Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Money

Loh, Bukannya Anda Beruntung Jadi Bawahan?

8 September 2011   12:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_130216" align="alignleft" width="238" caption="Adi Supriadi (FB :adikalbar@gmail.com)"][/caption]

Di Akhir Ramadhan 1432 H, seperti biasa sebagai HRD tiap tahunnya saya merencanakan akan berkeliling Pabrik yang ada 7 buah dengan total karyawan 2000 orang untuk bermaaf-maafan, ketika akan meninggalkan kantor pusat tepat pada pukul 13.00 Wib, seorang Staff menemani saya masuk lift, dia bertanya “Bapak Mau Kemana, siang-siang sudah meninggalkan kantor?” katanya sembari tersenyum, Saya jawab “Ohya, Inikah akhir Ramadhan, sehari lagi kita cuti bersama, nah hari ini dan besok rencananya keliling Pabrik untuk bermaafan dengan karyawan, bapak nggak ke Pabrik?", Saya akhiri dengan pertanyaan itu Sang Staff ini langsung menjawab “Sayakan sekarang bukan atasan lagi pak, saya tergantung atasan aja, kalo di instruksikan berangkat saya berangkat” katanya. “Loh, Bukannya Kamu Beruntung Jadi Bawahan? Tanya saya kepada sang staff ini, dia mengernyitkan dahi sebagai pertanda bingung.

Sampai di lantai dasar, saya ajak dia untuk duduk di Sofa yang ada diruang tamu,  saya mencoba menjelaskan mengapa dia begitu beruntung menjadi bawahan. Saya ingat Suatu ketika istri saya bilang ketika saya sedang mencairi-cari  celana  tidak ketemu-ketemu “Makanya Ayah teh kalau beli pakaian jangan atasan aja, jadi bingung ketika bawahannay ga ada”, baiklah saya mencoba menggunakan filosofi berpakaian terkait atasan dan bawahan ini. Ada beberapa hal yang perlu dilihat dari filosofi ini :

Pertama, Untungnya Anda menjadi bawahan adalah penyempurna atasan, jika seseorang menggunakan pakaian hanya atasan saja tanpa bawahan maka tidak akan menarik sama sekali, bahkan menggelikan.

Kedua, Jika seseorang menggunakan pakaian hanya atasan saja kemudian tidak menggunakan bawahan, setelah itu dia berjalan di pasar atau ke jalan raya maka orang-orang akan meneriakinya “Orang Gila…Orang Gila”, tapi beda sebaliknya ketika Anda menggunakan bawahan tanpa atasan maka otot-otot anda terlihat gagah, begitu menarik, saat Anda berjalan dan Anda cukup pede menyiram bunga di taman dengan kondisi seperti itu.

Ketiga, Ketika Anda memakai pakaian hanya bawahan saja tanpa atasan maka itu sudah menjadi syarat sah  sholat, karena sudah menutup aurat bagi laki-laki, tapi ketika Anda menggunakan atasan saja tanpa bawahan maka Anda tidak bisa sholat karena aurat anda terlihat. Betapa beruntungnya Anda.

Keempat, Fungsi bawahan itu adalah menutup aurat atasannya, betapa besarnya pahala Anda, karena tanpa Anda betapa stressnya atasan Anda, membuat dia tidak bisa kemana-mana, dan dia bisa malu saat auratnya terlihat banyak orang, tugas Anda sebagai bawahan adalah membuat laporan lengkap yang akan disampaikan dalam meeting, Anda lebih banyak tahu tentang data-data, tanpa Anda kemungkinan dia akan pusing tujuh keliling. Betapa hebatnya Anda bukan?

Kawan, Hal terpenting dalam hal ini adalah bagaimana kita menyadari ada saatnya menjadi atasan dan ada saatnya menjadi bawahan, sehingga kita bisa sempurna atas-bawah, kita bisa mengerti atasan kita dan  kita bisa mengerti bawahan kita, yang buruk adalah ketika seorang atasan tdak pernah mau menjadi bawahan, sehingga dia hanya mengerti untuk dilayani tanpa mengerti apa yang terjadi dengan bawahannya, dan yang paling buruk adalah ketika seseorang hanya senang menjadi bawahan tanpa mau menjadi atasan, dia merasa nyaman dengan kondisi tanpa tantangan. Jadi, kesimpulannya adalah Apapun status kita tidak penting sama sekali, tetapi yang terpenting adalah apa yang sudah kita perbuat buat masa depan kita baik di dunia maupun akhirat, prestasi dan manfaat apa yang sudah kita karyakan untuk kebaikan kita dan kebaikan banyak orang.

Pesan terakhir saya sebelum saya menutup pembicaraan itu “Lebih Baik Mengerjakan Pekerjaan  Biasa dengan cara-cara yang luar biasa maka akan melahirkan karya yang luar biasa, daripada mengerjakan pekerjaan yang luar biasa tetapi dikerjakan dengan cara-cara yang biasa maka tidak menghasilkan apa-apa

Berikan yang terbaik dan jadilah Pemenang !

Bandung, 8 Septemper 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype : adikalbar / PIN BB : 322235A9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun