Mohon tunggu...
Adithya Bahri
Adithya Bahri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relation | Promotor | Ilmu Komunikasi | Universitas Udayana

Mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi Universitas Udayana, yang memiliki ketertarikan terhadap jurnalistik, public relation serta marketing.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Etika dalam Dunia Jurnalistik Modern

27 Oktober 2024   01:28 Diperbarui: 27 Oktober 2024   01:44 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebagai mahasiswa yang tertarik dengan dunia jurnalistik, saya merasa etika jurnalistik adalah aspek yang sangat penting dan harus selalu dijunjung tinggi. Di tengah arus informasi yang begitu cepat dan mudah diakses saat ini, tanggung jawab jurnalis untuk menyajikan berita yang akurat, berimbang, dan tidak bias menjadi semakin krusial.

 Kode Etik Jurnalistik (KEJ) di Indonesia berfungsi sebagai pedoman bagi wartawan untuk menjalankan tugas mereka dengan integritas dan profesionalisme. Namun, dalam praktiknya, banyak tantangan yang dihadapi oleh para jurnalis dalam menjaga etika ini.

Salah satu prinsip utama dalam etika jurnalistik adalah independensi. Wartawan harus mampu memisahkan kepentingan pribadi dan tekanan dari pihak luar, termasuk pemilik media. Ketika jurnalis tidak dapat mempertahankan independensinya, informasi yang disajikan bisa menjadi tidak objektif dan merugikan publik. 

Misalnya, jika sebuah media memiliki afiliasi politik tertentu, pemberitaan mereka mungkin akan cenderung mendukung agenda politik tersebut, sehingga mengabaikan fakta-fakta yang seharusnya disampaikan secara seimbang (Dewan Pers, 2006).

Akurasi informasi juga merupakan aspek penting dalam etika jurnalistik. Berita yang tidak terverifikasi dapat menyebabkan misinformasi dan kebingungan di masyarakat. Dalam konteks ini, jurnalis dituntut untuk melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi kepada publik (Nur Arifin, 2023). 

Kegagalan dalam memastikan kebenaran informasi dapat merusak reputasi media dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap berita yang disampaikan.

Opini lain terhadap etika jurnalistik adalah seringkali sulitnya memisahkan fakta dari opini. Jurnalis harus berhati-hati untuk tidak mencampurkan pandangan pribadi mereka dalam laporan berita. 

Memisahkan antara fakta dan opini adalah hal yang sangat penting agar masyarakat dapat membangun pendapat mereka sendiri berdasarkan informasi yang objektif (Dewan Pers, 2006). Ketika opini jurnalis mendominasi laporan berita, hal ini dapat menyesatkan pembaca dan mengaburkan kebenaran.

Namun, meskipun banyak tantangan yang dihadapi, penerapan etika jurnalistik tetap sangat penting untuk menjaga integritas profesi ini. jurnalis harus terus berkomitmen untuk mengikuti kode etik sebagai landasan moral dalam menjalankan tugas mereka. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih terinformasi dan demokratis.

Daftar Pustaka

  1. Dewan Pers. (2006). Kode Etik Jurnalistik. Diakses dari https://dewanpers.or.id/assets/documents/laporan/Laporan_Hasil_Riset_Penelitian_KEJ_Dewan_Pers_15_Desember_2018_LSPR.pdf
  2. Nur Arifin, T. S. (2023). Mengenal Etika Jurnalistik. Diakses dari https://lldikti5.kemdikbud.go.id/home/detailpost/dosen-ilkom-uwm-mengenal-etika-jurnalistik

Dengan memahami dan menerapkan etika jurnalistik secara konsisten, saya percaya bahwa kita dapat membantu menciptakan lingkungan media yang lebih sehat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun