Mohon tunggu...
Aditya Hariyadi
Aditya Hariyadi Mohon Tunggu... Penulis - Masyarakat Sipil

Ketua Dema FTK UIN Antasari Banjarmasin [20/21] | HMI Cabang Banjarmasin | IG: Aditya_hariyadi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Kabar Pendidikan Indonesia?

2 Mei 2020   15:40 Diperbarui: 2 Mei 2020   15:42 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret pendidikan Indonesia | Dok. pribadi

Tanggal 2 mei di tetapkan sebagai hari pendidikan nasional. Sebagai salah satu wahana pembentuk karakter bangsa, pendidikan adalah sektor penting dimana para "Nation Builders" Indonesia di harapkan dapat berjuang membawa negara bersaing di kancah global.

Namun, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan di antaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru itu sendiri yang sangat jauh dari harapan.

Masalah pendidikan tak pernah usai dibahas padahal pendidikan adalah hal yang paling fundamental dalam berkehidupan dan dalam membangun bangsa yang berkemajuan.

Seharusnya seluruh anak di Indonesia harus mendapatkan hak pendidikan secara merata. Seperti dalam UUD 1945, pada alinea ke-4 salah satu bunyinya adalah "mencerdaskan kehidupan bangsa" namun apakah itu sudah terlaksanakan dengan baik dan benar ?

Tanpa pendidikan bagaimana generasi penerus bangsa melanjutkan dan memajukan bangsa?

Menurut  survei programme for internasional student assessment (PISA) tahun 2018 kualitas pendidikan Indonesia masih jeblok. Ini sebuah ironi yang selalu saja menghampiri dunia pendidikan di negara kita.

Rendahnya mutu pendidikan Indonesia antara lain di sebabkan oleh efektivitas, efesiensi, dan standarisasi pengajaran.

Kurangnya kreatif para pendidik juga menyebabkan pendidikan kita semakin tertinggal, kurikulum pendidikan yang dibuat hanya berdasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan tiap daerah di Indonesia.

Pendidikan yang diterapkan hari ini sama sekali tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sekolah,kampus, ataupun instansi pendidikan lainnya hanya menjadikan tempat tersebut untuk mencetak generasi feodal yang harus tunduk dan patuh atas segala perintah.

Pendidikan yang dihadirkan hari ini tidak memfokuskan kemana arah potensi anak didik harus dikembangkan. Kita hanya disuruh menghafal dan menguasai semua materi yang diberikan oleh guru.

Satu hal penting adalah kualitas seorang pendidik akan menetukan kualitas anak yang dididiknya. Kebanyakan seorang pendidik hanya menjalakan tugas wajibnya sebagai pengajar bukan pendidik. Sebagai seorang pendidik yang memiliki kemampuan harusnya mereka bisa mengarahkan akan kemana anak didiknya di kembangkan.

Kita tidak bisa menyamaratakan kemampuan anak dan menuntutnya untuk bisa. Tan malaka pernah berkata "tujuan pendidikan itu mempertajam kecerdasaan memperkokoh kemampuan serta memperhalus perasaan".

Hal terpenting lainnya adalah guru yang tidak memiliki kompetensi di bidangnya dan sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman sekrang. Guru yang basicnya IPA misalnya malah di jadikan guru Olahraga kasus ini sangat sering dan banyak kita jumpai, terlebih guru yang gaptek teknologi.

Adapun solusi dari masalah di atas adalah dengan mengubah sistem pendidikan dengan cara mengarahkan siswa untuk lebih kreatif yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki.

Pemerintah harus jeli melihat kondisi ini, jangan jadikan pendidikan hanya sebagai formalitas belaka untuk mendapatkan ijazah tanpa kualitas yang memang sesuai dengan harapan.

"pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia" Nelson Mandela

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun