Penulis : Stefanus Aditya Tegar Ardiyanto
Lokasi : RW 01 RT 05 Kelurahan JatisariÂ
Kondisi perekonomian di era new normal mengalami ketidakpastian,Hal ini di sebabkan adanya banyak nya pengeluaran yang harus di keluarkan. Salah satu pengelola dari pengeluaran adalah Ibu Rumah Tangga.
Ibu Rumah Tangga sebagai pengelola paling sederhana di setiap keluarga sering memutar otak bagaimana jika penghasilan yang di hasilkan tidak mencukupi pengeluaran yang ada. Untuk itu Bank Sampah menjadi solusi nya.
Bank Sampah adalah salah satu metode pengelolaan sampah  yang bisa di daur ulang untuk di tukarkan menjadi uang. Metode pengelolaan sampah sendiri terbagi menjadi 2 yaitu: Di berikan ke pengepul untuk mendapatkan uang hasil dari berapa kilogram sampah yang bisa di tukarkan menjadi uang kemudian ada cara paling ampuh yakni Mengkreasikan barang bekas menjadi barang bernilai guna.
Kreasi Barang bekas menjadi barang bernilai guna sendiri sudah di mulai di Bank Becik Resik yang berada di  Jl. Cokrokembang No.11, Krobokan, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang yang di kelola oleh Ika Yudha sendiri. Ika Yudha dalam wawancara dengan jurnalis Kompas "Pertimbangannya, jelas Ika, sampah lebih mudah didapat, bahkan dari rumah masing-masing. "Namun untuk menghasilkan produk anyaman, ternyata kami membutuhkan banyak bahan. Sehingga tidak cukup jika sampah hanya diambil dari rumah. Maka, kami berinisiatif untuk mendirikan bank sampah,"
Selain bisa menambah penghasilan ibu rumah tangga, bank sampah juga menjadi solusi untuk pengelolaan lingkungan yang sering di akibatkan oleh botol plastik,kardus, dll. Botol plastik bisa di jadikan pot gantung dan kardus menjadi tempat tisu yang bernilai jualÂ
Lalu Botol plastik bisa di kreasikan menjadi ecobrick yang bisa di desain sesuai dengan kebutuhan wilayah.Untuk itu Bank Sampah perlu kita gerakkan agar bisa bermanfaat bagi lingkungan dan secara finansialÂ