[caption id="attachment_102440" align="aligncenter" width="605" caption="Islam Kaffah Atau Tentara Syetan"][/caption]
Semua orang mempunyai pikiran dalam hidupnya dan hanya pikiran inilah hal yang "kadang" paling sulit dikendalikan. Pikiran melahirkan banyak hal dalam perkembangan hidup ini bahkan melaui pikiranlah manusia bisa menciptakan banyak yang bahkan ‘berusaha’ menyaingi Allah sebagai sumber pencipta dan dosa pertama yang adadi mulai dari pikiran kita.
Pertama tama ketika Hawa merayu Adam As untuk memakan buah terlarang bernama khuldi dan dalam memakan ini ia merasakan nikmat dan pikirannya melambung jauh karena belum pernah memakan buah yang rasanya aduhai "selangit" dan setelah makan ini timbul di pikiran mereka melambung jauh dan mereka menjadi lupa dengan apa yang terjadi dan setelah sadar yang pertama dialami adalah "ketelanjangannya" dan pikiran melayang kepada Allah yang melarang memakan buah terlarang.
Akibatnya pastilah Anda tahu. Apa yang dilakukan dua orangdalam "ketelanjangan" dan mabuk karena nikmatnya makan buah terlarang yang nikmat itu?. Hubungan Badan pastilah terjadi. Maka ada sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa buah khuldi itu hanyalah perumpamaan dari ALLAH Swt terhadap perilaku Nabi Adam As dan istrinya Hawa. Buah Khuldi adalah buah terlarang yang berakibat pada hubungan badan. Pertanyaannya adalah Mengapa Allah Melarangnya? Dan Mengapa ketika Adam ‘memakan’ buah itu Adam di Keluarkan dari Syurga? Jawabanya adalah Karena jika Adam memakannya akan berdampak luas pada kehidupan adam yaitu hasil dari sebuah hubungan badan adalah akan lahirnya manusia-manusia berikutnya. Kemudian Allah mengeluarkan Adam As dari Syurga setelah ‘memakan’ buah terlarang itu karena di Syurga bukan tempatnya beranak cucu, bukan tempat untuk berkembang biak karena di alam akhirat nanti berjuta kalipun kita berhubungan badan dengan istri atau bidadari yang ALLAH siapkan untuk kita tidak akan ‘mebuahkan’ anak lagi. Maka Tempat beranak cucu dan berkembang biak adalah Dunia sehingga pada akhirnya Allah perintahkan Adam As dan Istrinya untuk mendiami alam bernama dunia yang saat ini kita diami. Kesimpulan sementara adalah buah Khuldi itu hanyalah sebuah sebab atau alasan yang di berikan ALLAH untuk mengantarkan manusia ke muka bumi ini.
Terlepas dari makna tafsir buah khuldi di atas saya akan meancoba membawa anda untuk mempelajari apa yang di lakukan Nabi Adam As dan Istrinya hawa dengan memakan buah khuldi tersebut adalah karena di perbudak pikiran yangtelah di pengaruhi Syatian Laknatullah Alaih. Ketika Adam As dan Hawa memakan buah khuldi itu mengikuti Perintah Syaithon pada waktu bersamaan pula Adam & Hawa telah melupakan peringatan ALLAH Swt.
Firman ALLAH Swtdalam Al baqaroh 208 :
“ Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam
secara Kaffah dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah syiathon. Sesungghuhnya syaithon itu mush yang nyat bagimu”
Dalam kehidupan kita ini hany ada dua tawaran dari ALLAH yaitu : ISLAM KAFFAH atau JUNDI SYAITHON. Maksudnya ketika kita tidak memasukan diri kita kedalam Islam secara Kaffah maka pada waktu yang sama pastilah kita adalah pengikut Syaithon. Misalnya ketika ada seorang wanita tidak berjilbab padahal jilbab adalah perintah ALLAH maka pada wktu yang sama dia telah berdosa karena telah mengikuti langkah-langkah syaithon
Hidup kita yang selalu mentaati perintah ALLAH tentu akan membuat kita hidup dalam damai karena kita akan selalu dalam perlindungan Allah dan tidak diperbudak oleh pikiran yang telah di rasuki oleh Syaithon.
Secara tidak langsung pikiranlah yang menjadikan orang masuk dalam kesengsaraan karena disamping demi kebaikan, pikiran juga berkembang pada arah yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kemaksiatan, kejahatan dan ketidak adilan juga lahir dari pikiran, pikiran mementingkan pendapat pribadi bukan pendapat ALLAH Swt.
Maka mengembangkan pikiran yang baik atau istilah kita Husnuzdon atau Positif Thingking hidup dalam naungan Allah melalui Alquran membuat pikiran selalu tenang karena hidup dalam perlindungan ALLAH. Hendaklah kita hidup seperti burung di udara dan ikan di laut. Mereka tidak memiliki pikiran yang muluk muluk namun selalu hidup dalam kesederhaan.orang susah bukan karena tidak memiliki apa apa melainkan karena ingin memiliki apa apa dan setelah memiliki ingin meraih yang lain dan akhirnya hidup hanya penuh dengan pikiran "memiliki" tanpa pernah bisa bersyukur dengan yang telah diberikan. Inilah yang disebut diperbudak pikiran.
Allah menjaga dan melengkapi hidup dengan rahmat Nya maka marilah bersyukur dalam kehidupan ini agar kita mewariskan cinta pada kehidupan yang akan datang.
Semoga Kita Hidup tetap dalam Perlindungan ALLAH Swt. Amin
Di tulis dan dipublikasikan pertama kali di Bandung, Jum’at 10 Februari 2006
Untuk Kompasianer semua.
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)
Email : adikalbar@gmail.com / assyarkhan@yahoo.com
Facebook / Twitter : adikalbar@gmail.com
Email : assyarkhan@yahoo.com / adikalbar@gmail.com
Mobile : 0858-606-16183
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H