Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sholat, Kekuatan Cinta dan Tsunami Dalam Film (Video)

10 Desember 2011   04:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:36 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_148564" align="aligncenter" width="636" caption="Nirina Zubir Dalam Film Hafalan Sholat Delisa"][/caption]

"Nirina, Kau Cantik Berkerudung, Berkerudunglah Selamanya...." Ungkapan inilah yang ingin Saya sampaikan pada Nirina Zubir jika suatu saat ketemu nanti, Saya berharap Nirina tidak hanya berkerudung di film tetapi selamanya, Saya berharap Nirina juga menemukan tulisan ini, Semoga. Berkerudunglah Nirina…

Dalam Film terbarunya yang berjudul “Hafalan Sholat Delisa” yang disutradarai Sony Gaokasak, Film ini dibintangi oleh artis film papan atas Indonesia seperti Nirina Zubir, Reza Rahadian, Chantiq Schagerl, Al Fathir Muchtar, Mike Lewis, Loide Christina Teixeira, Gina Salsabila, Reska Tania Apriadi, Riska Tania Apriadi.

Nirina memang bukan bintang utama dalam film ini melainkan gadis kecil Chantik Schagerl yang memerankan Sosok Delisa, seorang gadis kecil yang periang penuh tawa tinggal Lhok Nga desa kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman (Reza Rahadian), Ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi).

Dalam cerita ini,disebutkan tanggal 26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi (Nirina Zubir) sedang bersiap menuju ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara.

Delisa berhasil diselamatkan Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana.

Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan.

Sebuah film yang saya rekomendasikan untuk ditonton nanti, mengabadikan tsunami aceh, kehidupan keluarga kecil muslim di tanah rencong, penuh emosional, motivasi, cinta dan tentunya air mata.

Sebuah dialog mesra Delisa dan Umminya “Kok Delisa belum pake kerudung juga?” kata Ummi, “Ohh, Ummi mau belikan Delisa Kalung” Canda Delisa pada Umminya. Subhanallah Indahnya. Saat Delisa Sholat, Gempa dan Stunami datang menerpanya, sebuah Film yang sungguh-sungguh memainkan Emosi, Super Dahsyat. Tanyakan pada Delisa yang tetap ceria dan penuh semangat walau kehilangan Ummi dan ketiga saudaranya, iringan music dan lagu dapat membuat Anda merinding dan saya pastikan menitikan Air Mata. Bravo Film Indonesia. Allahu Akbar!

Bandung, 10 Desember 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183 / YM: assyarkhan , adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun