Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cap Stempel Darah Untuk Jokowi

21 April 2012   00:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:21 2878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_175927" align="alignright" width="365" caption="Jejak Darah Setelah Berita, Jangan Coba Coba Mengkritik Jokowi Jika Tidak Ingin Mati (jakcity.com)"][/caption]

Melihat membabi butanya Supporter Jokowi dalam memberikan dukungan, sepertinya Stempel Darah Untuk Jokowi akan terjadi. Karena memang hal ini sudah bukan barang Aneh dikalangan kader Partai Demokrasi Perjuanga (PDI-P). Dulu, tahun 2004 Puluhan Kader dan simpatisan PDIP itu melakukan aksi stempel darah di kantor DPD PDI P Jawa Barat. Dalam aksinya mereka menggunakan silet untuk menyayat  dan menusuk jari jempol kemudian lalu di bubuhkan ke spanduk. Aksi ini sengaja dilakukan para kader dan simpatisan PDI P untuk menolak  kinerja KPK karena berani memanggil Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri untuk dijadikan saksi terkait kasus dugaan suap Travel Cheque pemenangan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goetom pada 2004 silam. Beritanya Anda bisa baca sini.

Kemudian,diera Almarhum Abdurrahman Wahid (Gusdur), Supporter Gusdur membuat Pasukan Berani Mati, disisi lain Megawati didukung Stempel Darah untuk memenangkan Megawati. Budaya premanisme, dukungan membabi buta, taklid dan kultus individu ini sudah menjadi tradisi bangsa khususnya untuk kelompok tertentu untuk mencapai apa yang diinginkan.

Lalu, Bagaimana dengan JOKOWI yang notabene kader PDI-P, mungkin sekarang tidak atau belum ada untuk Gerakan Stempel Darah Untuk Jokowi tetapi melihat gelagat pengkultusan Jokowi bahkan jangan coba-coba memberikan kritikan terhadap Jokowi jika tidak ingin mati.

Sehingga, Seorang Kompasianer membuat Artikel Sekali Jokowi Tetap Jokowi. Aha, Jakarta atau bahkan Indonesia mau dibawa kemana jika demokrasi dibangun dengan cara premanisme seperti ini. Artikel Saya yang mengangkat Jokowi sebenarnya lebih menekankan Jika Jokowi mau mau jualan baju atan membangun brand kotak-kotak silahkan, jalani dan nikmati aja. Tetapi, jangan membuat blunder dengan mengatakan motif lain membosankan, kan jadi tidak elegan apalagi jika motif itu menyangkut budaya khasanah bangsa sehingga orang-orang betawi banyak mengecam Jokowi karena ucapannya.

Jokowi boleh saja berkilah bahwa salah tafsir dan pasukan Jokowi di media jejaring sosial membuat opini pembelaan, itu silahkan saja. Era demokrasi seperti ini semua orang boleh menyampaikan pendapatnya, Cuma saran Saya jangan membabi buta dan jangan kultus individu yang dapat membutakan hati dan kehilangan akal sehat, karena ikatan kepemimpinan yang ingin kita bangun bukan emosional melainkan rasional dan kritis.

Premanisme dan dukungan membabi buta ke Jokowi ini bisa berakhir dengan Sumpah dengan Stempel Darah sebagaimana sering kader PDIP lakukan selama ini, sehingga menyebar terror dan ancaman. Sehari kemarin tidak kurang dari 30 SMS yang Saya terima bernada terror dan sepertinya dari pendukung Jokowi. Berikut bunyi SMS yang tetap akan Saya simpan sebagai bukti :

Merdeka, Anda Anjing! Jangan Ganggu Jokowi” SMS dari nomor 083815780XXX

“Kami Akan Cari Tempat Tinggal Anda, Dan Anda Rasakan Sakitnya Nanti” 082146792XXX

“Tong Kosong Nyaring Bunyinya,,Instropeksi…Merdeka!” 0838157208XX

“Anda Bangsat Adi, Sekali Jokowi Tetap Jokowi! Anda Sudah Siap Mati? Jangan Salahkan Kami Jika Anda  mati Dengan Artikel Anda” 085647632XXX

Waw, Dahsyat sekali bukan? Bagaimana Supporter Jokowi membangun dengan cara Premanisme dan dukungan membabi buta dan kultus individu sebagaimana yang pernah dilakukan saat mebela Megawati dengan kata utama “Merdeka!”. Kadang kalau dipikir-pikir, Kita ini mau membawa bangsa ini kemana? Indonesia semakin runyam dan tidak jelas akan menjadi Republik apa kedepannya.

Atau ada yang Salah dengan GARUDA PANCASILA? Entahlah, tetapi cara-cara Premanisme ini sudah serin saya hadapi ketika Saya masih Mahasiswa, bagaimana Saya diterror akan dikarungi dan akan dilempar ke Sungai Pawan saat Saya mengkritisi Korupsi Bupati Ketapang, Kalimantan Barat pada tahun 2002-2004, Siaran Radio Saya diawasi intelijen utusan bupati, setiap perjalanan dibuntuti, Rumah dilempari batu. Saya katakan semua itu sudah Saya rasakan. Apa yang kita cari didunia ini, toh semua kita akan mati juga. Anda atau Saya dan semua kita akan mati. Lalu, apa yang kita cari?

Mengatakan sesuatu apa adanya memang menyakitkan, kawan. Akankah nanti akan ada Stempel Darah Untuk Jokowi? Jika penerapan Premanisme dalam mencari dukungan kemungkinan itu pasti ada, apalagi itu paling sering dilakukan oleh kader-kader PDI Perjuangan.

[caption id="attachment_175928" align="aligncenter" width="640" caption="Jokowi & Simbol Simbol Mengerikan (hariansumutpost.com)"]

1334966238379297177
1334966238379297177
[/caption]

Sumber :

Stempel Darah Kader PDI-P 1

Stempel Darah Kader PDI-P  2

Harus Digantikan Lagu Garuda Pancasila

Bandung, 21 April 2012

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi) / Follow Me : @assyarkhan

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183 / YM: assyarkhan, adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun