Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem
Gereja Penuh Kasih Allah
Tema ritmis Natal tahun ini adalah "Marilah Sekarang Kita pergi ke Betlehem". Dari tema ini kita diajak untuk pergi ke Betlehem dengan tujuan untuk melihat Sang juru selamat dunia yang telah datang ke dunia.. Seperti yang kita ketahui, kota Betlehem adalah tempat lahirnya juru selamat kita dan tentunya dengan hal itu di Betlehem terdapat sukacita yang sangat besar. Kelahiran Yesus Kristus merupakan kabar baik bagi kita umat Kristiani ini, seperti ada tertulis pada Injil Lukas 2: 10-11 : "Kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." Maka dari itu, Natal tahun ini mengajak kita untuk berhimpun ke kota Betlehem, karena kota Betlehem di sini menggambarkan ke tempat dimana kabar baik telah tiba dan kita diajak untuk menerima kabar baik itu dengan berhimpun ke kota Betlehem.
Seperti yang kita tahu, kabar baik yang disampaikan Tuhan adalah datangnya Sang juru selamat dunia, serta seperti yang kita tahu lagi, Sang juru selamat dunia datang untuk menebus dosa kita para manusia yang kotor akan dosa. Pemberian penebus dosa bagi kita adalah salah satu wujud kasih Allah akan kita. Hal itu terbukti dari betapa baiknya Allah kepada kita, sampai-sampai Allah tidak ingin kita sebagai makhluk ciptaan-Nya dihukum karena dosa, sehingga dengan besarnya kasih-Nya, Allah menebus dosa kita dengan mengaruniakan anak-Nya yang begitu dikasihinya pula untuk turun ke dunia menebus dosa kita para manusia. Seperti ada tertulis pada Injil Yohanes 3:16 : "Karena besarnya kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal."Dalam Injil Yohanes, kata hidup kekal berarti keselamatan, dengan ini kita menjadi tahu bahwa kasih Allah akan kita itu begitu besar adanya, sampai-sampai Allah memberikan keselamatan pada hidup kita.
 Dari tema ritmis Natal tahun ini mengajak kita untuk  bersama-sama merasakan kebesaran kasih Allah yang telah dilimpahkan pada kita. Kita dapat menyadari ajakan tersebut lewat symbol yang digambarkan pada judul tema ritmis Natal yang kita miliki, yaitu dari kata "Betlehem", Betlehem disini menggambarkan kasih yang besar itu sedang berada. Seperti yang kita tahu, bahwa kota Betlehem adalah tempat kelahiran juru selamat kita Yesus Kristus. Maka dari itu, dari sini kita tahu bahwa dalam tema ritmis Natal ini kita diajak untuk pergi untuk turut merasakan kasih Allah yang besar di dunia ini.
Disini kita juga akan banyak berbicara tentang kasih, definisi kasih sendiri adalah rasa solider, rasa cinta, dan peduli kepada apapun yang ada di sekitar kita, baik sesama, hewan, alam, dan lain sebagainya. Kasih dapat kita wujudkan dengan berbagai cara, seperti dengan tindakan ataupun dengan perkataan yang kita sampaikan. Tuhan sudah mengajarkan kepada kita cara untuk mengasihi, banyak wujud kasih-kasih Allah yang telah ditunjukkan kepada kita. Contoh perbuatan kasih Allah yang paling besar dan nampak yang telah ditunjukkan Allah kepada kita adalah ketika Allah tidak ingin kita dihukum karena dosa dan Allah dengan kasih-Nya yang besar rela mengutus anak-Nya yang tunggal ke dunia untuk menebus dosa-dosa kita agar kita tidak dihukum karena dosa.
Hal mengasihi juga ditekankan Allah lewat hukum kasih-Nya, hukum kasih Allah yang pertama adalah kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Hukum kasih yang kedua adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu dirimu sendiri. Dari itu kita tahu, bahwa kasih adalah sesuatu yang begitu penting di dunia ini, sampai Allah menekankan hal mengenai kasih tersebut. Dalam kasih, ada dua jenis, yaitu mengasihi dan dikasihi. Mengasihi berarti kita memberikan wujud kasih kepada satu sama lain. Sedangkan dikasihi, berarti kita diberi wujud kasih oleh orang lain.
Pada kesempatan kali ini, saya memiliki subtema hari Natal yang akan saya angkat, yaitu "Gereja Penuh Kasih Allah". Pada subtema ini, saya mengajak untuk mengetahui bagaimana Allah mengasihi Gereja dan sebaliknya, bagaimana Gereja mengasihi Allah. Hal ini juga dapat menjadi bukti untuk kita bahwa Allah mengasihi makhluk ciptaannya dalam segala hal, tetapi, Allah tidak hanya mengasihi makhluk ciptaannya saja, Allah bahkan juga mengasihi Gereja yang menjadi sarana manusia mengasihi Allah yang kemudian Gereja akan menjadi kerajaan Allah pula karena Gereja tempat umat beriman berkumpul memuliakan nama Allah.
Sebelum mengetahui lebih dalam cara Allah mengasihi Gereja dan cara Gereja mengasihi Allah, kita harus terlebih dahulu berhimpun pada diri kita sendiri. Apakah kita sudah tahu bentuk kasih Allah pada diri kita dan juga kita juga harus tahu cara kita mengasihi Allah. Kita harus berhimpun pada diri sendiri terlebih dahulu dan berkaca dulu, sebelum mendalami hal yang ada di luar diri kita. Kita harus bersedia membuka diri kita dahulu untuk kemudian berhimpun dan berefleksi.
Lanjut pada pembahasan tentang kasih, kita semua pasti dikasihi oleh Allah, karena seperti yang kita tahu, Allah sangat mengasihi segala ciptaan-Nya. Bahkan, hal yang tidak berpengaruh sekalipun terhadap dunia ini Allah tetap mengasihinya. Tanpa kita sadari, setiap hidup kita pasti penuh dengan kasih Allah dan kebaikan Allah. Bentuk kasih Allah yang kita rasakan itu dapat berupa pemberian langsung dari Allah atau Allah bisa juga memberi kasih-Nya lewat perantaraan-Nya.
Satu contoh bentuk kasih Allah yang sangat besar tetapi mungkin jarang kita sadari adalah Ketika setiap hari Allah berkenan memberikan nafas pada kita untuk menjalani peziarahan hidup ini. Itu salah satu perbuatan kasih Allah yang sangat besar tetapi mungkin jarang kita syukuri atau sadari, coba bayangkan saja bila Allah tidak punya kasih akan kita, pasti kita tidak akan merasakan hidup kita yang begitu luar biasa ini. Sebenarnya, masih banyak kasih Allah yang diberikan kepada kita dalam hidup kita, sebenarnya kita hanya perlu menyadarinya saja. Sebentar lagi, saya akan mencoba membagikan pengalaman saya dalam menerima kasih Allah.
Pengalaman sederhana yang ingin saya sampaikan adalah Ketika saya awal-awal menjadi seorang seminaris. Pada waktu itu, saya masih bertingkah seperti seorang penakut, tidak berani untuk berbicara atau berelasi dengan orang-orang baru, sehingga dari situ saya merasa sangat amat kesepian. Tetapi, dengan adanya kasih Allah akan saya, Allah memberikan saya beberapa teman yang sangat baik bagi saya yang membuat saya dapat berelasi dengan baik dengan orang-orang baru. Pada waktu itu, saya merasakan hadirnya kasih Allah lewat perantaraan teman-teman yang datang pada saya, coba saja waktu itu Allah tidak mengasihi saya, mungkin kondisi saya saat itu akan semakin parah.