Mohon tunggu...
Aditia Puspita
Aditia Puspita Mohon Tunggu... Freelancer - freelance

Saya adalah orang biasa yang sedang belajar menulis dan mengungkapkan semua perasaan serta pengalaman saya lewat menulis. Sejak kecil saya bercita-cita untuk menjadi seorang penulis, karena bagi saya dengan menulis saya dapat mengetahui bahwa saya masih hidup dan mampu membagikan benyak pengalaman saya dan orang-orang yang pernah saya temui.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sering Gagal Menjalin Hubungan, Jangan-jangan Ini Penyebabnya!

21 Januari 2023   13:14 Diperbarui: 21 Januari 2023   13:24 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sudah berkali-kali menjalin hubungan, sering kandas di tengah jalan. Entah yang karena nggak cocok, capek dengan sifat dimiliki, sama-sama memendam perasaan yang pada akhirnya meledak, saking banyaknya sampai bingung alasan sama kandasnya hubungan. Rasanya semakin dewasa semakin susah cari pasangan yang pas. 

Beberapa waktu lalu aku dapat cerita dari salah satu teman dekatku. Dia bercerita kalau di usianya yang sudah hampir 27 tahun masih belum nemu pasangan yang pas. Awalnya masih bisa berpikir positif, mungkin karena nggak cocok aja, tapi semakin kesini dia sadar akan satu hal. 

Dia nggak tahu gimana cara memperlakukan pasangannya dengan baik. Setelah dia cerita akhirnya dia sadar akan beberapa hal, mengapa setiap hubungan yang dia jalani selalu kandas. Saat kutanya apa alasannya dia menjawab, karena rasa cemburu dan over protektif ke pasangannya katanya. Dari sekian panjang cerita yang disampaikan temanku ini, aku menarik sebuah kesimpulan, kalau dia tumbuh dewasa tanpa sosok seorang ayah yang baik, istilah psikologinya fatherless.

Apa itu fatherless dan apa dampaknya dalam hubungan romantis seseorang?

Oya, disclaimer, aku nulis ini sudah atas persetujuan temanku ya..

Fatherless adalah kondisi dimana ketiadaan peran sosok ayah karena meninggal, perilaku ayah yang tidak baik atau tidak adanya kedekatan antara anak dan ayah di kehidupan sehari-hari, sehingga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Dampak dari ketiadaan sosok ayah dalam kehidupan anak diantaranya rendahnya harga diri, perasaan marah atau temperamen, dan malu karena anak merasa berbeda dengan yang anak yang lain. Selain itu dampak lain dari hilangnya peran seorang ayah adalah rasa kesepian, kecemburuan, dan kedukaan yang amat sangat yang disertai dengan rendahnya kontrol diri, inisiatif, serta keberanian dalam mengambil resiko. 

Saat dewasa seseorang yang mengalami fatherless di masa kecil dapat menjadi orang yang rendah diri dan berujung pada mengisolasi diri dari lingkungan sekitar, terutama pada anak perempuan karena anak perempuan belajar berinteraksi dengan lawan jenis dari ayahnya, maka jika ia tidak memiliki sosok yang bisa mengajarkan dia tentang cara menjalin relasi dengan lawan jenis. Oleh karena itu, saat dewasa perempuan yang memiliki sosok seorang ayah dapat mempengaruhi kehidupan romantisnya dengan lawan jenis. 

Dalam beberapa penelitian yang ada, disebutkan bahwa hilangnya peran ayah dalam keluarga memiliki dampak besar dalam masa pertumbuhan dan juga kepribadian seseorang. Adapun penyebab hilangnya peran ayah dikarenakan oleh perselingkuhan, meninggal dunia, dan sibuk dengan pekerjaan. Penyebab inilah yang akhirnya membuat seseorang gagal atau memiliki hubungan yang tidak baik pada pasangannya, karena adanya trauma atau pengalaman yang tidak mengenakkan dalam hubungan romantis orang tuanya atau orang terdekatnya. 

Pengalaman tidak mengenakkan itulah yang membuat seseorang menjadi posesif dan mudah cemburu yang pada akhirnya membuat hubungan romantismu tidak berjalan dengan baik bahkan berujung toxic atau kandas. Lalu bagaimana agar hubungan romantismu nggak kandas di tengah jalan? lanjut di artikel selanjutnya ya ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun