Mohon tunggu...
Pratama Α.W
Pratama Α.W Mohon Tunggu... -

Mahasiswa fakultas pendidikan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sayap untuk Jaka (Bag 4)

10 Desember 2011   03:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kami melihat ke sumber bunyi. Ternyata ada kerusakan dibagian kap belakang mobil yang mengakibatkan terlepasnya penutup mesin. Parahnya, penutup itu mengenai sebuah warung kecil dipinggir jalan daerah Baturaja. Untungnya tidak ada korban dalam insiden lepasnya penutup mobil kami. Sopir turun, lalu mengganti rugi semua kerusakan atas apa yang terjadi. Kernet dan supir cadangan memperbaiki kerusakan.

Sambil menunggu perbaikan, aku dan penumpang lain duduk-duduk dipinggir jalan. Ada juga beberapa yang ikut membantu memperbaiki mobil. Saat itulah aku membuka obrolan dengan seorang penumpang, ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya.

"Sering gini ya bu, mobil ini?" sapaku basa-basi.

"Wah, kurang tau e dek, saya juga baru ini naik mobil ini" ramah sekali, santun beliau menjawab.

"anaknya lucu, namanya siapa dek?" aku menyapa anaknya.

"Jangan ganggu anakku!" seketika anaknya terkejut lalu menangis.
Bayi yang aku perkirakan masih berumur 1 tahunan itu seolah tidak mau didiamkan ibunya, terus menangis sampai akhirnya ibu itu mulai menggunakan mainan untuk membujuknya diam. Anak itu langsung diam, tapi si ibu tetap saja ngomel.

Aku tidak tau apa yang membuat ibu itu marah ketika anaknya aku ajak main, tapi yang lebih aku prihatinkan adalah anaknya. Tidak selayaknya, seorang anak kecil melihat perlakuan orang tuanya seperti itu. Memori yang terekam di otak si anak itu yang membuat aku sedih. Karena kupikir secara tidak langsung si ibu itu telah membentuk mental anaknya untuk bersikap seperti orang tuanya.

Mobil sudah selesai diperbaiki, dan kami semua kembali naik ke mobil. Sebelum si supir naik, beliau kembali minta maaf kepada korban. Sungguh pemandangan yang sangat jarang sekali terlihat, penjaga warung itu malah memberikan 1 botol kopi untuk supir. Indonesia itu ternyata masih menyimpan sisi kekeluargaan yang begitu kental. Mengingat khayalanku, semua bertujuan agar aku bisa keliling dunia, tapi setelah aku melihat kejadian barusan, inilah yang aku cari. Indonesia, dalam kekeluargaan.

Bersambung...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun