Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Era Rezim Jokowi, Polisi Kini Semakin Tak Terpuji (Foto)

26 November 2014   07:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:49 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_356130" align="aligncenter" width="560" caption="Buruh Demonstrasi Polisi Rusak Motor Dengan Tindakan Tak Terpuji (Sumber : TV Berita) "][/caption]

Penulis : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Twitter : @assyarkhan

Hampir setiap Pemerintahan bisa disebut Rezim, jadi buat fanatikus Jokowi jangan tersinggung. Tersinggung tandanya benar, jadi menikmati demokrasi adalah dengan cara menghargai kebebasan berpendapat. Jika Penulis amati dari sejak Pelantikan bahkan sebelum pelantikan, terutama setelah pengumuman Pemenang oleh KPU, Polisi seperti unjuk gigi. Entah untuk Siapa padahal semua orang punya gigi, tetapi bisa jadi untuk sang Idola Polisi saat ini yakni Jokowi, sehingga terlihat tindakan tidak terpuji para Polisi semakin tersaji, Hampir disemua situasi dan demonstrasi selalu ada tindakan brutalisme Polisi, seperti sedang menakut-nakuti padahal tikuspun tidak takut buat menghadapi.

Tindakan Brutal Polisi dalam setiap demonstrasi seperti memang sudah diatur untuk membuat trauma, membuat orang berhenti bersuara, Bahkan akhir-akhir ini Jokowi pun ikut akan mengatur mateir khutbah jum'at sebelum disampaikan khatib ke Audiensi. Oh...Rezim..Sungguh 2 Ribu sesal pada pemilih yang akhirnya taubat dari kesalahan memilih pemimpin Negeri.

Hampir semua orang siapapun menyesalkan sikap brutalisme ala preman kaum Polisi pada setiap aksi Demonstrasi, membuat drama seolah-olah pelaku demonstrasi yang memulai semuanya padahal semuanya bisa saja dibikin sendiri, namanya juga konspirasi, apapun bisa terjadi.

Kisah teranyar adalah ketika Demonstrasi kaum buruh menuntuk kenaikan upah, ketika itu Buruh yang melakukan aksi protes di berbagai tempat di antaranya di Kawasan EJIP, Pemda Bekasi, Kawasan MM 2100, Kawasan Jababeka, dan beberapa titik yang ada di Kabupaten Bekasi, mendapatkan balasan tindakan represif dari Kepolisian. Tindakan tidak terpuji bahkan pantas dicaci maki "Menjijikan" tersebut terlihat dari pengrusakan kendaraan roda dua milik buruh yang sedang terparkir di depan-depan pabrik, penyerangan terhadap beberapa buruh, serta penangkapan terhadap puluhan buruh.

Dalam laporan Aliansi Buruh Bekasi pantas Kita mempertanyakan kepada pihak kepolisian mengenai kesalahan para buruh. Itu hanya unjuk rasa biasa, maka harusnya hanya cukup dibubarkan, tidak perlu ada tindak kekerasan apalagi anarkisme yang selalu dinyanyikan Pak Polisi dalam setiap kesempatan "Demontrasi Boleh Tetapi Jangan Anarkis", Ah itu ternyata nyanyian saja, atau sebuah kampanye orang lain jangan anarkis tetapi Polisi boleh Anarkis. Sama dengan kampanye salah satu kandidat Capres, Pemilu jangan curang eh Curang juga dan akhirnya menang. Orang lain tidak boleh curang hanya dia yang boleh curang. Strategi yang cantik memang tetapi menjijikan.

Peristiwa para buruh yang tengah duduk-duduk di depan pabrik justru diserang beberapa gerombolan polisi. Sejumlah motor pun buruh dirusak oleh oknum-oknum Polisi yang bertugas. Kita harus mengecam tindakan Polisi yang biadab ini, Penyerangan terhadap beberapa buruh yang hendak pulang dari aksinya di Pemkab Bekasi menjadi bencana dalam demonstrasi pada hari itu.

Berikut Foto FAKTA yang dilakukan Polisi pada Demonstrasi Para Buruh Jum'at 21 November yang lalu selain foto diatas dalam tulisan ini.

[caption id="attachment_356131" align="aligncenter" width="333" caption="Motor yang Dihancurkan Polisi Di Kawasan Industri (Dok. Pribadi) "]

1416937793163794534
1416937793163794534
[/caption]

Jakarta, 25 November 2014

ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Latar Belakang Penulis :

- Ketua Divisi Training & Advokasi Buruh LBH PTKI (Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) Ketapang, Kalbar (2002 - 2004)

- Presiden Forum Majelis Ta'lim Pekerja Profesional (FORMATAP) Jawa Barat (2006 - 2012)

- Relawan Jaringan Buruh Tani Dan Nelayan (JBTN) Jawa Barat (2006 - 2008)

- Staff Divisi Tani, Tenaga Kerja dan Buruh (TTKB) PKS Kota Bandung (2008 - 2010)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun