Mohon tunggu...
Aditama Aulia
Aditama Aulia Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Pramita Indonesia

Saya bingung makanya saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola

Saatnya Garuda Terbang Lebih Tinggi Bersama Kluivert

11 Januari 2025   12:42 Diperbarui: 11 Januari 2025   12:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan Selamat Datang ke Patrick Kluivert oleh PSSI (X: PSSI)

  Patrick Kluivert telah resmi menjadi pelatih timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-Yong, kabarnya ia juga akan ditemani oleh dua asisten yaitu Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Erick Thohir memilih Kluivert bukanlah tanpa alasan, ia tidak hanya sekadar melihat CV. Kluivert dipilih karena ia legenda Belanda yang diyakini bisa menjadi magnet untuk pemain diaspora Indonesia lainnya. Alasan kedua karena Kluivert bisa berkompromi dan berkomunikasi, inilah yang dicari Erick karena menurut kabar yang beredar, timnas Indonesia mengalami masalah komunikasi dengan pelatih sebelumnya. Di samping itu saya juga mendengar bahwa dua kandidat calon pelatih Indonesia tidak cocok dengan Erick, calon pertama dinilai terlalu keras, ia ingin mengatur kendali penuh. sedangkan calon yang kedua ingin membawa gerbong kepelatihan yang menurut saya itu terlalu berat dari segi finansial PSSI. 

  Seperti yang sudah saya katakan Kluivert hanya menjadi magnet bagi pemain diaspora dan dia juga ditugaskan oleh PSSI untuk menghubungi pemain Diaspora yang berada di level tertinggi. sementara untuk perihal taktikal, Kluivert akan dibantu oleh Alex Pastoor yang sudah malang melintang di liga Belanda (Eredivise). Ia juga pernah melatih Thom Haye dan juga wingback kanan Intermilan yaitu Denzel Dumfries. 

  Sebenarnya untuk taktikal Kluivert sendiri tidak seburuk yang dibayangkan, ia bisa dibilang gagal di Curacao karena melakukan perubahan yang tidak dipahami oleh pemain Curacao, ia banyak mengganti posisi dari pemain Curacao. Sedangkan saat ia melatih klub Turki yaitu Adana Demirspor ia mampu mencatat 8 kali kemenangan, 6 kali seri dan 6 kali kekalahan. Tidak begitu buruk untuk pelatih yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya. Adana juga bukan klub top di liga Turki dan pemain-pemainnya pun tidak terlalu hebat.

Saya rasa apapun yang sudah terjadi adalah keputusan yang terbaik, jadi lupakanlah Shin Tae-Yong dan mari fokus berikan dukungan untuk tim Patrick Kluivert yang baru. semoga Garuda bisa terbang lebih tinggi lagi.

  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun