Skripsi, satu kata yang masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian mahasiswa. Dengan kebijakan terbaru dari program Kampus Merdeka ini, apakah mahasiswa akan senang? Segala sesuatu tentu memiliki sebab dan akibat, ibarat sebuah mata koin, ada positif dan negatif. Sejalan dengan kebijakan mas menteri (Nadiem Makarim) yang memberlakukan bahwa skripsi tidak menjadi syarat kelulusan utama, namun bisa dengan project, karya ilmiah, dan bahkan prestasi atau pencapaian, semuanya dikembalikan kepada sistem perguruan tinggi masing-masing. Tentunya hal ini akan menjadi coin effect yang akan terjadi, beberapa analisis masalah yang akan sebagai berikut:
1. Penurunan Kualitas Penelitian: Kebijakan ini bisa berpotensi mengurangi insentif bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian serius dan mendalam. Hasilnya, penelitian yang dihasilkan bisa menjadi lebih dangkal dan kurang berkontribusi pada pengetahuan.
2. Kurangnya Fokus pada Keterampilan Riset: Skripsi biasanya melibatkan pengembangan keterampilan riset yang penting. Tanpa skripsi sebagai syarat, mahasiswa mungkin kehilangan kesempatan untuk mengasah keterampilan ini.
3. Pengecilan Nilai Akademik: Skripsi sering menjadi salah satu komponen penentu nilai akhir. Tanpa skripsi, mahasiswa mungkin akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan atau memperbaiki nilai akademik mereka.
4. Kurangnya Kontribusi Pengetahuan: Skripsi sering kali menghasilkan pengetahuan baru dan penemuan dalam bidang tertentu. Tanpa skripsi, potensi kontribusi terhadap pengetahuan mungkin terbatas.
5. Dampak terhadap Kualitas Gelar: Jika skripsi tidak lagi menjadi syarat, reputasi perguruan tinggi dan kualitas gelar yang diberikan mungkin terpengaruh. Ini bisa mempengaruhi bagaimana gelar tersebut diakui di dunia akademik dan industri.
Penting untuk diingat bahwa dampak dari kebijakan semacam itu dapat bervariasi tergantung pada banyak faktor, termasuk budaya akademik, jenis program studi, dan tujuan pendidikan dari masing-masing perguruan tinggi. Sebelum mengubah kebijakan ini, perguruan tinggi sebaiknya mempertimbangkan dengan matang semua konsekuensi yang mungkin timbul.
Bagaimana dengan aspek positifnya? berikut keunggulan dari kebijakan Kampus Merdeka ini:
1. Pengurangan Stres dan Beban Kerja: Skripsi seringkali menjadi sumber stres yang besar bagi mahasiswa. Dengan menghilangkan persyaratan skripsi, mahasiswa mungkin merasa lebih lega dan terbebas dari beban kerja yang berat.
2. Fokus pada Pembelajaran Aktif: Tanpa harus khawatir tentang menyelesaikan skripsi, mahasiswa mungkin lebih fokus pada pembelajaran yang lebih aktif, seperti diskusi kelas, proyek kelompok, dan praktikum.