Mohon tunggu...
Aditya Agam
Aditya Agam Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan salah satu mahasiswa disalah satu kampus di bumi Minangkabau, yakni kota Padang Sumatera Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memasak Luka

9 September 2023   17:59 Diperbarui: 9 September 2023   18:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rumah penuh kenangan masa kecil ku ini masih saja seperti kala itu. Pagar dari besi yang berlubang, namun masih terlihat kokoh.  Hari ini aku kembali lagi rumah kenangan ini setelah aku menerima pesan ingin bertemu dari Ibuku. Pintu samping dari kayu, yang mana masih pintu yang sama kubanting keras untuk memberi tahu Ibu ada sesuatu yang ingin kusampaikan dan ingin ia mengerti kala itu.

Bersamaan dengan kenangan pahit itu aku mencoba masuk sekali lagi ke rumah. Dengan  perlahan aku menyusuri sekat sekat rumah hingga mengikuti suara aktifitas di dapur. Terdiam dan berpikir keras  bagaimana aku harus menyapa Ibu, setelah menunjukan arogansiku saat itu, tanpa harus meminta maaf dengan merengek. Dengan yakin, Ibu pun juga pasti tak suka dengan cara itu. Aku tahu betul bagaimana cara kami menghangatkan kembali kedinginan akibat keributan yang selalu saja tidak jelas masalahnya.

"Eh, kamu, kok gak baca salam masuk rumah?"  Kata Ibu, setelah sadar aku berada di dapur.

Aku memilih untuk menyalaminya dan mencium kedua pipinya untuk lalu melihat apa yang dimasak oleh ibu.

"Ibu, Masak apa Bu?"

Ibu hanya membalas dengan senyumannya yang tak pernah berubah sejak dulu.

Kemudian aku berjalan mendekati jendela yang mempertujukkan batang pohon mangga yang ku tanam 4 tahun lalu sudah mati tanpa daun yang menutupi rantingnya. Aku lalu membuka jendela itu, sembari menghisap  satu batang rokok sambil berpikir ulang bahwa aku sudah pulang.

"Ibu lagi Masak apa Bu?" Aku bertanya sekali lagi.

"Masak luka." Jawab Ibu, dengan santainya.

"Apa Bu?"

"Tahu tidak, semua hal itu bisa jadi luka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun