[caption id="attachment_130473" align="aligncenter" width="660" caption="Garuda Pancasila"][/caption]
Suatu Saat di sebuah Sekolah Dasar (SD) Negeri Di Desa Sei Besar Ketapang, Kalimantan Barat, Ada sebuah kelas yang yang muridnya Multi Etnis, kalau saya sebut hampir komplit di seluruh Indonesia ada, Dayak, Melayu, Jawa, Sunda, Batak, Padang, Manado, Bugis, Madura dan lain sebagainya.
Hingga suatu ketika wali Kelas 1 A meminta murid multi etnis itu menghafal Pancasila dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober tahun itu. Satu minggu kemudian, tepatnya hari senin wali kelas mulai mengabsen kahadiran para murid, lalu mengatakan “Anak-Anak, Sebagaimana janji ibu minggu kamarin, hari ini kita akan menghafal Pancasila ke depan kelas satu-satu, Asep Hadir?”. Murid yang bernama Asep maju ke depan kelas dan mulai menghafal Pancasila dalam logat Sundanya “Pancasilaaaa…Satu….Satu….Satu…..”, Ibu wali kelas bertanya “Kenapa Sep, Teacan Apal Pancasila teh?” tanya bu guru. “Iya Bu, baru kemaren menghafalnya…” jawab Asep, “Ya Udah, Hafal Lagi ya…” Bu Guru mengusap kepala Asep.
“Berikutnya Buyung…” Bu Guru melanjutkan. Murid yang bernama Buyung ini dari Padang, dia maju ke depan kelas dan mulai menghafal dengan logat Padang tentunya “Pancasila!...Satu…Ketuhanan Yang Maha Esa…Dua….Kemanusiaan yang dimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Spontan saja semua Anak-anak sekelas itu tertawa, ternyata Buyung telah menggabungkan dua sila dari Pancasila. “Buyung—buyung….” Kata Bu Guru kemudian menyatakan Buyung harus menghafal lagi. Di urutan ketiga dipanggillah namanya Halim, Halim yang asli melayu ini maju ke depan kelas dan mulai menghafal.
“Pancasila…Satu Ketuhanan Yang Maha Esa, Dua…Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Ketiga..Persatuan Indonesia, Empat….Empat lukman lupa bu” kata lukman kepada gurunya. Bu Guru yang merupakan wali kelas ini merasa kecewa dengan kondisi belum ada yang menghafal Pancasila dengan benar di kelas itu, tetapi dia ingin memberikan contoh bagaimana menghafal,masih ada satu harapan diantara seluruh murid yang ada, Dialah UCOX yang terkenal jago dalam hal menghafal. Akhirnya Bu Guru memanggil Ucox untuk memberikan contoh penghafalan Pancasila yang benar.
Dengan senyum bangganya Ucox maju kedepan, sambil melirik murid tercantik dikelas tersebut, Ucox bersiap-siap dengan gayanya untuk menghafal Pancasila. “TEman-TEman Semuanya, Ucox Akan MEnghafal Pancasila” dengan logat Bataknya membuat semua murid tersenyum.
Masih dengan Logat Bataknya Ucok meneruskan hafalanya “ Pancasila. Satu…KEtuhanan Yang Maha Esa, Dua…KEmanusianaan yang Adil dan BEradab!”. Semua murid tertawa karena logatnya yang lucu ini, Ucox terdiam dan konsentrasinyaterganggu, hafalanya buyar sesasat, namun setelah semuanya diam Ucoxpun Melanjutkan “TIGA, AMPAT DAN LIMA , TIDAK ADA PEERUBAHAN” . Seisi kelas tersebut semakin terpingkal-pingkal dan ngakak mendengar hafalan Ucox ini.
Catatan :
Apa Karena ini Bang Ruhut Sitompul Pintar “ngeles” Ya ? Tetapi sepintar-pintarnya Bang Ruhut “ngeles” belum bisa mengalahkan Raja Ngeles Dunia, Siapa Dia?Dialah KOMENG…..yang pasti banyak juga anak bangsa ini tidak hafal Pancasila, Selamat hari Kesaktian Pancasila Untuk Seluruh Bangsa Indonesia.
Bandung, 10 September 2011
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype : adikalbar / PIN BB : 322235A9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H