Film 'Ipar adalah Maut" saat ini Tengah menjadi topik di banyak perbincangan . Dari sisi filmnya sendiri memang sudah sukses menarik jutaan orang untuk menontonya. Di sisi lain dari segi temanya , juga sangat dekat di kehidupan keseharian banyak orang. Kejadian perselinguhan suami dan adik ipar itu Dipotret secara detail dan terperinci. Yang membawa penonton larut dalam sikap marah, kecewa dan juga sedih.
Film Pembawa Pesan yang Paling Berhasil
Harus diakui film adalah salah satu wahana penyampai pesan yang sangat efektif.  Di sana ada visualisasi. Ada tata suara. Dan juga scrip yang dapat dibuat semenarik mungkin. Tak jarang apa yang ditampilkan di film justru  melebihi kenyataanya. Yang membuat sebuah kisah menjadi lebih dramatis.
Ini juga menjadi bukti  keberhasilan film dalam mengangkat suatu masalah hingga menjadi perhatian khalayak ramai. Seperti halanya yang terjadi dengan kasus pembunuhan Vina, yang digarap dalam sebuah film berjudul ' Vina : Sebelum 7 Hari'.
Tentu diharapkan dengan keberhasilan film tersebut menyedot perhatian masyarakat luas akan membuat  suatu masalah menjadi perhatian banyak orang. Setelah itu diharapkan akan muncul Gerakan Bersama untuk lebih peduli terhadap segala persoalan yang terjadi , dan mengawal dari potensi penyimpangan  dari kondisi yang seharusnya.
Salah satu faktor film 'Ipar adalah Maut' sukses adalah kemampuan sutradara memotret  apa yang terjadi di masyarakat. Kejadian Ipar adalah maut  banyak keluarga yang telah mengalaminya. Selama ini mereka , cenderung diam,  menutup diri. Karena itu dianggap tabu. Tak pantas diungkit dan dibuka ceritanya untuk diketahui banyak orang. Tetangga yang melihat atau yang mendengarpun biasanya juga tak menyebarkan lebih luas. Aib tidak boleh disebar.
Fenomena "Nasi Mawut"
Lalu apa penyebab  Ipar adalah maut itu bisa terjadi ?  Itu bisa dijelaskan dengan fenoemna kejadian "nasi mawut". Nasi yang tumpah. Nasi yang jatuh keluar dari tempat yang seharusnya.
Ipar adalah maut adalah akibat dari Sesuatu yang tidak dilakukan tidak pada tempatnya. Yang pertama tentu keberadaan ipar yang ada di sebuah rumah tangga. Keberadaan orang ketiga dalam sebuah rumah tangga jelas itu  merupakan bibit permasalahaan. Masalah Yang bisa muncul setiap saat di kemudian hari. Bahkan Ketika orang ketiga itu adik atau kakak sendiri. Apalagi kalau orang ketiga dalam rumah tangga itu orang jauh, misalnya teman atau sahabat.
Kedua, sifat sayang yang berlebihan. Sayang terhadap adik atau kakak itu keharusan. Siapa yang tak sayang terhadap kakak atau adik tentu tidak wajar. Namun sikap sayang harsu ditempatkan pada posisi yang tepat. Idealnya Kakak atau adik yang belum berkeluarga seharusnya tinggal dan berada di rumah orang tua.
Karena kasih sayang yang berlebihan , terkadang  menghilangkan sikap hati -hati dan  waspada terhadap kejadian di  rumah dan keluarga kita. Karena terlalu sayang kita tidak mengingatkan jika ada sebuh penyimpangan dari adik atau kakak kita. Dengan alasan tidak enak kalau harus menegur . Nanti menyinggung perasaan . Sang kakak pun hanya membiarkan