyak sekali peserta didik yang masih menganggap perjuangan guru dengan anggapan sebelah mata dan terakadang secara tidak sadar melalui tindakan yang dilakukan oleh peserta didik dapat membuat rintihan air suci keluar dari elok paras mata seorang guru. Dengan perilaku apapun yang dilakukan oleh peserta didik terhadap guru, guru tetap memberikan pembelajaran dan penanaman nilai-nilai budi luhur kepada peserta didik.

Bagi kita semua yang pernah mengemban pendidikan di lembaga formal atau sekolah kita secara tidak sengaja mungkin pernah membuat tangis pilu terhadap guru meskipun itu minoritas peserta didik dan bukan dilaksanakan oleh mayoritas peserta didik baik itu melalui perilaku yang disengaja atau tidak disengaja tetapi, meskipun kita pernah melakukan perilaku yang dapat membuat guru menangis dan membuat susah, guru tetap memaafkan dan tetap memberikan bimbingan melalui pendidikan.

Sungguh amat besar  perjuangan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap peserta didik, beliau tidak hanya memberikan pendidikan dan nilai-nilai kebaikan saja melainkan ketika kondisi guru telah tersakiti oleh perilaku peserta didik terhadapnya, beliau tetap dengan hati ikhlas menganggap peserta didik sebagai anaknya, memberikan pendidikan, menanamkan nilai-nilai kebaikan dan mendo'akan peserta didik untuk menjadi orang yang dapat berguna di masa depan.

Dalam artikel ini maka penulis ingin memberikan solusi melalui opininya mengenai perilaku yang seharusnya dilakukan oleh guru kepada peserta didik yang tidak dapat menghargai perjuangnnya, sebagai berikut :

1.Bersabar. Disini dapat diartikan perilaku yang harus dilakukan oleh seorang guru harus tetap tabah meski mendapatkan perilaku yang tidak baik dari peserta didik.

2.Melakukan pendektan secara personal terhadap peserta didik untuk menyentuh hatinya agar berubah, dan guru melakukan ini dalam bentuk bimbingan terhadap peserta didik yang terkait

3.Mengedapankan nilai-nilai moral dalam penilaian sehingga apabila terjadi perilaku yang tidak baik yang dilakukan oleh peserta didik maka guru dapat memberikan peringatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun