Cantik. Itu saja. Tak perlu aku tambahi. Untuk menggambarkan penampilanmu. Karena tambahan justru mengurangi kecantikanmu. Kecantikan yang apa danya. Dan itulah dirimu. Dari dulu sampai sekarang . Tidak ada yang berubah.Â
Cantik yang tidak muncul dari riasan kosmetika. Cantik bukan dari bibir setelah dipoles dengan lipstik berharga mahal. Tidak karena sapuan bedak di kedua pipi dengan hiasan blust on yang sedikit memerah di tengahnya. Tidak juga karena goresan eye shadow di sepanjang kedua alis mata. Pun bukan karena warna warna indah baju mahal yang kamu kenakan.
Kata orang kecantikan itu dari dalam . Cantik yang datang dari kesederhanaan. Kesederhanaan dalam bersikap. Kesederhaann dalam bertutur kata. Tidak berkata selain yang diperlukan. Tidak juga berbuat selain yang dibutuhkan. Karena seribu kata tidak menjamin , sesorang menjadi cantik di mata kebanyakan orang. Dan sikap diam saja,yang kau tunjukkan dalam situasai yang tepat , itu pun sudah memancarkan aura kecantikan. Dan satu senyum yang kau tebar dengan ketulusan , sudah bisa memberikan sebuah keramahan dan kesejukan.Â
Anggun itulah untuk melukiskan kesederhanaanmu dalam bersikap. Tapi tanpa mengurangi kecantikan yang kau miliki. Tapi justru kesederhanaan itulah yang membuat orang makin respek kepadamu. Dan memperlakukanmu dalam tempat yang seharusnya. Tidak jadi murahan.
Kecantikan paripurna. Kecantikan seorang dewi. Kecantikan yang menjadi impian tiap wanita. Kecantikan yang tidak semua orang bisa memiliki. Cantik yang datang dari sikap penghargaan. Penghargaan terhadap karunia Tuhan yang tidak diturunkan kepada setiap orang , kecuali kepada orang yang bisa menjaga apa yang terlihat dari luar dan juga menjaga agar semua yang tampak adalah cerminan dari apa yang dari dalam. Dari dalam hati yang penuh ketulusan. Ketulusan untuk memberi manfaat kepada sesama .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H