Oleh : Adi Supriadi, MM
Luar biasa, Bola Panas Skandal Century menggelinding hebat, dan begitu banyak orang orang ‘numpang’ beken lewat skandal ini. Lihat saja LSM Bendera , Jaringan Aktivis Indonesia dan NGO yang mengumumkan aliran dana bank century itu ke beberapa lembaga dari KPU, Partai Demokrat dan beberapa nama pejabat penting sekiling presiden.
Setelah kita mendengar dan sekaligus menyaksikan betapa luar biasanya kasus ini membuat sebagian orang berkomentar “tu kan, dibalik kemenangan dan kemegahan SBY di danai Century”, ada juga yang berkomentar “ data yang dibeberkan itu tidak benar” dan masih banyak lagi kesimpulan lainnya.
Saya melihatnya sedikit berbeda, terlepas benar atau tidak data yang di beberkan oleh LSM Bendera tersebut saya ingin menyebutnya ini “ Drama Politik “ tingkat tinggi di Indonesia, coba betapa banyak orang yang menjadi tenar melalui skandal Bank Century ini. Jika data itu benar maka kemungkinan besarnya hancurnya “dynasty” SBY sebelum masa jabatannya berakhir di tahun 2014 mendatang, artinya semua orang yang disebutkan LSM Bendera itu di tangkap penegak Hukum, itupun jika penegak hukum kita berani menangkap orang-orang penting sekeliling SBY bahkan SBY nya sendiri jika terbukti terlibat. Tetapi rasa-rasanya ingin saya katakana “ga mungkin” karena apa, citra penegakan hukum kita carut marut, belum lagi ‘ketundukan’ banyak oang di bawah presiden.
Orang akan menyangkal saya “oh tidak pak, buktinya besan presiden ditangkap KPK”. Pendapat itu betul dan tidak salah karenafaktanya itu memang benar besan presiden RI ditangkap KPK, tetapi perlu kita ketahui bersama mengapa terjadi, jika kita menilik lebih lanjut maka saat itu politik pencitraan presiden sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh tim sukses SBY dan kini berhasil bukan? Buktinya SBY memimpin lagi di negeri penuh dongeng ini. Di Negara lain biasa terjadi , jika mau menjadi presiden sang calon menembak mati anak sendiri dan kemudian dibuatlah opini bahwa dia terzalimi dan anaknya mati dibunuh oleh lawan politiknya, akhirnya dia mendapat simpati rakyat dan kemudian terpilih menjadi presiden. Di penjarakannya besan presiden RI pada waktu itu kemungkinan adanya untuk menaikan citra SBY agar menegaskan komitmen SBY untuk memberantas korupsi terbangun, pada akhirnya SBY jadi presiden lagi saat ini, dengan salah satu isunya bahwa presiden berani memenjarakan besannya.
Nah, bagaimana dengan skandal bank century ini? Coba kit baca lebih dalam lagi yang tersirat dari semua kisah ini, sekali lagi terlepas dari bahwa apakah data yang dibeberkan LSM Bendera ini salah atau benar, saya ingin memberikan sebuah alternatif analisis, kita tidak tahu mungkin saja LSM Benderapun adalah bagian dari propaganda partai Demokrat atau lebih tepatnya “Dinasty” SBY. Mengapa? 2014 merupakan akhir dari jabatan SBY dan tidak mungkin lagi bagi SBY untuk menjabat di periode selanjutnya yaitu periode 2014-2019, sedangkan Demokrat belum punya kader siapa yang akan menggantikan SBY selanjutnya dari Partai Demokrat, Skandal Bank Century merupakan momen yang tepat untuk memeperkenalkan tokoh-tokoh yang belum begitu dikenal masyarakat, diantaranya anak presiden sendiri, di dalama data yang di beberkan oleh LSM Bendera, termasuk didalamnya anak presiden RI menerima aliran dana century tersebut.
Menurut saya, bisa jadi LSM Bendera mengerjakan itu atas ‘perintah’ yang berkuasa. Setelah mendapat jaminan tidak akan dipenjara, permainan isu tersebut menjadikan nama-nama tokoh yang disebut LSM Bendera menjadi buah bibir dalam pemberitaan, dan kemudian secara beramai-ramai melaporkan Aktivis LSM Bendera ke kepolisian. Tapi kemudian suatu saat nanti memang data dari LSM Bendera tidak terbukti karena tujuannya mengangkat citra positif Partai Demokrat dan yang tidak kalah pentingnya terangkatnya citra positif penerus ‘dinaty’ SBY untuk tahun 2014-2019. Sedangkan aktivis LSM Bendera tidak akan dipenjara karena ini adalah Drama Politik. Drama yang paling sering terjadi di belahan dunia manapun, saat ingin mempertahankan kekuaasaan dengan membangun citra positif dengan cara apapun bahkan dengan mengorbankan rakyat sekalipun. Wallahu ‘alam
*) Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial Politik Keagamaan di Bandung, Jawa Barat. Aktivis Mahasiswa ’98 Di Ketapang, Kalbar
**) Artikel ini pernah dimuat pada Harian Banjarmasinpost
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H