Mohon tunggu...
Aditya Ramadhan
Aditya Ramadhan Mohon Tunggu... -

rigeladitya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu, Lebih Dari Semua yang Kutulis

10 November 2009   14:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:23 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila Ayah itu menakjubkan bagaimana dengan Ibu?

Ibu adalah orang yg pertama merasakan kehadiranmu, ibu yg merasakan sakit ketika kamu menendang perutnya, namun ia akan tersenyum karenanya.

Ibu orang pertama yg mencintaimu walau ia belum pernah melihatmu sebelumnya, dan seperti apa pun kamu saat lahir ia akan tetap mencintaimu.

Ibu satu - satunya wanita yang berani mempertaruhkan nyawanya berjuang antara hidup dan mati, agar kamu bisa melihat dunia.

Ibu juga seorang yang pemberani seperti ayah, ia dengan berani merelakan perutnya dibelah saat kau tidak bisa lahir dengan normal.

Ibu menyalahkanmu tentang tubuhnya yang tertutup lemak ketika kamu sudah besar, namun ketika kamu baru lahir ia sama sekali tak perduli berapapun berat badannya nanti.

Ibu sangat sayang padamu, sampai - sampai nyamuk dan semut kecil pun tak ia izinkan untuk mengigitmu, bahkan dinginnya angin yg tak bernyawa pun tak diperbolehkan menyentuh kulitmu.

Ibu tak mengenal rasa jijik, ketika ia tengah asyik menikmati makanan tetap saja ia tinggalkan untuk membersihkan tubuhmu ketika kamu ngompol atau pup (*~*)

Ibu adalah orang pertama yg bangun pagi, untuk menyiapkan sarapan anak - anaknya dan ayahnya.

Ibu yang mengantarmu pergi ke sekolah dan mencarikan tempat duduk untukmu di saat hari pertama bersekolah, dan akan terus begitu sampai kamu benar - benar berani untuk pergi ke sekolah sendiri.

Ibu yg memberikan pelukan perlindungan saat anak gadisnya dimarahi oleh ayahnya karena pulang larut malam. Dan ibu pula yg membela anaknya agar ayah tidak terlalu keras padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun