Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Soal Menteri dari PKS, SBY Aja Kalem Kenapa yang Lain Pada Ribut?

5 April 2012   11:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:00 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_172870" align="aligncenter" width="560" caption="Tak Jadi Menteripun, Tifatul Tetap Berpantun"][/caption]

Jika Anda membaca berita dua hari ini sejak Partai Demokrat Cs secara sepihak mengeluarkan PKS dari Setgab maka opini yang sedang dibangun oleh Partai Demokrat terlebih lagi Partai Golkar seperti ini “Tolong Dong, PKS Sadar Dirilah, Mundur Atuh Kan Sudah Di Keluarkan Dari Setgab”. Hahay, Lucu sekali tingkah polah politisi kita di Republik ini, opini ini digalang kelompok Partai Golkar dan Partai Demokrat di media, di media manapun. Bahkan di MetroTV dalam Tajuk “Menteri PKS Terancam Di Pecat” , Pembaca acaranya mendayu-dayu menanyakan “Kenapa Sich Ga Mundur Aja? Kenapa Sich Harus Menunggu Di Pecat?” , Kembali Saya katakan Lucu sekali pertanyannya, bahkan jika Anda mengerti logika politik bisa ketawa terbahak-bahak.

Terlebih analisis dari Burhanudin Muhtadi (Pengamat Politik) yang sedang naik daun katanya menggambarkan PKS memanfaatkan kelemahan SBY yang galau sehingga tidak akan memundurkan menterinya. Ditambah lagi Syarif Hasan meminta PKS agar memohon maaf atas kesalahannya bersebrangan dengan kebijakan Pemerintah yang memang nota bene tidak pro rakyat. Sangat Lucu sekali...

[caption id="attachment_172871" align="aligncenter" width="576" caption="Gerakan Wanita PKS Untuk NKRI"]

1333626042311876032
1333626042311876032
[/caption]

Sekarang begini, Coba kita dalami sedikit saja. Soal kebijakan "Jabatan Menteri" itu ada di tangan Presiden, mau tertkait koalisi atau tidak dikoalisi jabatan menteri itu tetap mutlak di tangan Presiden. Jikapun suatu ketika SBY mengangkat Menteri dari PDI-P atau HANURA yang notabene bukan anggota koalisi, coba tanyakan dengan nyaring “Apa yang Salah?” La wong itu semua Hak Presiden kok. Kembali ke Menteri PKS misalnya, Kenapa harus diminta mundur? salahnya apa? Hanya PKS Keluar Koalisi? Memang Menteri dihasilkan dari Sebuah Rapat Koalisi? Kan tidak! Menteri yang ditunjuk oleh SBY semuanya mutlak keputusan Presiden karena kita menganut Presidential tanpa campur tangan siapapun. Sebagai orang biasa, Saya melihat ini hanya dagelan politik untuk saling menjatuhkan saja, Permainan licik Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Terkait dengan kondisi PKS yang selalu mengkritisi Pemerintah itu menurut Saya wajar saja, tidak penting mau dalam koalisi atau diluar koalisi, ketika ada yang harus diluruskan maka harus mengutarakanya dengan apa adanya. Jika ada yang beropini bahwa ketika sebuah Partai berada di dalam Koalisi maka harus mengikuti kebijakan Pemerintah walaupun salah menurut Saya itu tetap tidak dibenarkan, masa salah diikuti. Dan tidak salah juga ketika anggota koalisi memberikan pandangan berbeda. Logika sederhananya begini sebutlah koalisi itu mirip orang menikah (Suami-Istri), dalam perjalanannya Istri melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan komitmen pernikahan, Saya pikir wajarlah jika Suami mengingatkan kepada komitmen pernikahan, dan tidak kemudian istri ujug-ujug mengajak cerai. Demikian juga sebaliknya ketika suami melakukan kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan norma yang disepakati tidak salahnya juga ketika Istri mengingatkan dan mengingatkan kembali komitken pernikahan (Koalisi).

Jadi,sebenarnya semua ini sederhana saja tetapi karena ada kepentingan-kepentingan sesaat dari sekolompok elit politik yang licik, licin dan lihai dari Partai Demokrat dan Partai Golkar sehingga terlihat ricuh dan ribet atau sengaja dibuat ricuh agar Publik terlupakan dengan Kasus Wisma Atlet dan Hambalang yang ternyata melibatkan kader-kader Partai Demokrat sebagai Partai yang berkuasa saat ini?.

Makanya benar yang dinyatakan PKS sebagaimana diberitakan KOMPAS, Soal Setgab tidak ada manfaat untuk rakyat tetapi banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk kepentingan rakyat dan ketika wartawan bertanya tentang menteri maka PKS pun menjawab itu semua ada ditangan Presiden, silahkan tanya pada Presiden. Fair, jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi.

Media dalam hal ini seakan terpancing dengan permainan politik Golkar dan Demokrat yang sengaja menggiring untuk melupakan Kasus Wisma Atlet dan Kasus Hambalang, Media saat ini sibuk dengan perkara-perkara yang hanya untuk meningkatkan Rating TV Saja.

[caption id="attachment_172872" align="aligncenter" width="448" caption="Kemesraan SBY-Partai Keadilan Sejahtera"]

1333626090657887790
1333626090657887790
[/caption]

Bandung, 5 April 2012

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183 / YM: assyarkhan, adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun