Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Merupakan sebuah program yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Malang untuk turun secara langsung ke lapangan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam lingkup masyarakat. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kelompok 21 sendiri merupakan kelompok pengabdian masyarakat yang terbentuk dan memiliki visi dan misi untuk melakukan pengabdian di Bumdes Anugerah Citra Sejahtera, Desa Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Kelompok pengabdian yang beranggotakan lima (5) orang ini ; Aditya Putra Bimantara, Dafril Arief Siraj, Eka Yuswanto Ardi, Muh Rayan Naufal, dan Jandang Herga Octabriano didampingi oleh dosen pembimbing lapangan Drs. Mohammad Jufri,ST., MT. untuk mengembangkan potensi-potensi di Bumdes Anugerah Citra Sejahtera, Desa Pamotan.
Bumdes Anugerah Citra Sejahtera merupakan badan usaha yang memiliki begitu banyak potensi. Salah satu potensinya adalah tanaman obat keluarga yang melimpah dimana jenis yang tanaman toga yang dapat ditemukan dalam bumdes ini bahkan mencapai 101 jenis. Karena banyaknya jenisnya, tanaman toga yang ada bahkan dijadikan sebagai sebuah wisata edukasi. Tak hanya itu, untuk tanaman toga seperti jahe, temulawak, dan kencur juga diolah oleh perangkat bumdes untuk dijadikan sebuah minuman bubuk sebagai tambahan penghasilan. Sayangnya produksi minuman bubuk cukup terkendala dengan kurangnya jumlah produsen, sehingga hal ini menjadi perhatian bagi kelompok 21.
Membantu produksi minuman bubuk merupakan salah satu program kerja yang dilakukan oleh kelompok 21. Menurut kelompok 21, minuman bubuk semacam ini memiliki potensi yang sangat besar jika terus diproduksi, mengingat minuman seperti jahe, temulawak dan kencur adalah sesuatu yang sering kali diminum oleh kebanyakan orang terutama di cuaca kota Malang yang kadang tak menentu.Â
Walaupun produksi tidak dilakukan melalui pabrik dan hanya menggunakan peralatan rumahan, produksi minuman toga sangatlah steril karena melalui proses pencucian berkali-kali dari penggunaan bahannya, terlebih lagi alat yang digunakan juga sudah memenuhi standar minimal produksi yakni menggunakan peralatan yang stainless-steel. Proses produksi yang dilakukan oleh perangkat bumdes dan kelompok 21 berjalan dengan sangat lancar dan menghasilkan berbagai produk minuman bubuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H