Perkembangan jaman, cara berpikir manusia yang makin kritis , serta perkembangan iptek telah membawa manusia kepada kondisi mempertanyakan suatu ritual keagamaan yang sesuai dengan pesan aslinya , bukan sekadar menerima apa adanya. Tanpa mempertanyakan sebab serta tujuan diturunkanya aturan tersebut.  Karena bisa saja suatu ajaran yang awalnya sesuai , tetapi disaat kini tidak relevan lagi. Padahal dalam agama itu berlaku kebenaran ajaran adalah final. Yang akan selalu sesuai dengan segala zaman. Kalau ternyata ada yang tidak sesuai dengan kondisi terkini maka bukan  kebenarannya  yang berubah tetapi tafsir terhadap kebenaran itu yang perlu dikaji ulang.  Dan pintu itu akan selalu terbuka sampai akhir jaman.Â
Karena memang ada beda antara kebenaran dan tafsir tentang kebenaran.
Kebenaran akan selalu abadi karena berasal dari sang maha benar. Tetapi tafsir  kebenaran akan dikoreksi oleh kemampuan daya berpikir manusia dan perkembangan  sains.
Dua hal itulah yang membuka tabir dinding yang mengaburkan pengertian  antara  kebenaran dengan tafsirnya.  Antara teks dengan konteksnya. dan antara  agama dengan  budaya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H