Mohon tunggu...
Aditya MaulanaHidayat
Aditya MaulanaHidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Racing Enthusiast

Penggemar Balapan dan Mahasiswa Semester Akhir

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Tahun Baru, Peraturan Baru, Tantangan Baru! Preview Formula 1 Musim 2022

16 Maret 2022   14:07 Diperbarui: 16 Maret 2022   14:48 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Protagonis musim 2021, Lewis Hamilton dan Max Verstappen. Sumber: Formula 1

RACE WEEK!

Berakhirnya musim 2021 yang sedikit kontroversial, ikut menandakan berakhirnya era mobil Hibrid lama dan dimulainya era mobil Hibrida baru. Perubahan radikal pada bentuk mobil serupa dengan yang terjadi di tahun 2009, yang memiliki tujuan untuk membantu aksi salip-menyalip dengan mengurangi dampak dirty air yang dihasilkan oleh mobil. Perubahan radikal juga berarti kemungkinan berubahnya peta kekuatan tiap tim, kejutan layaknya Brawn GP bisa saja terulang kembali dan tidak ada jaminan Mercedes dan Red Bull untuk mendominasi.

Peraturan baru, Mobil baru, dan tentunya Masalah baru. Mobil 2022 yang kembali memperkenalkan ground effect ikut membawa permasalahan lama, Porpoising. Permasalahan ini sangat nampak dialami tim-tim di Tes Barcelona dan Bahrain, dengan variasi keparahan yang berbeda-beda. Seberapa cepat dan efektif tiap tim mengatasi permasalahan ini akan menjadi faktor penentu siapa yang akan memiliki mobil tercepat di GP Bahrain akhir pekan ini.

Untuk menyambut era baru Formula 1 dan masa Fantasy F1 2022, berikut preview dari tiap tim yang akan saling bersaing di lintasan. Walaupun penulis sadar akan keprematuran preview tim F1 ini karena tiap tim tidak akan menunjukan taring mereka sebelum balapan pertama di akhir pekan nanti.

1. Mercedes-AMG Petronas F1 Team - W13

George Russell dan Lewis Hamilton

Sang Silver Arrow atau saya pribadi suka menyebut tim ini Sang Sandbagger. Seperti layaknya tradisi sejak era Hibrida dimulai, performa mereka di Testing tidaklah mengkilap. Mercedes menjadi salah satu tim yang mengalami permasalahan Porpoising terparah, dan kesulitan mengatasi permasalahan ini bahkan dengan inovasi radikal Zero Sidepod. Bahkan Juara Dunia 7 kali, Lewis Hamilton, mengatakan W13 saat ini tidak memiliki kemampuan untuk menang, walaupun terdapat potensi untuk menang. Jika dilihat sejarahnya seringkali Mercedes melakukan mode Merendah untuk Meroket di saat Testing dan finish 1-2 di balapan pembuka akhir pekan ini.

2. Oracle Red Bull Racing - RB18

Max Verstappen dan Sergio Perez

Brutalnya musim 2021 menyebabkan fokus tim terbelah antara mengembangkan mobil 2021 dan 2022, banyak yang menduga terbelahnya fokus tim akan berdampak ke tidak kompetitifnya mobil 2022 mereka. Karena hal serupa juga terjadi ke Ferrari dan McLaren pada tahun 2009, dimana kedua tim kehilangan dominasi mereka karena brutalnya persaingan tahun 2008. Namun di Tes Barcelona dan Bahrain, performa Red Bull, walaupun bukan unggulan pertama, tidaklah buruk dengan ditunjukan Verstappen, Juara Dunia Bertahan, menorehkan waktu tercepat di tes Bahrain dengan minimnya permasalahan Porpoising dibanding Mercedes. Serta banyak tanda-tanda akan banyak upgrade saat berjalannya musim 2022, seiring meningkatnya pemahaman Guru Aerodinamika F1 Adrian Newey dengan peraturan baru.

3. Scuderia Ferrari - F1-75

Charles Leclerc dan Carlos Sainz

Tim yang seringkali menguasai sesi testing, namun melemah seiring memasuki akhir musim. Pada testing musim ini, mereka kembali muncul sebagai unggulan pertama menurut Red Bull dan Mercedes. Hal yang sering terjadi, dan pada akhirnya hanya memberikan harapan palsu terhadap tifosi. Ferrari tentu tidak ingin menunggu lebih lama untuk kembali ke jalur juara dunia, yang mana sejak 2007 dengan Kimi Räikkönen belum lagi mereka rasakan (Ferrari Juara Dunia Konstruktor 2008, tapi siapa peduli Juara Dunia Konstruktor?).

4. Mclaren F1 Team - MCL36

Daniel Ricciardo dan Lando Norris

Tim yang seringkali menjadi protagonis di serial Netflix Drive to Survive, dan memiliki dua pembalap yang memiliki banyak penggemar menyebabkan ekspektasi tinggi terhadap tim ini. Tahun lalu menjadi tahun pembuktian dari McLaren yang ingin membuktikan jika diberi mesin yang kompetitif mereka dapat bersaing untuk menang. Tahun ini, ekspektasi menumpuk bagi McLaren untuk melanjutkan tren positif, khususnya dengan minimya dampak Porpoising selama tes, walaupun mereka mengalami masalah tidak terduga di rem yang overheat.

5. BWT Alpine F1 Team - A522

Fernando Alonso dan Esteban Ocon

El Plan. Pada awal musim, Alpine memutuskan untuk memfokuskan pengembangan mesin mereka ke arah performa dibandingkan dengan daya tahan. Tak bisa dipungkiri, kedua hal tersebut bukanlah hal yang bisa dibanggakan oleh Alpine/Renault yang selama era Hibrida merupakan mesin yang sering mengalami masalah daya tahan dan juga tidak memiliki performa setara Mercedes atau Ferrari, atau bahkan Honda beberapa tahun terakhir. Alpine tentunya ingin melanjutkan tren positif mereka tahun lalu yang bisa meraih kemenangan oleh Ocon dan juga kembalinya Alonso ke podium.

6. Scuderia AlphaTauri - AT03

Pierre Gasly dan Yuki Tsunoda

Make or Break Season. Mobil yang dimiliki oleh Alpha Tauri secara konsisten selalu memiliki kapabilitas untuk bersaing di papan tengah dan sesekali memberikan kejutan. Performa yang ditunjukan di sesi Tes Barcelona dan Bahrain menunjukan kemampuan mereka untuk bersaing di papan tengah seperti biasa. Namun, tahun ini akan sangat krusial bagi Gasly dan Tsunoda, untuk 2 hal yang berbeda. Gasly harus bisa membuktikan performanya pantas untuk kursi Red Bull 2023 dan Tsunoda yang harus menunjukan performa untuk mempertahankan kursinya di Formula 1, ditengah dalamnya kualitas talenta pembalap binaan Red Bull yang siap merebut kursinya jika diberikan alasan yang cukup.

7. Aston Martin Aramco Cognizant F1 Team - AMR22

Sebastian Vettel dan Lance Stroll

Nama tim terpanjang di musim ini, walaupun prestasi mengecewakan musim lalu. Tahun ini seharusnya menjadi tahun pembuktian kemampuan Aston Martin dengan peraturan baru dan mobil baru karya sendiri dibandingkan hasil jiplakan Mercedes W10 di musim 2020 dan 2021. Walaupun bukan unggulan, minimnya permasalahan Porpoising dan daya tahan yang dialami Aston Martin menunjukan potensi untuk bersaing di papan tengah dan mungkin sesekali memberikan kejutan. Hal yang terpenting bagi Aston Martin tahun ini adalah membuktikan perkembangan mereka dan menyusun fondasi bagi ambisi mereka menjadi Juara Dunia dalam waktu dekat. 

8. Williams Racing - FW44

Alex Albon dan Nicholas Latifi

Tim legendaris yang sedang di masa kegelapan ini sedang berada dalam tren positif menuju kebangkitan mereka. Walaupun tidak menunjukan potensi untuk bersaing di papan atas, Williams tidak dapat dipungkiri akan menjadi kekuatan di persaingan papan tengah, walaupun harus menyelesaikan permasalahan mereka di daya tahan mobil mereka khususnya suspensi yang sempat terbakar di saat testing.

9. Alfa Romeo F1 Team Orlen - C42

Valtteri Bottas dan Zhou Guanyu

Permasalahan yang terus menimpa Alfa Romeo selama tes di Barcelona dan Bahrain mengancam upaya tim untuk bangkit dari performa buruk mereka beberapa tahun terakhir. Alfa Romeo tidak diberikan ekspektasi untuk memberikan kejutan di GP Bahrain akhir pekan ini, dan diprediksi untuk bersaing di papan bawah dan papan tengah selama musim 2022.

10. Haas F1 Team - VF-22

Kevin Magnussen dan Mick Schumacher

Tidak beruntung. Ketidakberuntungan Haas yang sepertinya tidak ada habisnya ini sampai-sampai saya berpikir kalau Dewi Fortuna merupakan penggemar Drive to Survive dan ingin terus melihat Steiner mengeluarkan semua makian yang ia punya. Kehilangan sponsor utama Uralkali bukan pertama kali yang dialami oleh Haas, dan permasalahan pendanaan kemungkinan akan mempengaruhi operasional tim saat musim berjalan. Walaupun kemungkinan besar Haas mengulang keajaiban Brawn GP sangat kecil, banyak yang berharap pengembangan mobil 2022 yang menjadi fokus mereka musim lalu terbayar. Dengan kehadiran pembalap veteran Magnussen dapat membantu perkembangan Schumacher dan juga perkembangan mobil Haas selama berjalannya musim 2022.

Apakah tahun ini akan melanjutkan pertarungan epik Verstappen dan Hamilton, atau malah menjadi pertunjukan kembalinya Ferrari ke singgasananya, atau bahkan kejutan layaknya Brawn GP? Dengan peraturan baru dan dampak ground effect yang belum benar-benar dimengerti oleh setiap tim akan menjadi faktor utama yang membawa penggemar ke ketidakpastian. GP Bahrain akan menjadi pertunjukan pertama dari 23 pertunjukan di rangkaian Sirkus Formula 1 tahun ini, dan akan menjadi jawaban atas rasa penasaran dan ketidakpastian penggemar mengenai pecking order dan peta kekuatan tim musim 2022. 

It’s lights out and away we go! - David Croft

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun