Surat Untuk Rakyatku
Rakyatku semua yang berbahagia, bagaimana kabar kalian? Kami dengar harga sembako mahal. Kami juga dengar banyak daerah kalian yang kebanjiran. Ya..maaf jika kami tidak bisa membantu. Kami juga sibuk dengan urusan kami sendiri. Kami cuma bisa berdoa semoga kalian tetap tabah dan sabar menghadapi cobaan ini.
Rakyatku para petani yang berbahagia, bagaimana kabar kalian? Kami dengar banyak yang gagal panen. Kami juga dengar harga panen menurun drastis karena barang impor. Maaf rakyatku, kami terpaksa mengimpor beras dari negeri tetangga. Ya..hitung-hitung biar Negara ini juga ikut dalam percaturan pasar global. Kami cuma berharap janganlah kalian putus asa menanam padi. Teruslah bersemangat untuk menambak ikan. Dan rajin-rajinlah mananam singkong, ubi, atau tumbuhan-tumbuhan sejenis yang nanti bisa kalian makan saat lagi kelaparan.
Rakyatku para nelayan yang berbahagia, bagaimana kabar kalian? Katanya laut Indonesia sudah tak menghasilkan ikan lagi? Kami dengar kalian kalah bersaing dengan nelayan asing yang masuk ke perairan kita? Maaf rakyatku, bukannya kami tak bertindak tegas pada mereka. Tapi, kalian tahu sendirikan kalau angkatan laut kita tak sekuat Negara tetangga.Kapal-kapal kita saja kalah lajunya dari kapal nelayan-nelayan itu. Lalu bagaimana kami bisa menghalangi mereka? Kami cuma berharap semoga kalian masih rajin melaut setiap malam meski pulang hanya dengan seikat tangkapan.
Rakyatku para pedangan kaki lima yang berbahagia, bagaimana kabar kalian? Kami dengar kalian sering di usir paksa sama Satpol PP? Kami juga dengar bidak-bidak kalian sering di hancurkan oleh mereka? Maaf rakyatku, bukannya kami tidak memperbolehkan kalian berjualan di tepi jalan. Tapi, kadang kehadiran kalian menganggu ketertiban. Pemandangan jalan raya pun jadi tidak elok dipandang oleh tamu Negara. Kami cuma berharap semoga kalian tetap sabar dan mencoba mencari lahan baru untuk jualan. Maaf juga karena kami tidak bisa memberi bantuan untuk kalian. Hutang Negara sudah menggunung untuk membiayai proyek-proyek Negara.
Rakyakku para pekerja yang berbahagia, bagaimana kabar kalian? Katanya kalian lagi sibuk menuntut kenaikan upah. Katanya juga banyakdiantara kalian yang terkena PHK. Maaf rakyatku, kami tidak bisa membantu. Biarlah itu menjadi urusan kalian sama perusahaan tempat kalian bekerja, meski sebenarnya kamilah yang harus memutuskan berapa upah kalian. Kami cuma berharap, teruslah bekerja agar produksi tetap terjaga. Ya..meski kalian harus menerima upah yang tak seberapa.
Rakyatku semua yang berbahagia, bagaimana kabar kalian? Semoga kalian masih sehat dan baik-baik saja. Maaf rakyatku, jika selama ini kami belum bisa memenuhi tuntutan kalian. Bukannya kami tidak mau, tapi kami juga harus memikirkan keluarga kami, kelompok kami, partai kami, dan masih banyak lagi. Kami cuma berharap kalian tetap sabar dan bekerja keras. Kami juga prihatin dengan kondisi yang menimpa Negara ini, korupsi dimana-mana, pengangguran merajalela, kemiskinan juga masih melanda. Tapi, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Maklumlah, kami juga terlilit masalah. Kalau kami membongkar satu masalah, maka masalah kami juga akan terbongkar. Sekali lagi kami minta maaf rakyatku. Terima kasih atas pengertiannya dan jangan lupa tetap pilih kami pada pemilu mendatang. Insyaallah kami akan berjuang, meski tidak bisa berjanji untuk memberikan perbaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H