Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen "One Man Show" dalam Perusahaan

12 Oktober 2011   07:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:03 5086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_136490" align="aligncenter" width="611" caption="Memajukan Perusahaan Dengan Kerja Tim"][/caption]

Anda pernah melihat atau bahkan merasakan dalam sebuah perusahaan yang sangat bagus “keberhasilannya”? Hal ini bisa dicerminkan dari meningkatnya Omzet Perusahaan dan bertambahnya Asset Pemilik Saham Perusahaan. Majunya perusahaan ini jika ditilik lebih lanjut lebih cendrung karena segala sesuatunya diputuskan dan ditetapkan oleh seorang leader. Semua rancangan produksi dan strategi penjualan dibuat dan diputuskan sendiri oleh dia. Subordinasi dibawahnya hanya menjalankan petunjuk darinya saja dan kemudian melaksanakannya. Itulah salah  bentuk koordinasi yang dilakukannya. Dengan kepemimpinan seperti itu tampaknya Tertutuplah kontak alur gagasan dari subordinasinya. Dia sangat yakin semua keputusannya adalah tepat dan benar. Karena keberhasilannya kalangan direktur lainnya dan bahkan manajemen puncak merasa sangat segan terhadapnya. Dalam istilah manajemen disebut “Manajemen One Man Show”.

Dalam sebuah kesempatan presentasi seorang Direktur Bank Di Indonesia menyatakan bahwa Majunya sebuah perusahaan dengan cepat harus mampu membuat Semua orang bekerja dengan All Out, bukan dengan One Man Show atau pertunjukan dirinya sendiri, kesuksesan apapun dari setiap keputuasan adalah darinya, bukan keputusan bersama, jikapun ada rapat sebenarnya dia sudah memiliki keputusan sendiri. Banyak analis manajemen mengatakan bahwa manajemen One Man Show hanya cocok untuk perusahaan milik pribadi seorang BOS, ketimbang perusahaan yang dipegang sahamnya secara bersama-sama.

Berbahayanya adalah ketika manajemen ini menular ke Jajaran dibawahnya, misalnya ketika ada bahwannya yang menjadi Kepala Cabang di berbagai daerah menerapkan One Man Show ini, yang terjadi adalah minimnya kaderisasi atau orang yang professional dibawahnya karena mulai dari ide,wewenang, keputusan, dan kontrol ditangani seorang saja, Perusahaan semacam ini rentan kolaps kalau sang pemimpin tidak ada lagi..

Manajemen absolute one-man show sebenarnya hanya efektif diterapkan pada perusahaan sole proprietorship di mana perusahaan memang milik pribadi, juga struktur perusahaan juga tidak begitu kompleks, dan mungkin perusahaan ‘belum dapat’ menjaring kualitas SDM yang terbaik di perusahaannya. Namun dengan berkembangnya perusahaan menjadi sebuah perusahaan menjadi sebuah partnership apalagi menjadi sebuah full-fledged corporation yang mengakibatkan semakin kompleksnya struktur perusahaan dan semakin kompleksnya transaksi perusahaan tentu one-man direction menjadi sangat tidak efektif karena hampir tidak mungkin seseorang dapat menangani semua problematika yang ada di perusahaan. Pada saat inilah ia harus mendelegasikan kewenangannya kepada orang2 yang mempunyai profesionalitas yang tinggi untuk mencapai keefektifan operasional.

Kemudian jika ditinjau dari perilaku dan kompetensi pegawai, Perusahaan dengan manajemen “One Man Show” tidak cocok untuk pegawai dengan kompetensi achievement tinggi, karyawan yang memiliki motivasi tinggi untuk berkarya dan berkontribusi yang dituntut ada dalam diri pegawai tuk perusahaan dalam tingkat persaingan tinggi dan lingkungan yang uncertainty. Artinya, Pegawai Manajemen “One Man Show” ini hanya cocok bagi pegawai dengan kebutuhan Direction yang tinggi dalam istilah yang lain ’manut-manut’ dan suka ngomong ‘inggih’ (inggih2 tapi mboten kepanggih), ada salah seorang pegawai perusahaan yang bercerita ketika bekerja di perusahaan dengan sistem “one man show” dinilai sangat menganggung kreatifitas. Semua keputusan harus mengganggu karena smua keputusan direksi bahkan staf harus di setujui yang paling tertinggi diperusahan tersebut, Jika dilihat dari kemajuan perusahaan sangat maju sekali, tetapi tidak dengan karyawannya kecuali orang-orang tertetnu yang dekat denganya. Berdasarkan pengakuan dari pegawai ini hampir semua karyawan bekerja seperti robot, tidak ingat waktu karena harus diselesaikan, jika ada masalah sedikit berujung pada pemecatan, bahkan yang lebih parahnya adalah ketika manajemen ini bersikap tidak mau tau dengan apa yang terjadi dengan tim kerja dibawahnya, yang penting sukses, yang penting omzet, yang penting, beres, jika tidak maka bawahannya dianggap tidak berhasil dan berujung pada memberhentikannya. Ini dampak terburuk pada manajemen “One Man Show”.

Manajemen yang terbaik dalam penyelesaian tugasa dan pekerjaan adalah dengan pendekatan manajemen partnership target atau kinerja bisnis bisa tercapai, ada pemberian otonomi kepada subordinasi sebagai bentuk kepercayaan

Saya menantikan Pendapat Anda?!

Catataan :

Ada Empat hari Tidak Menulis, Idenya Banyak, tapi yang terposting yang ini…Ga Apa2 Dech..Semoga Bermanfaat Untuk Anda

Bandung, 12 Oktober 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di Pontianakpost, Banjarmasinpost, Kayongpost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost dll. Cita-cita ingin tulisannya bisa dimuat di KOMPAS, REPUBLIKA & TIME dan menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN. Anda dapat menghubungi via 081809807764/085860616183 YM: assyarkhan / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar /Skype: adi.rabbani/ PIN BB : 322235A9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun