Mohon tunggu...
Aditia Setiyadi
Aditia Setiyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menuliskan Keresahan, Menyuarakan Kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjelajah Situs Bersejarah dengan Teknologi VR

2 Agustus 2024   21:35 Diperbarui: 2 Agustus 2024   21:37 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di era digital saat ini, teknologi terus berkembang pesat, dan salah satu teknologi yang sedang naik daun adalah Virtual Reality (VR). Teknologi ini memungkinkan kita untuk merasakan pengalaman yang mendalam dan nyata tanpa harus meninggalkan rumah. Salah satu aplikasi menarik dari VR adalah kemampuannya untuk membawa kita mengunjungi situs-situs bersejarah Indonesia.

Dengan VR, kita bisa merasakan seperti apa berada di situs-situs bersejarah yang mungkin sulit dijangkau atau bahkan sudah rusak. Bayangkan bisa menjelajahi Candi Borobudur tanpa harus pergi ke Magelang. Melalui VR, kita bisa melihat setiap detail relief dan memahami sejarah serta budaya yang terkandung di dalamnya. Teknologi ini juga memungkinkan kita untuk melihat rekonstruksi digital dari upacara-upacara keagamaan yang pernah dilakukan di sana, memberikan pengalaman yang mendalam dan edukatif.

VR bukan hanya memberikan pengalaman seru, tetapi juga sangat bermanfaat dalam pendidikan. Dengan VR, siswa bisa belajar tentang sejarah dan budaya dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Studi menunjukkan bahwa penggunaan VR dalam pembelajaran bisa meningkatkan pemahaman dan retensi informasi dibandingkan metode konvensional.

Selain itu, VR juga membantu dalam pelestarian budaya. Dengan membuat rekaman digital dari situs-situs bersejarah, kita bisa melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang. Digitalisasi ini memastikan bahwa meskipun situs fisiknya mengalami kerusakan, detail-detail penting tetap terdokumentasi dengan baik.

Meskipun VR menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Biaya pengembangan dan implementasi teknologi VR masih relatif tinggi. Selain itu, diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, institusi budaya, dan pengembang teknologi untuk memastikan bahwa proyek-proyek VR ini akurat dan representatif.

Namun, dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, biaya yang semakin terjangkau, dan minat yang terus meningkat, masa depan VR dalam pelestarian dan pendidikan warisan budaya tampak cerah. Kita bisa membayangkan sebuah dunia di mana setiap orang, di mana pun mereka berada, bisa mengunjungi situs-situs bersejarah Indonesia, belajar tentang budaya yang kaya dan beragam, serta merasakan pengalaman yang mendalam.

Moh Aditia Setiyadi
Mahasiswa Universitas Siber Asia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun