Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Nuzulul Quran: Momentum Menggali Pesan Alquran untuk Alam Semesta

28 April 2021   06:20 Diperbarui: 28 April 2021   08:46 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Seorang ulama dari Sambas Kalimantan , Syekh Basyuni Imran  sekitar tahun 1929 pernah mengirimkan surat yang berisi pertanyaan ke journal pembaharaun Islam, Almanar di Timur Tengah   . Pertanyaannya terkenal sekali ,  " Mengapa  Ummat muslim mundur sementara ummat lain ( non islam )  maju ? " Dan pertanyaan itu ternyata masih sangat relevan untuk memotret kondisi umat Islam saat ini. Yang belum juga berhasil  tampil  sebagai ummat yang mampu menentukan arah dunia . Padahal dalam kitab suci Alquran,  tertulis jelas dalam ayatnya,  ummat islam adalah ummat terbaik yang diturunkan di tengah umat manusia  di dunia  .Yang seharusnya menjadi subyek dan pemegang kunci utama yang menentukan arah dunia. Bukan sebaliknya hanya menjadi pelengkap penderita. Penonton terhadap setiap perubahan.

Datangnya bulan Romadhon sekarang ini , dengan segala keberkahan yang ada di dalamnya  menjadi momentum yang tepat  untuk kembali merenungkan pertanyaan tersebut. Mengapa  ummat sudah diberikan label sebagai umat terbaik tetapi belum juga mampu  menunjukkan yang terbaik dalam  kenyataannya. Pasti ada sesuatu yang salah.  Kalau isi kitab sucinya yang salah tentu   tidak mungkin karena pernyataan itu datang langsung  dari  Alloh . Dzat yang maha benar .  Kalau dalam memahami persyaratan untuk menjadi ummat yang terbaik ada kesalahan,  itu mungkin . Akibat Ilmu yang tanggung. Atau pemahamannya sudah benar tetapi usaha untuk memperjuangkannya belum maksimal alias kurangnya semangat berkorban   , masih ada kemungkinan benarnya juga . Itu juga yang menjadi salah satu jawaban Syaikh Sayyid Arsalan terhadap pertanyaan ulama terkenal dari Sambas tersebut.

Peristiwa  Nuzulul Quran di bulan Romadhon ini semoga bisa menjadi penyulut semangat ummat muslim untuk kembali  menggali kandungan Alquran lebih dalam  untuk mencari apa  jawaban dari pertanyaan itu. Bulan Romadhan tahun ini  yang datang masih dalam suasana masa pendemi covid-19, ummat muslim  mempunyai kesempatan lebih banyak untuk dekat dengan kitab sucinya, . Mengkaji  lebih dalam. Mengulang-ulang kembali bacaannya, serta mempertajam pemahamannya terhadap Alquran. Jangan terjebak , hanya memperbanyak bacaanya, tetapai isinya atau pesan yang ada di dalamnya  , tidak dipahami. Seperti yang sudah menjadi tradisi selama ini  . Di Bulan Romadhon , ummat muslim berlomba lomba untuk khatam membaca alquran sebanyak banyaknya.   Membaca kitab suci alquran memang sudah menjadi amal sholeh. Pahala atau kebaikannya dilipatkan sepuluh  kali berdasar tiap huruf yang dibaca . Tentu , ummat muslim jangan hanya terjebak kepada berapa banyak  membacanya.  Karena membaca baru permulaan. Ada kewajiban yang mengikuti setelah membaca yaitu memahami .  Dan seterusnya mengamalkan dengan sepenuh jiwa dan raga. Dan itulah yang akan mampu menjadikan ummat muslim menjadi ummat terbaik yang  mampu mengubah dunia.

Bila kita mau menoleh sejarah ,ummat muslim ternyata pernah dua kali mewarnai dunia. Di abad ke tujuh. jaman generasi awal ( generasi para sahabat ) , pemahaman terhadap alquran yang benar melahirkan generasi  yang mengubah peta pengaruh , yang sebelumnya didominasi dua kerajaan besar saat itu yatu Romawi dan Persia ke dunia Arab daerah yang semula tak diperhitungkan . Generasi yang  hanya bisa dikalahkan oleh dirinya sendiri. Sebagai hasil tempaan kitab suci alquran yang sudah mendarah daging dalam tubuh dan jiwa. Kemudian pada abad pertengahan umat muslim pernah tampil terdepan lagi , mereka ,menjadi pelopor kemajuan peradaban.  Dalam banyak bidang. Tentu kita tidak asing lagi dengan ulama yang sekaligus ilmuwan kenamaan yang  mewarnai dan menpengaruhi perkembangan   dunia sains . Ada Ibnu Sina dalam bidang kedoktearan . Ada Alkhawarizmi di bidang Matematika. Ibnu Alhaitam di bidang Fisika  ( Optik ), Ada Ibnu Kholdun  di bidang sejarah dan sederet saintis islam kenamaan lainnya. Karya dan prestasi mereka , begitu fenomenal dan  menjadi rujukan ilmu pengetahuan modern sampai sekarang. Bahkan banyak sarjana barat yang menggunakan karya ilmuwan ilmuwan muslim ini  sebagai sumber rujukan untuk karya-karya mereka . 

Kalau mengkaji  kitab yang sama yaitu Alquran menghasilkan output yang berbeda antara ummat islam jaman keemasan dengan ummat sekarang ini  , tentu ada masalah mengenai cara   memahami .  Cara ulama besar jaman kejayaan islam  ,memahami , alquran mamu  membimbing mereka menghasillkan karya harya besar , Cara memahami ulama ulama-ulama  besar itu  patut dijadikan bahan untuk evaluasi diri bagi generasi ummat islam sekarang ini  . Mereka sudah mampu memahami pesan Alquran yang tidak sekedar pesan mengenai aturan fikih saja, tetapi juga pesan  untuk alam semesta. 

Dalam, bukunya yang berjudul  Ayat ayat Semesta:  Sisi sisi Alquran yang terlupakan , Agus Purwanto, sedikit memberikan titik terang . Dalam buku tersebut disinggung apa yang disampaikan oleh Syaikh  Jauhari Al Tahthowi dalam tafsir Jawahir  mempertanyakan bahwa dalam kitab suci alquran itu  ada  ayat ayat yang terkait dengan alam semesta  atau Ayat kauniyah  berjumlah  750 ayat. Sementara ayat ayat yang berhubungan fikih hanya berjumlah 150 ayat. Tetapi  karya  ulama Islam yang membahas tentang fikih mungkin mencapai ribuan buku . Sementara karya buku ulama yang membahas ayat kauniyah yang jumlah  ayatnya 5 kali lipat  , karya ilmiah yang dihasilkan  , justru jumlah nya sangat sedikit. Ini tentu menjadi jawaban , kemana sebenarnya  energi terbesar ummat  muslim selama ini tersedot, yaitu dalam masalah fikih. dan ditambah seringnya muncul perseteruan karenanya. Ummat mulsim lebih suka menghabiskan waktu dan energi untuk berdebat masalah fikih dengan kelompak lain yang berseberangan pemahaman.  Sementara fenomena  alam semesta , seperti bergantinya siang dan malam,  terbitnya matahari dan  lainnya , justru terabaikan. 

Dalam ayat ayat kauniyah ternyata Allah memberikan atau bocoran -bocoran informasi mengenai  rahasia kejadian alam semesta. Dari awal ketika alam semesta ini diciptakan hingga dunia menuju ke titik tanda anda menuju masa akhirnya. Ada sebuah kesimpulan menarik untuk membandingkan antara rahasia  yang diberitakan Alquran dengan sains modern yang dihasilkan dari rangkaian sebuah eksperimen . . Pernyataan Alquran dalam ayat ayat kauniyah adalah kesimpualannya. sementara percobaan atau eksperimen menjadi alat untuk menbuktikannya. Umat Islam sudah diberi kesimpulan terkait alam semesta ini sejak Alquran diturunkan dari sejak 15 abad yang lalu  , tinggal mencari bukti pendukungnya lewat eksperimen. Sementara  sains modern  , harus melakukan ribuan percobaan atau eksperimen  , dulu baru bisa sampai ke sebuah  kesimpulannya. Sebagai contoh mengenai proses penciptaan manusia dari pertemuan sel telur dan sperma kemudian berkembnag dalam rahim. Alquran menjelaskan dengan runtut dan detail. Sementara sains modern khususnya bidang biologi dan kedokteran, baru bisa membuktikan kebenaran kebenaran Alquran itu setelah berabad abat kemudian . Contoh lain adalah tentang, bukti bahwa matahari berputar pada porosrnya. Dalam surat Yasin ayat 38, bukti itu sudah terpampang dengan jelas. " Dan matahari berputar pada porosnya.'. Sementara pengetahuan modern harus melewati berbagai teori. Dari teori manusia sebagai pusat semesta di jaman Yunani Kuno , kemudian teori geosentris-nya Claudious Ptelomeus, hingga  akhirnya muncul teori helio sentris Nicolaus Copernicus . Matahari sebagai pusat tata surya yang berotasi di porosnya. Yang dikonfirmasi  dengan teleskop karya Galileo Galilei abad 16. 

Alquran dengan semua ayatnya adalah panduan sempurna untuk  ummat manusia di segala bidang . Sementara Alquran dengan ayat ayat kauniyahnya akan menjadi jawaban tantangan jaman  yang dihadapi umat manusia . Kesempurnaan itu sebenarnya , adalah kesempurnaan untuk mendapatkan  manfaat maksimal  di dunia. Bila ayat ayat kauniyah ini mampu dikaji lebih jauh dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kehidupan manusia   maka predikat sebagai ummat terbaik itu akan menjadi kenyataan. Karena ummat terbaik yang termaktub dalam Alquran itu , tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus ada syarat yang harus dipenuhi. Dan ayat ayat kauniyah , itulah panduannya untuk memberi manfaat kepada sesama manusia dan juga alam semesta. Tidak sekedar kebaikan atau keshalehan individu yang manfaatnya  terbatas untuk dirinya sendiri, karena  sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat, bagai seluruh umat manusia dan alam sekitarnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun