Mohon tunggu...
Adith Abdillah Aufa
Adith Abdillah Aufa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Dou Leu-Sila-Bolo Bima-NTB http://lesibobi.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dasar: Bangkai Berdasi

6 Oktober 2013   17:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:55 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1381056503119403937

[caption id="attachment_270601" align="alignnone" width="450" caption="Pict By Google"][/caption] TERSAKITI .... Itulah judul puisi yang aku kirimkan ke facebook-ku, beberapa hari yang lalu. Merasa disakiti oleh ulah dasi-dasi yang dasarnya dari kotoran dan bangkai. Cuplikan puisinya adalah sebagai berikut :

Hendak Kalian apakan kami Wahai Orang-Orang Berdasi Dasar Kotoran dan Bangkai Baumu merasuk ke dalam hati Tak kalian pikir penderitaan kami Tak kalian pikir kelaparan kami Tak kalian pikir anak-anak kami Tak kalian pikir kesejahteraan kami Lapangan kerja tak kami miliki Rumah-rumah kami kalian gusuri Pendidikan kalian jadikan bisnis pribadi Dasar kapitalis rakus dan pembenci Sampai kapan kalian akan begini? Sampai azab datang menghampiri? Sampai nyawa kalian berhenti? Ataukah kami yang harus mati?

Terinspirasi dari pusi yang pernah aku baca, entahlah lupa sumbernya dari mana. Tapi yang jelas puisi ini ditulis Oleh Lutfi Risnanda Cuplikannya adalah sebagai berikut :

PEDULI .... Dengarlah suara suara yang gundah Tak berdaya dan putus asa Lihatlah mereka merana Tak punya jiwa untuk membela Tak ada satu cinta pun peduli Tangan mu hanyalah tangan pencuri Yang hanya dapat melihat tak dapat memberi Yang dapat berjabat tapi tak punya rasa kasih Tulang tulang mu terbuat dari uang yang haram Mata mata mu hanya sebagai penikmat nafsu birahi Putih mu telah berubah hitam legam Bak intan yang jatuh didalam bui Mungkin kah mereka masih menangis? Jika sang saka seperti neraka? Apakah mereka akan tetap meringkih? Jika sang mentari memberi mereka kehangatan yang berlebih? Jauh sudah kita melangkah Tapi tetap saja tak tau arah Arah ke dalam surga yang maha kuasa Atau arah sang penikmat surga duni

Semoga puisi tersebut dapat membuka hati para bangkai berdasi yang Korupsinya telah mendarah dan mendaging. :p Direct By : Lebah Ganteng di Sarang Manggelewa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun