Semua agama mengajarkan sikap rendah hati dan lemah lembut . Itu tentu bukan tanpa alasan. Karena sikap rendah hati dan lemah lembut adalah kunci berinteraksi  dengan sesama manusia dan juga alam. Dengan sikap rendah hati dan lemah lembut maka akan membawa kedamaian bagi kehidupan dan juga ketenangan dan keseimbangan  alam.
Alam yang tenang tentu dikaitkan dengan kondisi tidak terjadinya banyak bencana . Semua berjalan normal dan wajar. Alam yang bersahabat dengan umat manusia. Alam yang mendukung kelancaran kehidupan umat manusia dan sekaligus memenuhi apa yang dibutuhkan umat manusia untuk kelangsungan dan kelestarian hidupnya . Mestakung alias semesta mendukung.
Begitu pentingnya sikap rendah hati dan lemah lembut ini, hingga  ditegaskan dalam alquran. Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut?" (Dengan mengatakan), "Sekiranya Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur." (QS Al-' An 'am : 63 )
Dalam banyak ajaran agama dan kepercayaan, bencana sering kali dipandang sebagai peringatan atau teguran dari Tuhan terhadap kesalahan dan kelalaian manusia. Namun, ada keyakinan bahwa sikap rendah hati dan lemah lembut dapat menghindarkan manusia dari bencana atau setidaknya mengurangi dampaknya. Sikap rendah hati membuat manusia sadar akan keterbatasannya, sementara sikap lemah lembut menunjukkan kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan sesama dan alam. Kedua sikap ini, jika diterapkan secara konsisten, dapat membawa keharmonisan dan keseimbangan yang mengurangi risiko terjadinya bencana.
Sikap rendah hati berarti menyadari bahwa manusia bukanlah penguasa alam semesta, melainkan bagian kecil dari ciptaan Tuhan yang lebih besar. Dengan sikap rendah hati, manusia lebih cenderung menghargai alam dan menghindari perilaku yang merusak. Contoh nyata dari hal ini bisa dilihat dalam kehidupan masyarakat adat di berbagai belahan dunia, seperti masyarakat Baduy di Indonesia. Mereka hidup selaras dengan alam, menjaga keseimbangan ekosistem, dan tidak melakukan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam. Hasilnya, lingkungan mereka cenderung lebih lestari dan terhindar dari bencana seperti banjir dan longsor.
Sementara itu, sikap lemah lembut mencerminkan kearifan dan kasih sayang dalam berinteraksi, baik dengan sesama manusia maupun dengan alam. Sikap ini menghindarkan manusia dari tindakan-tindakan yang egois dan merusak. Ketika manusia berperilaku lemah lembut, mereka lebih memperhatikan kesejahteraan orang lain dan kelestarian lingkungan. Misalnya, saat menghadapi kekeringan, masyarakat dengan sikap lemah lembut akan mengutamakan kerjasama dan berbagi sumber daya air secara adil, bukannya mengeksploitasi sumber daya tersebut untuk kepentingan pribadi. Sikap seperti ini menciptakan harmoni sosial yang mencegah konflik dan memperkuat ketahanan komunitas terhadap bencana.
Selain itu, rendah hati dan lemah lembut dapat membantu manusia menyadari kesalahan mereka dan bertobat sebelum terlambat. Ketika manusia merendahkan diri di hadapan Tuhan dan menunjukkan kelembutan hati terhadap sesama, mereka membuka diri terhadap petunjuk dan perlindungan Tuhan. Seperti dalam cerita Nabi Yunus yang berdoa dengan rendah hati dan lembut ketika berada di dalam perut ikan paus. Kesadaran dan pertobatan ini membuat Tuhan mengampuni dan menyelamatkannya dari bencana yang lebih besar. Ini menunjukkan bahwa sikap rendah hati dan lemah lembut bisa menjadi cara untuk memohon rahmat dan perlindungan Tuhan.
Pada akhirnya, sikap rendah hati dan lemah lembut adalah dua sikap penting yang dapat menghindarkan umat manusia dari bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial. Ketika manusia hidup dengan kesadaran akan keterbatasannya dan dengan kasih sayang terhadap sesama, mereka lebih mampu menjaga keseimbangan dan harmoni yang Tuhan kehendaki di bumi ini.
Dengan menerapkan kedua sikap ini dalam kehidupan sehari-hari, umat manusia tidak hanya memperbaiki hubungan dengan sesama dan alam, tetapi juga dengan Sang Pencipta. Sikap rendah hati dan lemah lembut adalah jalan untuk mendapatkan rahmat dan perlindungan-Nya, serta cara untuk memastikan bahwa kita hidup dalam harmoni dengan kehendak Tuhan, menghindarkan diri dari rencana bencana yang mungkin datang sebagai teguran.
Dan harus dipahami juga bahwa bukan sikap rendah hati dan lemah lembut itu tidak  langsung membawa perubahan terhadap kondisi alam.  Namun apa yang diakibatkan dari sikap rendah hati  dan lemah lembut yang dilakukan dengan konsisten ( istiqamah ) lah yang akan membawa dampak baik bagi keseimbangan alam.  Dua sikap itulah yang akan membawa Tuhan, untuk menjalankan  skenario baik  dari berbagai pilihan skenario hukum alam yang berlaku di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H