Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ketika Fajar mulai Menyingsing, Peralihan Pemerintahan yang Lama ke Pemerintahan Baru

5 September 2024   07:36 Diperbarui: 5 September 2024   07:44 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan benar benar mengembalikan tujuan pemerintahan  kepada  cita cita dan janji kemerdekaan yang telah diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pmerintahan kiat telah membuang waktu dan SDM dan energi bangsa ini selama hampir 80 tahun , karena masih banyaknya pola pikir dalam pemerintahan  yang belum Merdeka dan masih memiliki mental antek penjajah. Antek antek asing. Mengkhianati negaranya sendiri demi mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Dan tega menindas bangsanya sendiri.

Bila dikelola dengan benar maka dengan potensi kekayaan alam negeri ini  dan juga sumber daya manusia yang melimpah, seharusnya negeri ini membutuhkan waktu lebih sedikit untuk  menjadi negara maju. Jika Singapura dan Jepang hanya membutuhkan waktu sekitar 30 tahun ,maka negeri ini seharusnya cukup 25 tahun sudah  bisa menjadi negara maju. 

Bukan seperti sekarang usia negeri sudah 79 tahun, tapi pendapatan perkapita penduduknya masih 4,000 an dollar pertahun  . Bandingkan dengan negeri  Singapura yang sudah lebih dari 70.000 an dollar.

Falsafah fajar yang menyingsing juga mengajarkan bahwa setiap peralihan membawa tanggung jawab baru. Pemimpin yang baru diharapkan mampu membuktikan janji-janji mereka dan mengatasi masalah yang diwariskan oleh pendahulunya. 

Ini adalah masa di mana masyarakat menantikan perbaikan konkret, bukan sekadar retorika. Dalam sejarah, kita bisa melihat contoh seperti Angela Merkel yang memimpin Jerman pasca reunifikasi, di mana ia menghadapi tantangan menyatukan dua Jerman yang terpisah selama puluhan tahun, namun berhasil membawa Jerman menuju stabilitas dan kemajuan.

Pada akhirnya, falsafah fajar yang menyingsing mengingatkan kita bahwa perubahan adalah bagian alami dari kehidupan dan kepemimpinan. Pergantian kekuasaan bukan sekadar peristiwa politik, melainkan proses yang memerlukan visi, keberanian, dan kemampuan untuk menavigasi tantangan baru. 

Seperti fajar yang membawa harapan bagi hari yang baru, pergantian kepemimpinan idealnya harus membawa angin segar bagi masyarakat, memperbaiki yang telah rusak, dan membangun jalan menuju masa depan yang lebih cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun