Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Itu Ah Hanya Sepenggal Kisah

14 April 2011   08:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:49 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1302768374210363176

[caption id="attachment_100664" align="aligncenter" width="675" caption="Cinta itu Hanya Sepenggal Kisah"][/caption]

Cinta itu seperti kupu-kupu, tambah dikejar, tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang disaat kamu tidak mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih, tapi cinta baru berharga kalau diberikan pada seseorang yang menghargainya. Jadi jangan buru-buru dan pilih yang terbaik.

Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang "sempurna" bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah bilang "I love you" kalau kamu tidak perduli kepadanya.

Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya berbohong. Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya...

Cinta bukan "Ini salah kamu", tapi "Ma'afkan aku".

Bukan "Kamu dimana sih?", tapi "Aku disini".

Bukan "Gimana sih kamu?", tapi "Aku ngerti kok".

Bukan "Coba kamu gak kayak gini", tapi "Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya"

Kompatibilitas yang paling benar bukan diukur berdasarkan berapa lama kalian sudah bersama, maupun berapa sering kalian bersama, tapi apakah selama kalian bersama, kalian selalu saling mengisi satu sama lain dan saling membuat hidup yang berkualitas.

Kesedihan dan kerinduan hanya terasa selama yang kamu inginkan dan menyayat sedalam yang kamu ijinkan. Yang berat bukan bagaimana caranya menanggulangi kesedihan dan kerinduan itu,tapi bagaimana belajar.

Cara terbaik mencintai :

Jangan pernah jatuh cinta, karena jika jatuh itu sakit, jatuh itu berderai, dan setelah berderai tidak bisa kamu kembalikan seperti semula, tetapi taruhlah cintamu pada tempatnya , di taruh tempat yang indah, disimpan dengan rapi, bukan di jatuhkan, karena sekali lagi jatuh itu sakit, jatuh itu berderai. Jikapun harus terjatuh , jatuhlah dengan kondisi yang baik tapi jangan terhuyung-huyung.

Cinta itu….membuat Anda konsisten dan tidak memaksa, cinta membuat anda berbagi dan tidak bersikap tidak adil, cinta itu membuat Anda mengerti dan tidak banyak menuntut.

Memang sakit melihat orang yang kamu cintai sedang berbahagia dengan orang lain, tapi sesungguhnya lebih sakit lagi kalau orang yang kamu cintai itu tidak berbahagia bersama kamu. Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengannya, tetapi lebih menyakitkan apabila kamu dilupakan oleh kekasihmu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu rasakan.

Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang dan jatuh cinta, hanya untuk menemukan bahwa dia bukan untuk kamu, dan kamu sudah menghabiskan banyak waktu untuk orang yang tidak menghargainya.

Kalau dia tidak bisa dipercaya sekarang, dia tidak akan pernah bisa dipercaya lagi setahun ataupun 10 tahun lagi, biarkan dia pergi….lepaskan cinta itu, jangan pernah berharap lagi dia datang….

Selamat Mencintai dengan Bijak…

Bandung , 14 April 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Email : adikalbar@gmail.com/ assyarkhan@yahoo.com

Mobile : 0858-60-6161-83

Yahoo Massanger : adikalbar , assyarkhan

GoogleTalk : adikalbar

Facebook / Twitter : adikalbar@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun