Mohon tunggu...
Aditya Putri Sholikhat
Aditya Putri Sholikhat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trend Hijab:Arti dan Fungsi Hijab Tak Lagi Sama

10 Januari 2024   18:35 Diperbarui: 10 Januari 2024   18:40 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oeh Aditya Putri Sholikhat, Mahasiswa prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas.

Beberapa tahun ini, Negara kita diramaikan dengan berbagai jenis fashion, banyak trend baru mengenai model dan gaya berpakaian. Mulai dari gaya berpakaian yang normal atau wajar hingga gaya berpakaian yang terbuka dan tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia .

Dari ke semua trend, yang paling menggelitik menurut saya adalah model pakaian muslimah, yaitu cara berhijab yang tidak seharusnya atau tidak sesuai fungsinya. Banyak beredar gaya berhijab seperti gambar di atas, yaitu menampakkan bagian yang seharusnya ditutup dengan hijab tersebut. Menggunakan hijab tapi menampakkan bagian telinga, bagian leher, bahkan tak jarang menggunakan hijab tetapi memperlihatkan bagian rambut. Semua itu jelas menyalahgunakan arti hijab dan menggeser fungsi hijab. Karena hijab yang diambil dari bahasa Arab berarti tudung, aling-aling, atau penutup. Sedangkan fungsinya ialah untuk menutup aurat.

Maka dengan menggunakan hijab sebagai bentuk trend atau sekedar gaya-gayaan telah menggeser arti dari hijab dan fungsinya. Serta telah mengubah pandangan masyarakat tentang kegunaan hijab yang sesungguhnya. Namun, gaya berpakaian yang demikian, kini dianggap keren, fashionable, dan modern. Sebaliknya, gaya berpakaian yang sesuai syariat justru sangat jarang, bahkan dianggap aneh, tidak fashionable, kampungan, dan sebaginya. Bahkan, dengan adanya trend ini banyak desaigner yang berlomba-lomba membuat hijab dengan bentuk yang sedemikian rupa.

Memang, gaya berpakaian tidak menentukan sifat seseorang. Kita tidak bisa men-judge seseorang buruk hanya dengan penampilannya. Belum tentu orang yang berhijab panjang lebih baik daripada orang yang tidak berhijab, atau yang hijabnya belum sempurna menutup aurat. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa apa yang kita gunakan itulah yang menjadi pandangan orang lain terhadap kita. Karena orang lain cenderung menilai apa yang dilihatnya.

Di samping itu gaya berpakaian, terutama hijab itu selain untuk kepentingan agama, sebenarnya juga merupakan bentuk perlindungan terhadap diri sendiri bagi wanita muslimah. Dengan berpakaian yang menutup aurat yang sesuai syariat akan menjaga kita dari pandangan mata jahat, dari lawan jenis. Sebaliknya dengan berpakaian terbuka, menampakkan bagian dada, bagian leher, juga rambut, justru akan mengundang lawan jenis untuk berbuat jahat pada kita.

Maka, dalam hal ini menurut saya, kita perlu menyaring trend-trend tersebut. Kita boleh mengikuti trend tetapi masih sesuai dengan ajaran, masih dalam batas wajar. Kita tidak mengubah atau menggeser arti dari barang tersebut, yang menyebabkan pandangan dunia menjadi berubah. Dalam hal ini, berubah dari positif menjadi pemikiran negative.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun