Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pulanglah...

11 Mei 2020   06:03 Diperbarui: 11 Mei 2020   06:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pulang. Kembali ke asal. Kembali ke keadaan semula. Keadaan yang pernah kita alami. Keadaan yang pernah kita rasakan. Keadaan yang pernah kita lewatkan bersama orang tua, kerabat dan handai tolan. Sewaktu kecil hingga remaja . Di sebuah rumah di kampung halaman. Di sanalah kita menemukan ketenangan dan kedamaian yang membuat rindu. Dari sanalah keinginan ingin pulang itu memanggil.

Pulang selalu diindentikan dengan rumah. Karena rumah dengan semua yang ada di dalamnya , adalah tempat yang telah membesarkan fisik dan jiwa kita. Rumah yang telah membuat hati kita merasa tenang. Merasa terlindungi. Rumah membuat hati menjadi tentram. 

Rumah juga sudah memberikan kenyamanan baik hati maupun pikiran kita. Semua yang ada dirumah , menghadirkan kebahagiaan. Maka sampai ada ungkapan , Rumahku surgaku. 

Dan rumah ini akan menjadi sebuah paket lengkap ketika menyertakan juga lingkungan sekitarnya. Yaitu para tetangga sekampung halaman. Lingkungan yang telah ikut membentuk dan membesarkan kepribadian dan jiwa sosial kita.

Pulang juga memberikan kedamaian tidak hanya secara fisik juga hati. Rasa gembira ketika bisa berkumpul dengan orang orang terdekat merupakan bentuk pulangnya fisik ke tempat di mana kita dulu dilahirkan. 

Sementara rasa bahagia ketika memeluk orang orang tercinta yang telah mendampingi kita tumbuh dengan penuh limpahan kasih sayang, merupakan bentuk pulangnya hati d mana nurani bermuasal.

Begitu berartinya, rumah dengan semua suasana di dalamnya , selalu membangkitkan rasa untuk pulang. Dan bagi yang merantau , akan memunculkan istilah pulang kampung atau mudik. 

Meski Presiden Jokowi membedakan antara keduanya. Tapi itu tak mempengaruhi perasaan yang menyertai di dalamnya. Feelingnya tetap sama. Melepaskan rasa rindu. Menumpahkan rasa kangen dengan semua orang yang ada di rumah, dan para tetangga sekampung halaman. .

Pulang khususnya bagi yang merantau, akan menemukan momentumnya waktu perayaan Hari Raya Lebaran. Bagaimanapun kondisi kita di tanah rantau, begitu lebaran tiba kita akan berjuang sekuat tenaga dan kemampuan finasial untuk pulang kampung. Pulang untuk melepas rindu. Pulang untuk menunjukan hasil karya kita selama di tanah rantau.

Meski terkadang harus dipaksakan. Karena begitu balik lagi ke tanah rantau, kembali akan dipusingkan , pikirannya untuk menutupi kembali semua pengeluaran . 

Terkadang harus pinjam uang ke san kemari ke tetangga atau teman. Tetapi beratnya perjuangan itu hilang , setelah rasa bahagia hadir ketika bertemu orang tua, kerabat dan handai tolan di kampung halaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun