Mohon tunggu...
Aditya Setiawan
Aditya Setiawan Mohon Tunggu... profesional -

Fresh graduate. Lagi magang. Suka nonton. Tertarik nulis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berbincang dengan si Jerman dan si Inggris

28 Mei 2014   21:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:01 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dan teman yang berkebangsaan Jerman mengunjungi Museum Nasional Indonesia. Max namanya, sudah beberapa bulan tinggal di Denpasar. Memulai tur di museum terbesar se – Asia Tenggara, saya dan Max kagum akan etniknya taman arca bernuansa Hindu – Budha. Koleksi relik dan prasasti bernilai historis tinggi. Kami beranjak ke ruang pameran rumah tradisional dan budaya nusantara. Melihat replika Pura, Max mendeskripsikan eksotisme Bali. Keindahan Kuta dan Sanur serta hikmatnya ngaben dan dentingan gamelan. Tampak jelas ia mengapresiasi budaya lokal lebih daripada saya.

Saya belum memahami esensi Kebangkitan Nasional dimana pemuda bangsa bersatu dalam perbedaan suku dan budaya untuk meraih kemerdekaan sebagai bangsa yang utuh. Saya terinspirasi untuk mendalami makna kebangkitan nasional. Untuk bangkit kita perlu lebih jauh mengenal kearifan budaya. Kebangkitan Nasional adalah ketika generasi muda dari sabang – merauke dengan bangga memamerkan budayanya dan dengan bijak menghargai budaya lain. Kita perlu bertualang dari Aceh sampai Papua melihat betapa indahnya perbedaan sebagai jalan untuk saling menyempurnakan. Di kawasan Kota Tua, kami bertemu Francine, jurnalis wisata asal Inggris. Arsitektur klasik gaya eropa menjadi latar diskusi kami. Menikmati segelas wedang, saya siap diwawancarai. Saya memaparkan: Indonesia adalah negara yang sangat indah dengan kemajemukkan masyarakatnya. Apalagi keanekaragaman sumber daya alamnya, patut dibanggakan. Raja Ampat atau Komodo tak kalah menarik dibandingkan Phuket di Thailand atau Genting di Malaysia yang sudah mendunia. Dengan pengelolaan baik, pariwisata berpotensi menjadi sumber devisa negara sehingga menciptakan perekonomian yang mandiri. Agar terwujud, dibutuhkan kerjasama pemerintah dan masyarakat mengapresiasi lebih wisata lokal. Selain itu, sebagai orang Indonesia kita wajib keliling dunia untuk mempromosikan tanah air. Generasi muda harus tampil di mata dunia dengan bekal pengetahuan akan budaya tanah air dan bahasa asing yang mumpuni. Mengadopsi nilai positif bangsa lain seperti teknologi dan etos kerja. Memadukan dengan nilai leluhur bangsa seperti gotong royong dan tenggang rasa. Saya siap menjadi representasi bangsa di dunia internasional. Pribadi yang mencerminkan identitas bangsa dan mampu diterima pergaulan dunia.

Saya dan teman yang berkebangsaan Jerman mengunjungi Museum Nasional Indonesia. Max namanya, sudah beberapa bulan tinggal di Denpasar. Memulai tur di museum terbesar se – Asia Tenggara, saya dan Max kagum akan etniknya taman arca bernuansa Hindu – Budha. Koleksi relik dan prasasti bernilai historis tinggi. Kami beranjak ke ruang pameran rumah tradisional dan budaya nusantara. Melihat replika Pura, Max mendeskripsikan eksotisme Bali. Keindahan Kuta dan Sanur serta hikmatnya ngaben dan dentingan gamelan. Tampak jelas ia mengapresiasi budaya lokal lebih daripada saya.

Saya belum memahami esensi Kebangkitan Nasional dimana pemuda bangsa bersatu dalam perbedaan suku dan budaya untuk meraih kemerdekaan sebagai bangsa yang utuh. Saya terinspirasi untuk mendalami makna kebangkitan nasional. Untuk bangkit kita perlu lebih jauh mengenal kearifan budaya. Kebangkitan Nasional adalah ketika generasi muda dari sabang – merauke dengan bangga memamerkan budayanya dan dengan bijak menghargai budaya lain. Kita perlu bertualang dari Aceh sampai Papua melihat betapa indahnya perbedaan sebagai jalan untuk saling menyempurnakan.

Kemanusiaan tidak dibatasi oleh sekat-sekat negara bangsa

Di kawasan Kota Tua, kami bertemu Francine, jurnalis wisata asal Inggris. Arsitektur klasik gaya eropa menjadi latar diskusi kami. Menikmati segelas wedang, saya siap diwawancarai. Saya memaparkan: Indonesia adalah negara yang sangat indah dengan kemajemukkan masyarakatnya. Apalagi keanekaragaman sumber daya alamnya, patut dibanggakan. Raja Ampat atau Komodo tak kalah menarik dibandingkan Phuket di Thailand atau Genting di Malaysia yang sudah mendunia. Dengan pengelolaan baik, pariwisata berpotensi menjadi sumber devisa negara sehingga menciptakan perekonomian yang mandiri.

Agar terwujud, dibutuhkan kerjasama pemerintah dan masyarakat mengapresiasi lebih wisata lokal. Selain itu, sebagai orang Indonesia kita wajib keliling dunia untuk mempromosikan tanah air. Generasi muda harus tampil di mata dunia dengan bekal pengetahuan akan budaya tanah air dan bahasa asing yang mumpuni. Mengadopsi nilai positif bangsa lain seperti teknologi dan etos kerja. Memadukan dengan nilai leluhur bangsa seperti gotong royong dan tenggang rasa. Saya siap menjadi representasi bangsa di dunia internasional. Pribadi yang mencerminkan identitas bangsa dan mampu diterima pergaulan dunia.

- See more at: http://www.siperubahan.com/read/573/Indonesia-Bangkit-Untuk-Mendunia#sthash.RqGS7OrA.dpuf

Saya dan teman yang berkebangsaan Jerman mengunjungi Museum Nasional Indonesia. Max namanya, sudah beberapa bulan tinggal di Denpasar. Memulai tur di museum terbesar se – Asia Tenggara, saya dan Max kagum akan etniknya taman arca bernuansa Hindu – Budha. Koleksi relik dan prasasti bernilai historis tinggi. Kami beranjak ke ruang pameran rumah tradisional dan budaya nusantara. Melihat replika Pura, Max mendeskripsikan eksotisme Bali. Keindahan Kuta dan Sanur serta hikmatnya ngaben dan dentingan gamelan. Tampak jelas ia mengapresiasi budaya lokal lebih daripada saya.

Saya belum memahami esensi Kebangkitan Nasional dimana pemuda bangsa bersatu dalam perbedaan suku dan budaya untuk meraih kemerdekaan sebagai bangsa yang utuh. Saya terinspirasi untuk mendalami makna kebangkitan nasional. Untuk bangkit kita perlu lebih jauh mengenal kearifan budaya. Kebangkitan Nasional adalah ketika generasi muda dari sabang – merauke dengan bangga memamerkan budayanya dan dengan bijak menghargai budaya lain. Kita perlu bertualang dari Aceh sampai Papua melihat betapa indahnya perbedaan sebagai jalan untuk saling menyempurnakan.

Kemanusiaan tidak dibatasi oleh sekat-sekat negara bangsa

Di kawasan Kota Tua, kami bertemu Francine, jurnalis wisata asal Inggris. Arsitektur klasik gaya eropa menjadi latar diskusi kami. Menikmati segelas wedang, saya siap diwawancarai. Saya memaparkan: Indonesia adalah negara yang sangat indah dengan kemajemukkan masyarakatnya. Apalagi keanekaragaman sumber daya alamnya, patut dibanggakan. Raja Ampat atau Komodo tak kalah menarik dibandingkan Phuket di Thailand atau Genting di Malaysia yang sudah mendunia. Dengan pengelolaan baik, pariwisata berpotensi menjadi sumber devisa negara sehingga menciptakan perekonomian yang mandiri.

Agar terwujud, dibutuhkan kerjasama pemerintah dan masyarakat mengapresiasi lebih wisata lokal. Selain itu, sebagai orang Indonesia kita wajib keliling dunia untuk mempromosikan tanah air. Generasi muda harus tampil di mata dunia dengan bekal pengetahuan akan budaya tanah air dan bahasa asing yang mumpuni. Mengadopsi nilai positif bangsa lain seperti teknologi dan etos kerja. Memadukan dengan nilai leluhur bangsa seperti gotong royong dan tenggang rasa. Saya siap menjadi representasi bangsa di dunia internasional. Pribadi yang mencerminkan identitas bangsa dan mampu diterima pergaulan dunia.

- See more at: http://www.siperubahan.com/read/573/Indonesia-Bangkit-Untuk-Mendunia#sthash.RqGS7OrA.dpuf

Saya dan teman yang berkebangsaan Jerman mengunjungi Museum Nasional Indonesia. Max namanya, sudah beberapa bulan tinggal di Denpasar. Memulai tur di museum terbesar se – Asia Tenggara, saya dan Max kagum akan etniknya taman arca bernuansa Hindu – Budha. Koleksi relik dan prasasti bernilai historis tinggi. Kami beranjak ke ruang pameran rumah tradisional dan budaya nusantara. Melihat replika Pura, Max mendeskripsikan eksotisme Bali. Keindahan Kuta dan Sanur serta hikmatnya ngaben dan dentingan gamelan. Tampak jelas ia mengapresiasi budaya lokal lebih daripada saya.

Saya belum memahami esensi Kebangkitan Nasional dimana pemuda bangsa bersatu dalam perbedaan suku dan budaya untuk meraih kemerdekaan sebagai bangsa yang utuh. Saya terinspirasi untuk mendalami makna kebangkitan nasional. Untuk bangkit kita perlu lebih jauh mengenal kearifan budaya. Kebangkitan Nasional adalah ketika generasi muda dari sabang – merauke dengan bangga memamerkan budayanya dan dengan bijak menghargai budaya lain. Kita perlu bertualang dari Aceh sampai Papua melihat betapa indahnya perbedaan sebagai jalan untuk saling menyempurnakan.

Kemanusiaan tidak dibatasi oleh sekat-sekat negara bangsa

Di kawasan Kota Tua, kami bertemu Francine, jurnalis wisata asal Inggris. Arsitektur klasik gaya eropa menjadi latar diskusi kami. Menikmati segelas wedang, saya siap diwawancarai. Saya memaparkan: Indonesia adalah negara yang sangat indah dengan kemajemukkan masyarakatnya. Apalagi keanekaragaman sumber daya alamnya, patut dibanggakan. Raja Ampat atau Komodo tak kalah menarik dibandingkan Phuket di Thailand atau Genting di Malaysia yang sudah mendunia. Dengan pengelolaan baik, pariwisata berpotensi menjadi sumber devisa negara sehingga menciptakan perekonomian yang mandiri.

Agar terwujud, dibutuhkan kerjasama pemerintah dan masyarakat mengapresiasi lebih wisata lokal. Selain itu, sebagai orang Indonesia kita wajib keliling dunia untuk mempromosikan tanah air. Generasi muda harus tampil di mata dunia dengan bekal pengetahuan akan budaya tanah air dan bahasa asing yang mumpuni. Mengadopsi nilai positif bangsa lain seperti teknologi dan etos kerja. Memadukan dengan nilai leluhur bangsa seperti gotong royong dan tenggang rasa. Saya siap menjadi representasi bangsa di dunia internasional. Pribadi yang mencerminkan identitas bangsa dan mampu diterima pergaulan dunia.

- See more at: http://www.siperubahan.com/read/573/Indonesia-Bangkit-Untuk-Mendunia#sthash.RqGS7OrA.dpuf

Saya dan teman yang berkebangsaan Jerman mengunjungi Museum Nasional Indonesia. Max namanya, sudah beberapa bulan tinggal di Denpasar. Memulai tur di museum terbesar se – Asia Tenggara, saya dan Max kagum akan etniknya taman arca bernuansa Hindu – Budha. Koleksi relik dan prasasti bernilai historis tinggi. Kami beranjak ke ruang pameran rumah tradisional dan budaya nusantara. Melihat replika Pura, Max mendeskripsikan eksotisme Bali. Keindahan Kuta dan Sanur serta hikmatnya ngaben dan dentingan gamelan. Tampak jelas ia mengapresiasi budaya lokal lebih daripada saya.

Saya belum memahami esensi Kebangkitan Nasional dimana pemuda bangsa bersatu dalam perbedaan suku dan budaya untuk meraih kemerdekaan sebagai bangsa yang utuh. Saya terinspirasi untuk mendalami makna kebangkitan nasional. Untuk bangkit kita perlu lebih jauh mengenal kearifan budaya. Kebangkitan Nasional adalah ketika generasi muda dari sabang – merauke dengan bangga memamerkan budayanya dan dengan bijak menghargai budaya lain. Kita perlu bertualang dari Aceh sampai Papua melihat betapa indahnya perbedaan sebagai jalan untuk saling menyempurnakan.

Kemanusiaan tidak dibatasi oleh sekat-sekat negara bangsa

Di kawasan Kota Tua, kami bertemu Francine, jurnalis wisata asal Inggris. Arsitektur klasik gaya eropa menjadi latar diskusi kami. Menikmati segelas wedang, saya siap diwawancarai. Saya memaparkan: Indonesia adalah negara yang sangat indah dengan kemajemukkan masyarakatnya. Apalagi keanekaragaman sumber daya alamnya, patut dibanggakan. Raja Ampat atau Komodo tak kalah menarik dibandingkan Phuket di Thailand atau Genting di Malaysia yang sudah mendunia. Dengan pengelolaan baik, pariwisata berpotensi menjadi sumber devisa negara sehingga menciptakan perekonomian yang mandiri.

Agar terwujud, dibutuhkan kerjasama pemerintah dan masyarakat mengapresiasi lebih wisata lokal. Selain itu, sebagai orang Indonesia kita wajib keliling dunia untuk mempromosikan tanah air. Generasi muda harus tampil di mata dunia dengan bekal pengetahuan akan budaya tanah air dan bahasa asing yang mumpuni. Mengadopsi nilai positif bangsa lain seperti teknologi dan etos kerja. Memadukan dengan nilai leluhur bangsa seperti gotong royong dan tenggang rasa. Saya siap menjadi representasi bangsa di dunia internasional. Pribadi yang mencerminkan identitas bangsa dan mampu diterima pergaulan dunia.

- See more at: http://www.siperubahan.com/read/573/Indonesia-Bangkit-Untuk-Mendunia#sthash.RqGS7OrA.dpuf

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun