[caption id="attachment_125646" align="alignleft" width="280" caption="Jelang 11 September, Sekolah di AS Ajarkan Islam from foxnews.com"][/caption] Pennsylvania - Sebagai bentuk perayaan 10 tahun tragedi 11 September, sekolah-sekolah di Pennsylvania barat berencana untuk mengajarkan tentang Islam dalam kurikulum sekolah mereka untuk memberikan siswa pandangan yang lebih baik tentang iman dan Islam.
"Jika kita ingin siswa kita bisa memecahkan masalah di masa depan, mereka harus memilikipemahaman yang kuat tentang agama-agama dunia," kata Doug Kirchner, Pemimpin Kurikulum Studi Sosial Sekolah Menengah Atas (SMA) St Clair, Pittsburgh Tribune pada Wartawan sebagaimana dilansir situs berita Foxnews.com kemarin (15/8).
Memperkenalkan pelajaran baru dalam semester musim semi mendatang, siswa di St Clair akan ditawarkan sebuah analisis yang rinci tentang Islam di kelas yang banyak dipeluk warga Asia dan Timur Tengah.
"Program ini berjalan seperti sebuah pengajaran biasa di kelas " kata Kirchner.
"Siswa mulai melihat bagaimana politik, ekonomi dan budaya dapat terjalin dengan baik." Lanjutnya.
Di Sekolah Tinggi Greensburg Salem, siswa akan diperkenalkan dengan Islam mulai dari kelas enam.Dalam studi mereka diajarkan tentang Perang Salib sebagai bagian dari unit studi internasional.Mereka akan memiliki kursus kedua tentang Islam di kelas 11 mereka nanti, kita akan fokus pada lima agama terbesar dunia, Islam , Kristen, Yudaisme, Budha dan Hindu."Ini cara baru untuk mereka agar memahami dunia," kata Bob Lehman, guru ilmu sosial di Greensburg Salem.
"Mereka memiliki dasar tentang Kristen dan Yahudi, tetapi tidak memiliki pemahaman tentang Islam dan Muslim dan kini mereka akan memahami itu" lanjut Bob Lehman
Sejak tragedi 11 September 2011, Muslim AStelah meningkat antara enam menjadi tujuh juta jiwa saat ini, dan telah terjadi pengikisan hak-hak sipil mereka, dengan kepercayaan yang berlaku di Amerika saat ini.
Survei di Amerika Serikat telah mengungkapkan bahwa mayoritas orang Amerika hanya tahu sedikit tentangIslam.Sebuah jajak pendapat Gallup baru-baru ini ,menemukan 43 persen orang Amerika mengaku merasa setidaknya "sedikit" berprasangka negatif terhadap Muslim.
Menghadapi banyak pertanyaan tentang program studi Islam tersebut, pejabat pendidikan mengatakan pendidikan akan fokus pada sejarah tanpa menghubungkannya dengan kekerasan.
"Kami memberikan anak-anak gambaran yang akurat dari berbagai sistem kepercayaan yang berbeda di seluruh dunia," kata Claudia Gallant, asisten kepala sekolah untuk urusan akademik.
"Keputusan Kurikulum dibuat di tingkat lokal," kata Tim Eller, juru bicara negara Departemen Pendidikan.
"Namun, dengan dampak yang terjadi setelah 11 September, sekolah di Pennsylvania telah memasukan dalam pelajarantersbut dalam kurikulum mereka " lanjut Tim Eller.
Serangan 11 September juga akan dimasukkan untuk pertama kalinya dalam kurikulum AS di semua lembaga pendidikan dan kursus, diajarkan di beberapa tingkat atas kelas elektif yang akan fokus pada kejadian yang menyebabkan serangan dan efek.Pelajaran tidak akan fokus pada teroris yang tidak terbatas pada satu agama, kata Michael Dreger, ilmu sosial koordinator kurikulum.
"Ada kelompok-kelompok radikal dalam Islam, ada kelompok-kelompok radikal dalam Kristen dan Yahudi," katanya.
"Kami tidak ingin fokus pada aspek-aspek negatif dari satu agama." tegasnya
Namun, sebagian umat Islam masih khawatir tentang masuknya serangan 11 September dalam pendidikan dan kursus akan menstigmatisasi mayoritas Muslim moderat.
"Mereka harus belajar tentang hal itu dalam konteks yang tepat." Kata Moein Khawaja, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam menegaskan.
Sumber : Foxnews.com , Danielpipes.org , Americanthinker.com ,usatoday.com , CBNNEWS.com
Bandung, 16 Agustus 2011
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adikalbar / PIN BB : 322235A9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H