[caption id="" align="aligncenter" width="615" caption="Jokowi Hanya Sekelas Petugas Partai (alexmulyoto.com)"][/caption]
Oleh : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Twitter : @assyarkhan
Jokowi memang hanya sekelas Petugas Partai, setidaknya pengakuan jujur Megawati tentang Jokowi ada benarnya juga, hingga saat ini Jokowi sejatinya tidak tampil sebagai Presiden bahkan tidak layak disebut Presiden, Jokowi memang hanya pantas disebut Petugas Partai saja.
Dimana faktanya? Fakta bahwa ketidakmampuan menjaga iklim ekonomi di Indonesia salah satunya, di Era Susilo Bambang Yudhoyono beberapa tahun terjadi swasembada Pangan dan ini harus diakui karena SBY memiliki orientasi jelas dalam kepempinannya walaupun rada lama dalam bertindak dan lembek dalam menghadapi persoalan, Sedangkan Jokowi menyebabkan keresahan para investor karena tidak memiliki kejelasan mau dibawa kemana Republik ini, Setidaknya Semester Pertama Pemerintahan Jokowi begitu banyak Pengusaha Hengkang dan melarikan investasinya ke Negara lain, Negara yang paling banyak dituju adalah Vietnam dan Kambodja.
Banyak Perusahaan Asing terutama Jepang membuat program Pensiun Dini untuk karyawan demi mengawali proses penutupan investasinya, Karyawan Kontrak diselesaikan satu persatu, dan setelah semuanya beres, Pengusaha Pergi. Setidaknya lebih dari 100 Perusahaan Sepatu Tutup, Ratusan Garment Tutup karena tidak lagi mampu membiayai Proses produksi mereka, mereka Pengusaha lokalpun menutup usahanya di Indonesia dan kemudian memindahkan Investasinya ke Negara ASEAN yang lain.
Sejauh ini Jokowi hanya memikirkan Partainya agar menguasai Kepalaa-Kepala Daerah, Karean Koalisi Merah Putih (KMP) sangat kokoh sehingga rawan Pilkada akan banyak dimenangkan oleh KMP, Sehingga berbagai cara busuk dilakukan, dengan memecah kepengurusan Partai di Koalisi Merah Putih, salah satu yang paling nyata adalah PPP dan Golkar, Setelah itu PAN diadu domba antar kader, Demokrat demikian juga, dan hingga saat ini PKS yang masih bertahan dan belum terdengar bisa disusupi oleh Intelijen yang bertugas merusak internal Partai.
Setelah Kepengurusan Partai yang tergabung dalamKMP, Jokowi sebagai Petugas Partai (Setengah Rakyat Indonesia tidak mengakuinya sebagai Presiden) menjadikan KPU sebagai ujung tombak membunuh Partai pesaingnya, caranya adalah dengan membuat aturan "PARTAI DENGAN KEPENGURUSAN GANDA TIDAK BISA MENGIKUTI PILKADA" , Sehingga Suara dari KMP menjadi sedikit dan Jokowi bisa menolong PDI-P dan Sekutunya untuk memenangkan PILKADA.
Proses Politik yang sangat canggih, canggih akal bulusnya maksud Penulis, tetapi dalam hal ini Jokowi tidak bersalah karena memang dia adalah "Nabi" bagi sebagian orang terutama relawannya, Jokowi tidak salah dalam pandangan Saya karena Jokowi bukan Presiden seutuhnya, Jokowi hanya Petugas Partai yang menjalankanPerintah "Sang Ratu" dari Partainya.
Maka, Jangan heran kerjasama dengan banyak Negara pun atas "petunjuk roh" Partainya, sampai lupa mengunjungi Pengungsi muslim Rohingya di Aceh, sedangkan Ibu Negara Turki dan Suaminya hadir di Aceh jauh sebelum Petugas Partai yang dipaksa menjadi Presiden datang. Memalukan!
Belum keresahan masyarakat dengan beredarnya Beras Plastik dari Cina, Bus Trans Jakarta yang rodanya copot, terbakar karena Pemerintahan ini sebagaimana pendulunya Megawati lebih dekat kepada Pemerintahan Tiongkok. Bahkan Soekarnopun melakukan hal yang sama, RRC atau Cina menjadi mitra terdekat Pemerintahan Soekarno, Megawati dan akhirnya Jokowi sang Petugas Partai.
Ini Pertama Kalinya dalam Sejarah Republik Indonesia, Presiden Indonesia hanya sekelas petugas partai, mental cemen dimana ketika didemo Mahasiswa kabur ke Jawa (walaupun itupun drama yang dibuat oleh Sang Petugas Partai dengan Mahasiswa yang makan nasi Kotak di Istana sebelum demo besoknya)
Jangan pernah berharap apapun dari Seorang Petugas Partai selain kehancuran Negara ini.
Jakarta, 26 Mei 2015
ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Referensi :
Jokowi Petugas Partai Bukan Presiden
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H