Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Umpan yang Mematikan

18 Mei 2011   12:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:30 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ilustrasi By Google.com

Tahukah Anda, suku eskimo yang mendiami kutub utara mempunyai teknik yang unik dalam berburu serigala untuk santapan hariannya. Mereka menggunakan pisau yang sangat tajam, lalu menenggelamkannya dalam darah hewan lain. Darah yang menyelimuti pisau itu dibiarkan rnembeku. Selanjutnya pisau yang sudah dilumuri darah beku tersebut ditanam dengan posisi mata pisau mencuat keatas. Kemudian ditempatkan di dataran tinggi tempat serigala bermain.

Dengan trik seperti itu, acapkali serigala datang dan mengendus-mengendus bau darah yang menyelimuti pisau tersebut, tentu saja mata pisau yang tajam dengan sendirinya melukai lidah si serigala. Walaupun demikian udara yang dingin membuat sang srigala tidak merasa sakit, meski ia menjilati pisau yang tajam dan darahnya sendiri. Lama kelamaan serigala itu mati lemas karena kehabisan darah.

Saudaraku, mungkin itulah gambaran bagi orang yang konsumtif dan berfoya-foya membelanjakan uangnya tanpa perhitungan dan perencanaan yang baik, jika memegang uang inginnya berbelanja atau membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan atau hanya sekedar jalan-jalan dan makan-makan di mall yang menjual produk-produk negara lain; gaya hidup seperti itu selalu menjanjikan hal-hal yang nikmat tan menyenangkan, seperti halnya serigala yang terbuai dengan lumuran darah yang menyelimuti pisau tajam. Namun justru kesenangan yang sesaat tersebut membuat seseorang semakin terjerumus sehingga lupa bahwa hidup tidak hanya hari itu saja; tapi selalu ada hari esok yang juga membutuhkan perhitungan financial atau bahkan ada orang lain yang membutuhkan bantuan.

Ketika hari esok datang dan ternyata kita membutuhkan uang untuk kepentingan yang sangat penting, barulah kita sadar bahwa masa depan membutuhkan perencanaan financial. Kendati demikian semua sudah terjadi dan telah membuat kita terjerumus karena terbuai dengan oleh nafsu untuk berbuat konsumtif dan berfoya-foya sehingga kita lupa melakukan perencanaan financial kita (emang hidup harus gue fikirin), akhirnya kita seperti serigala yang tidak berdaya karena terbuai dengan kenikmatan sesaat tersebut.

"Bermewah-mewahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)...(Q.S At-Takasur;l-3).

Ingat...! Dalam hidup ini ada bekal yang harus kita persiapkan dan ada karya yang bermakna yang harus kita tinggalkan (Bukannya hutang).

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun