[caption id="attachment_98734" align="aligncenter" width="631" caption="Ilustrasi from google.com"][/caption] Pada masa dulu, sebelum dunia diciptakan seperti yang kita kenal sekarang dan manusia belum lagi menginjakkan kakinya di sana, semua sifat kebaikan dan kejahatan berkeliaran tak tentu arah dan merasa bosan, tak tahu apa yang hendak dilakukan.
Suatu hari, mereka berkumpul dan merasa lebih bosan lagi daripada sebelumnya, sampai ketika Kecerdikan mengemukakan usul :
"Mari kita bermain petak umpet"
Mereka semua menyukai ide tersebut, dan secara tiba Kegilaan berteriak : "Aku ingin menghitung, biar aku saja yang menghitung!" Dan karena tidak ada yang cukup gila untuk ingin mencari kegilaan, semua yang lain setuju saja. Kegilaan segera bersandar ke pohon dan mulai menghitung, "Satu, dua, tiga..."
Sementara Kegilaan menghitung, semua sifat kebaikan dan kejahatan tsb bersembunyi.
Kelembutan menggantung dirinya di ujung bulan,
Pengkhianatan bersembunyi di tumpukan sampah.
Kasih sayang bergulung di antara awan, dan
Nafsu Kegairahan pergi ke tengah2 bumi.
Kebohongan berkata akan bersembunyi di bawah batu, tapi ternyata justru bersembunyi di dasar danau.
Sementara itu, Ketamakan masuk ke dalam kantung yang kemudian ternyata dirobeknya karena tidak muat.
Dan Kegilaan masih terus menghitung,
"Tujuh puluh sembilan, delapan puluh, delapan puluh satu..."
Ketika itu, semua sifat tersebut telah bersembunyi - kecuali Cinta. Seperti keragu-raguan dalam cinta, dia tak bisa memutuskan kemana harus bersembunyi. Dan ini tentu tidak mengejutkan karena kita semua tahu ! betapa sulitnya menyembunyikan cinta.
Pada saat Kegilaan sampai pada hitungan ke-100,Cinta segera melompat bersembunyi ke kebun bunga Mawar. Dan dengan bersemangat Kegilaan berbalik dan berteriak, "Bersiaplah, ini aku datang! Akan kutemukan kalian semua"
Kemalasan adalah yang pertama ditemukan, karena dia bahkan tidak punya energi untuk mencoba bersembunyi. Kemudian, secara hampir beruntun Kegilaan segera menemukan Kelembutan di ujung bulan, Kebohongan di dasar danau dan Gairah di tengah-tengah bumi. Satu persatu Kegilaan menemukan mereka semua -kecuali lagi-lagi Cinta.
Kegilaan mulai menjadi semakin gila karena putus asa untuk menemukan Cinta. Tapi Kecemburuan yang iri pada Cinta karena belum juga ditemukan, berbisik pada Kegilaan, "Kau hanya perlu mencari Cinta, dan dia bersembunyi di ! semak bunga Mawar."
Kegilaan mengambil garpu taman dan menusuk2annya serampangan ke arah semak Mawar. Dia terus menusuk2 sampai terdengar suara tangis memilukan yang membuatnya berhenti. Cinta keluar dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan. Di antara jari-jarinya mengalir darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya.
Kegilaan yang terlalu bersemangat untuk menemukan Cinta, tanpa sengaja telah melukai mata dari Cinta. "Apa yang telah kulakukan!" teriaknya menyesal. "Aku telah membuatmu buta! Bagaimana aku harus memperbaikinya?" Cinta menjawab, "Kau tak mungkin memperbaikinya. Tapi kalau kamu bersedia melakukan sesuatu untukku, kamu bisa menjadi penunjuk arah-ku."
Dan semenjak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam kegelapan, karena dia selalu didampingi oleh Kegilaan.
Ditulis pada Januari 2005 dan pernah di publish di www.myquran.org
Untuk yang tergila-gila dalam cinta
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)
Email : adikalbar@gmail.com / assyarkhan@yahoo.com
Mobile : 0858-606-16183
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H