Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jilbab, Fenomena Remaja Modern Indonesia

9 Agustus 2011   18:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:56 3870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_124310" align="aligncenter" width="625" caption="Talent : Gyta Puspita (Alumni Rabbani Hamas Institute)"][/caption]

Sebagai bangsa yang beradab , lahir dari keturunan nenek moyang bangsa yang menjaga sopan santun tentunya patut disyukuri jika saat ini Wanita Indonesia, khususnya kalangan Remaja banyak yang sudah menggunakan jilbab dan berbusana sopan, menjaga kepribadian dan tentunya cerdas serta memiliki segudang prestasi yang luar biasa.

Kini, Jilbab menjadi fenomena tersendiri di Masyarakat Indonesia, bahkan begitu banyak perancang busana asing yang sudah memulai ancang-ancang untuk “mengganggu” pasar Indonesia bersaing dengan Pengusaha Nasional untuk meluncurkan model jilbab dan busana muslim karya mereka. Indonesia dilirik karena dinilai memiliki potensi pasar yang besar dimasa mendatang, sudah ada pernyataan dari Belanda, Inggris dan Prancis. Subhanallah…

[caption id="attachment_124311" align="alignleft" width="300" caption="Jilbab, Fenomena Remaja Modern Indonesia"][/caption]

Bahkan kini, di Jakarta sudah ada Club Jilbab Cantik, untuk mengkampanyekan busana sopan ini. Ditengah fenomena “pasar” jilbab yang semakin semarak ini, ada beberapa hal yang menjadi fenomena juga dimasyarakat kita, diantarnya memang masih ada wanita muslimah yang tidak mengenakan jilbab. Banayak factor yang menyebabkan mereka tidak berjilab misalnya tidak memiliki pengetahuan tentang ilmu agama terkait menutup aurat itu wajib hukumnya. Atau ada juga yang tahu, tapi pura-pura pura-pura tidak tahu. Aurat dipamerkan kemana-mana, mengundang mata “nakal” laki-laki yang melihatnya. Padahal ALLAH menjadikan jilbab sebagai penjaga dan pembeda bagi wanita muslimah .

Ada juga wanita muslim yang berjilbab, namun jilbabnya jilbab gaul atau bahasa lainnya sama saja dengan tidak berjilbab. Diantaranya ada yang mengenakan kerudung mini yang hanya menutup kepala saja sedangkan bagian-bagian lain tidak tertutup. Padahal Allah meminta wanita hanya menampakan wajah dan telapak tangan, begitu berharga dan mulianya wanita dalam pandangan ALLAH Swt.

Ada juga diantara wanita muslimah yang telah memiliki niat untuk menyempurnakan jilbabnya, namun terhalang dengan berbagai hal, dilarang orang tua, dilarang suami, masalah dana, keraguan dari lingkungan, dan lainnya. Maka pentingnya untuk menanamkkan Nilai-nilai Diniyah kepada siapapun yang berhubungan dengan kita terutama keluarga, Benar bahwa Allah juga memerintahkan kita untuk taat pada orang tua dan suami, namun ketaatan kepada orang tua dan suami bukanlah pada hal-hal yang melanggar perintah AllAh. Sesungguhnya, tidak ada ketaatan pada mahluk dalam rangka bermaksiat kepada Allah.

[caption id="attachment_124315" align="alignright" width="300" caption="Gyta Puspita (Alumni Rabbani Hamas Institute)"][/caption]

Kemudian ada pula wanita muslimah yang sudah konsisten menutup auratnya, tetapi ada beberapa keinginannya tidak tercapai misalnya jodoh ,suami atau apa saja, sehingga frustasi dan memutuskan untuk tidak berjilbab lagi. Fenomena ini sering kali terjadi dimasyarakat kita dimana ketika berjilbab tetapi tidak diiringi dengan meningkatkan keyakinan kepada ALLAH.

Dan kita berharap wanita muslimah seluruh dunia khususnya Indonesia, menggunakan jilbab karena IMAN, Karena Aqidah dam karena memang ini adalah Perintah ALLAH. Fenomena-fenomena jilbab disampaikan diatas, terjadi di masyarakat modern saat ini, terutama dikalangan remaja Indonesia.

Bandung, 10 Agustus 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype : adikalbar / PIN BB : 322235A9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun