Mohon tunggu...
Aditya D.N.A
Aditya D.N.A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama: Aditya Dwi Nur Afrizal. Pendidikan: Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya Profesi: penulis Alamat Email: aditfrizal07@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Rasa Kepemilikan Bangsa Dengan Menumbuhkan Semangat Nasionalisme Dalam Diri

26 November 2024   23:00 Diperbarui: 26 November 2024   23:27 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun Rasa Kepemilikan Bangsa dengan Menumbuhkan Semangat Nasionalisme dalam Diri.

Salah satu tujuan dalam memiliki rasa kepemilikan terhadap bangsa adalah salah satu elemen pokok yang harus dilaksanakan agar menciptakan negara yang kuat dan harmonis. Membangun rasa kepemilikan bangsa, tidak hanya berkaitan dengan identitas sebagi warga negara, tetapi juga mencakup rasa tanggung jawab, kecinta, dan sebuah komitmen untuk menjaga kemajuan negara. Di Indonesia tentu di kena;l sebagai negara yang banyak keberagaman budaya, suku, ras, dam agama, pentingnya membangun rasa kepemilikan bangsa menjadi sangat penting untuk memperkuat kesatuan dan persatuan.

Mengapa Rasa Kepemilikan Bangsa itu penting?

Sebagai kesadaran bahwa setiap individu merupakan bagian dari bangsa negara, maka rasa kepemilikan bangsa harus di ajarkan kepada setiap warga negara. Ketika warga negara merasa memiliki negara dan bangsanya, mereka akan cenderung bertindak menjaga keharmonisan sosial, dan mendukung kemajuan negara. Rasa ini adalah pondasi bagi terciptanya persatuan dan kesatuan. Tanpa rasa kepemilikan, potensi perpecahan, konflik, dan ketidakpedulian terhadap sesama warga negara akan lebih besar. Pada saat proklamasi di ikrarkan, setiap warga, dari yang muda sampai yang tua bergotong-royong untuk membela kemerdekaan Indonesia. Mereka beranggapan bahwa kemerdekaan itu bukan hanya milik pejuang di medaqn perang, tetapi juga milik dari semua raksyat Indonesia. Rasa itulah yang membuat negara dan bangsa memiliki kekuatan besar dalam mempertahnkan kemerdekaan dan membangun negara. Namun, pada saat ini, setelah munculnmya Globalisasi, perkembangan teknologi, dan modernisasi, menjadikan tantangan baru bagi generasi muda dalam mempertahankan rasa kepemilikan negara. Oleh karena itu, membangun rasa kepemilikan bangsa harus di lakukan setara bertahap, dengan melibatkan Pendidikan hingga Tindakan nyata dari setiap warga negara. Indonesia adalah negara dengan potensi besar, namun potensi itu bisa menjadi sia-sia jika warga negara tidak merasa memiliki negara ini. Jika rasa kepemilikan bangsa hanya terbatas pada kelompok atau individu tertentu, maka negara akan sulit untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, sangat penting untuk menumbuhkan rasa kepemilikan ini pada setiap individu, tanpa memandang perbedaan latar belakang. Dengan begitu, semua warga negara akan merasa bertanggung jawab atas kemajuan negara dan berkomitmen untuk menjaga persatuan dan keharmonisan.

Menumbuhkan Cinta Tanah Air Sejak Dini

Pendidikan merupakan salah satu cara terbaik untuk menumbuhkan rasa kepemilikan bangsa sejak dini. Misalnya, Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Pendidikan ini tidak hanya mengajarjakan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga mengajarkan Sejarah perjuangan bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.Pendidikan tidak hanya bisa dilakukan melalui pelajaran formal yang ada di sekolah saja. Orang tua, dan Masyarakat juga berperan penting dalam membentuk karakter seorang anak. Dengan memperkenalkan kepada mereka sibol-simbol negara, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal. Dengan mengenal sejarah dan budaya bangsa, anak-anak akan lebih mencintai dan merasa memiliki negara ini. Menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini adalah langkah dalam membangun rasa kepemilikan bangsa yang kuat. Rasa cinta terhadap tanah air ini merupakan pondasi dari nasionalisme yang sehat, yang akan menumbuhkan kesadaran diri sebagai bagian dari bangsa yang lebih besar. Pendidikan formal dan informal, baik di sekolah maupun dalam keluarga, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda yang mencintai tanah air. Selain pendidikan di sekolah, keluarga juga memiliki peran yang tidak kalah penting dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air. Orang harus mampu menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada anak-anak mereka. Contohnya mengenalkan anak pada sejarah Indonesia, seperti perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan.

Dengan memahami pengorbanan para pahlawan, anak-anak akan lebih menghargai kemerdekaan yang telah di erjuangkan oleh para pejuang. Di rumah, keluarga juga dapat mengajarkan nilai-nilai gotong royong, dan kerjasama. Mengajarkan anak untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, seperti terlibat dalam kerja bakti atau kegiatan sosial lainnya, akan membuat mereka merasa lebih dekat dengan masyarakat dan tanah air mereka. Kemudian cara untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air adalah dengan menghargai simbol-simbol negara, seperti bendera, lagu kebangsaan, dan lambang negara. Menghormati bendera Merah Putih, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan khidmat, serta memahami makna dari lambang negara Garuda Pancasila adalah bentuk penghormatan terhadap Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Rasa nasionalisme harus dijadikan sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari, bukan hanya saat ada perayaan besar seperti Hari Kemerdekaan atau acara kenegaraan. Di sekolah, misalnya, guru bisa mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dalam berbagai mata pelajaran, mulai dari mata pelajaran sejarah, bahasa Indonesia, hingga pendidikan agama. Selain itu, mengajak siswa untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis pada kebangsaan, seperti pramuka atau seni budaya, juga dapat memperkuat rasa nasionalisme mereka.

Agar rasa cinta tanah air lebih mendalam, setiap warga negara dan generasi muda, perlu memiliki identitas nasional yang kuat. Identitas nasional ini bisa dibangun melalui pengenalan terhadap keanekaragaman budaya Indonesia yang kaya, baik itu melalui seni, bahasa, kuliner, hingga adat istiadat. Dengan mengenal dan memahami kebudayaan yabg ada di Indonesia, anak-anak akan merasa bangga menjadi bagian dari bangsa. Pengenalan ini bisa dilakukan dengan cara membaca buku-buku sejarah, mengunjungi museum, atau menyaksikan film tentang perjuangan bangsa Indonesia, Itu semua akan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang arti penting kemerdekaan dan bagaimana bangsa Indonesia tumbuh hingga mencapai tujuan.

Pada era digital, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. Contohnya dengan media sosial, dengan mengajak generasi muda untuk mempelajari dan menghargai kehidupan berbangsa. Pembelajaran berbasis teknologi yang menyajikan informasi secara interaktif dan menarik akan lebih mudah diterima. Tetapi, penggunaan teknologi juga harus di awasi, agar menghindri adanya informasi hoax, yang bisa merusak rasa persatuan berbangsa. Oleh klarena itu, pentingnya peran orang tua, guru, dan Masyarakat dalam membimbing generasi muda dalam memanfaatkan teknologi secara baik dan benar.

Meningkatkan Kesadaran Sosial dan Solidaritas

Kesadaran sosial dan solidaritas antarwarga negara juga merupakan bagian penting dari rasa kepemilikan bangsa. Rasa persatuan dan kesatuan bisa di perkuat dengan peduli terhadap kesejahteraan yang dilakukan oleh setiap warga negara. Seperti membantu korban bencana alam, memberikan Pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu, atau dengan bergotong-royong dalam membangun infrastruktur negara. Kesadaran sosisal juga dapat di tumbuhkan dengan cara mengajak untuk lebih peduli terhadap masalah-masalah social yang sering terjadi di sekitar. Ketika seseorang memiliki rasa kepemilkan bangsa, dia akan lebih peduli terhadap kondisis sosisal, ekonomi, dan politik di negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun