Mohon tunggu...
Aditya Mahendratta
Aditya Mahendratta Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 2013/2014 Ilmu Komunikasi C

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Process to be “Inspiring Man”

6 Januari 2014   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13890211861115292967

Nama                                     : Pariman

TTL                                         : Sragen, 11 Juli 1985

Alamat                                   : Samirono CT VI 091, Sleman, Yogyakarta

- SD Majenang 3 Sragen

- SMP 1 Sukodono

- SMA 1 Sragen

- S1 Psikologi Undip

- S2 Psikologi UGM (Sedang Proses Penyelesaian)

[caption id="attachment_304424" align="aligncenter" width="300" caption="Pariman bersama Saya"][/caption] Berawal dari mengikuti Training for Trainer Motivator, seorang Pariman mencoba mengasah dirinya agar “menjadi yang terbaik dengan banyak bermanfaat bagi orang lain” yang sesuai dengan motto hidupnya, dengan mengikuti berbagai seminar untuk sekedar “jajan ilmu”. Pria yang lahir pada tahun 1985 ini mecoba memulai karirnya sejak 2007 ketika masih mengenyam pendidikan S1 Psikologi Undip. Bermodalkan senang berkomunikasi dengan orang, senang diskusi, dan mau untuk belajar, sekarang seorang Pariman telah menjadi motivator yang cukup makan garam. Walaupun diawal-awal peruntungannya menjadi pemateri seminar menghadapi berbagai kesulitan, ia selalu belajar dari kesalahannya, bahkan apabila hanya dibayar dengan sebuah bingkisan, Pariman tidak memandang seberapa besar imbalannya akan tetapi pengalaman yang didapat.

Sampai hari ini motivator yang biasa menggunakan kata “Salam Master” ini sudah menjajaki kurang lebih 1000 sesi sebagai pemateri.  Selain mejadi pemateri di seminar, Pariman juga pernah menjadi narasumber di Radio Trijaya dan RRI Semarang, dan juga pernah tampil di TV B Semarang dengan bertemakan “Muda Inspiratif”. Pariman sedang menyelesaikan pendidikan S2 di Psikologi UGM Yogyakarta, tetapi ia tetap menjadi narasumber di stasiun radio tersebut walaupun hanya dengan by phone.

Berbagai pengalaman yang sudah didapat membuat Pariman ingin menuliskannya dalam sebuah buku. “Ada banyak orang yang pandai ngomong didepan umum akan tetapi belum bisa menyampaikannya secara tertulis. Saya ingin menjadi keduanya , bisa ngomong juga bisa nulis, jadi orang-orang juga bisa membaca tulisan saya.” Tambah Pariman. MASTER from minder (inspirasi sukses orang-orang berketerbatasan), MAGNET KEBAHAGIAAN (inspirasi hidup bahagia), HIPNOTIS CINTA (inspirasi cinta sejati) merupakan hasil tulis darinya yang sudah cukup banyak orang tahu.

Bila disinggung masalah lain, misalkan tentang AFTA 2015, Pariman yang juga public relation dapat memanfaatkan kesempatan ini. Memanfaatkan dalam konteks dapat menjadi sebuah “penyampai” informasi yang ada pada teknologi baru yang nantinya masuk ke Indonesia dengan mudah. “Saya bisa saja menjadi public relation pemasarandisuatu perusahaan, tambah-tambah saya lebih dahulu mengetahui teknologi yang baru masuk di Indonesia.” ucapnya.

Kemudian ada sebuah celetuk ‘yang kita butuh sekarang innovator bukan motivator’, Pariman menanggapi hal ini dengan tenang, dia mengatakan “ada banyak orang yang dapat berpotensi membuat hal baru (inovasi) akan tetapi ada beberapa orang kurang dorongan untuk merealisasikan idenya, jadi menurut saya seorang motivator pun masih dibutuhkan untuk memberikan ‘dorongan’ tersebut.”. Lalu disambung dengan semakin maraknya motivator di Indonesia dan juga dengan sang motivator ‘golden ways’ Mario Teguh. “Ya itu malah bagus kan? Semakin menjadi tren tersendiri untuk menjamurnya motivator, saya tidak merasa tersaingi, setiap motivator memiliki karateristik masing-masing dan juga memiliki spesialisasi sendiri. Kalau saya spesialisasinya di bidang pengembangan SDM.” ucapanya dengan nada santai sembari menghela nafas kemudian melanjutkan bicaranya, “Mario Teguh adalah sosok yang wisdom, berwibawa, dan juga punya daya tarik sendiri dengan pilihan katanya. Indonesia harusnya bangga karena memiliki public figure yang begitu hebatnya, beliau memberi pengaruh yang cukup besar, saya saja terinspirasi olehnya.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun